webnovel

Bab 15-Bertanya-tanya

Sebenarnya Naya sudah tahu kalau dari tadi Rama mencoba menghubunginya berkali kali,namun tidak Dia hiraukan,kali ini Naya menjawab panggilan Rama.

" Hallo Mas,"jawabnya dengan nada malas.

" Nay,Kamu sedang apa? Kamu sudah berangkat dengan keluarga kamu?" Tanya Rama.

" Iya nich Mas, Aku dan keluargaku sedang ada di tempat acara,maaf ya Mas,nanti saja Kita lanjut lagi ngobrolnya," Naya menjawab pertanyaan Rama

" Iya, Nay, nanti Kamu kabari Aku Yach kalau sudah sampai rumah,dah Sayang !" Rama menutup telponnya.

Naya sampai di dapur dan melihat sudah ada makanan yang tersedia di meja makan,saat Naya hendak duduk di kursi makan, tiba-tiba Ia mendengar pintu rumah di buka,dengan terburu buru Ia melihat ke ruangan depan.

Ternyata Ayah, Ibu juga Adiknya yang datang,Naya menghela napas dalam-dalam,karena Dia berpikir ada orang lain yang masuk.

" Nay, Kamu sudah makan,Nak? " Tanya Dea.

" Belum Bu,baru aja Naya mau duduk di kursi,ech terdengar suara pintu di buka,jadi Naya buru-buru melihat takutnya siapa gitu yang masuk" jawabnya

" Ya sudah sekarang kamu lanjutin makannya Yach ! Ayah sama Ibu mau istirahat dulu di kamar," perintah Dea

Saat Dea dan Darma juga Dimas berjalan menuju kamar masing-masing,Naya baru teringat dengan ucapan Gabriel kalau Dia malam ini akan datang bersama pamannya Ia pun menghentikan langkah keluarganya.

"Tunggu Yah,Buk, Dek,ada yang mau Naya omongin," panggilnya.

Mereka bertiga pun menghentikan langkah kaki mereka Naya mengajak keluarganya duduk di sofa ruang tv yang berada dekat dengan mereka.

" Ayah,Ibu, mari Kita duduk dulu, Aku mau bicara sebentar,Kamu juga Dek,duduk sini sama kakak," ajak Naya.

Merekapun duduk di sofa ruang tv dan bertanya kepada Naya.

"Ada apa Nak? " Darma mulai bertanya kepada putrinya yang duduk di hadapannya.

"Iya Nak,ada apa?" Sambung Dea.

"Tahu nich kakak,ada apa sich Kak? Kayanya serius banget,orang mau istirahat juga?" Gerutu adik kesayangannya itu.

Naya menarik nafas panjang dan mencoba memulai ceritanya.

"Begini Buk,Yah, tadi Gabriel jemput Aku ke kantor dan mengantarku pulang, dan Dia bilang kalau malam ini Dia akan datang kesini bersama Pamannya,"Naya menjelaskan maksudnya.

" Tapi kenapa Gabriel datang kesini bersama pamannya?apa ada hal serius yang mau di bicarakan dengan keluarga?" Dea bertanya dengan nada serius

" Sudah lah Buk, mungkin pamanya Gabriel hanya ingin berkenalan saja dengan putri Kita,sebaiknya Ibu tidak perlu terlalu khawatir,lebih baik Kita sambut saja kedatangannya nanti." Darma menjawab pertanyaan yang belum sempat di jawab oleh putrinya,sambil melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

" Ini sudah lumayan malam Nak,kapan Gabriel datang?" Darma kembali bertanya kepada putrinya.

Naya melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya iya melihat waktu menunjukkan pukul 21.00

"Sebentar Yah, Naya coba telpon Gabriel dulu." Ucapnya,kemudian gadis cantik itu mengambil ponselnya yang di simpan di atas meja yang berada di hadapannya.

Sementara di rumah Gabriel.

"Bi, apa paman sudah siap? Tanya Gabriel kepada bibinya.

"Sudah dari tadi,paman mu bersiap-siap,emang mau pada kemana sich?ko bibi enggak di ajak? " Tanya Endah penuh selidik

Endah dan Hasan adalah paman dan bibi Gabriel,mereka termasuk orang yang sangat menyayangi Gabriel.

Sejak lulus SMP Gabriel sudah tidak tinggal bersama orangtuanya namun Ia tinggal di rumah neneknya dan rumah neneknya bersebelahan dengan rumah paman dan bibinya,itulah sebabnya Gabriel lebih dekat dengan paman dan bibinya ketimbang dengan Ayah dan Ibunya.

" Nanti juga Bibi akan tahu sendiri,sudah ya Bi, Aku sama Paman pergi dulu,mau menjemput seseorang." Jawabnya dengan memberikan senyuman kepada Bibinya.

Endah hanya tersenyum melihat tingkah ponakannya itu.

Tidak lama kemudian pamannya Gabriel datang.

"Yu Bil, Kita berangkat nanti keburu malam tidak enak sama keluarga pacarmu" ajaknya

Gabriel hanya menganggukan kepalanya dan berpamitan kepada Bibinya sambil mencium punggung tangan Bibinya sebagai rasa hormat kepada bibinya

Saat Dia keluar dan hendak memasuki kendaraan roda empatnya Tiba-tiba terdengar suara wanita tua memanggilnya.

"Bil, Gabriel."panggi wanita tua itu

Gabriel pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara itu,yang tidak lain adalah nenek kesayangannya, Dia tersenyum kepada neneknya.

"Nenek, Aku kira nenek sudah tidur makanya Aku tidak berpamitan kepada Nenek,maaf ya Nek!"ucapnya sambil mencium punggung tangan wanita tua itu.

"Enggak,ini kan masih sore,lagi pula Nenek kan harus menunggu tamu yang akan Kamu ajak ke rumah Nenek" ucap wanita tua itu sambil mengusap rambut cucu kesayangannya itu.

"Ya sudah Nek, Aku berangkat dulu ya,"Gabriel berpamitan sambil membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil.

"Iya, hati-hati ya,San Kamu jagain ponakan Kamu jangan sampai Dia bawa mobil kebut-kebutan" Wanita tua itu berpesan kepada pamannya Gabriel.

"Iya Buk" jawab paman Gabriel.

Gabriel melambaikan tangannya kepada Nenek kesayangannya dan pergi meninggalkan kediaman Neneknya.

Di tengah perjalanan pamannya menawarkan sesuatu kepada keponakannya itu.

" Kamu enggak beli makanan dulu Bil?buah tangan gitu buat keluarga pacarmu?" Tanya Hasan kepada Gabriel.

"Iya Yach,kira-kira beli apa ya paman?" Jawab Gabriel.

" Terserah Kamu saja Bil !" Jawabnya singkat

" Ya udah di depan ada super market kita beli makanan sama buah-buahan aja disana, gimana paman?" Jawabnya.

Pamannya hanya menganggukan kepala.

Tidak lama mereka sampai di parkiran super market dan Gabriel segera memarkirkan roda empatnya,Ia bergegas turun dari mobilnya dan masuk kedalam supermarket untuk membeli makanan dan buah-buahan yang akan Dia bawa ke rumah Naya.

"Yu Paman kita turun sebentar !" Ajak Gabriel

"Kenapa harus sama Paman? Udah Kamu aja yang beli Paman tunggu disini aja !"imbuhnya.

" Ya sudah kalau begitu,Aku ke dalam dulu ya,enggak akan lama kok Paman."imbuhnya

Gabriel pun berjalan memasuki supermarket,tidak lama kemudian Gabriel selesai berbelanja Ia kembali ke dalam mobil dan segera masuk,tak lupa Ia memasang safety belt,kemudian Ia menyalakan mesin mobilnya.

Mobil melaju membelah jalan raya yang ramai dengan lalu lalang kendaraan lain,dengan kecepatan tinggi Gabriel mengemudikan mobilnya,sambil sesekali melihat benda bundar berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Bil, hati-hati jangan ngebut-ngebut,Paman masih pengen hidup."teriak pamannya dengan wajah yang sedikit pucat karena ketakutan.

"Iya Paman,tapi Aku harus buru-buru Paman karena waktu sudah semakin larut,Paman tenang saja tidak akan terjadi apa-apa."imbuhnya sambil tersenyum melihat ke arah Pamannya yang sedang ketakutan di samping kirinya.

Roda empat pun mulai di kemudikan Gabriel dengan perlahan karena sudah hampir sampai ke kediaman Naya kekasihnya,Paman Gabriel menghela nafas dalam-dalam mencoba menetralkan perasaannya yang sudah tidak karuan.

"Dari tadi ke Bil,Kamu bawa mobil kaya gini,enggak usah ngebut-ngebut kali,nanti kalau Kita kenapa-kenapa bagaimana?" Imbuhnya sambil menatap ke arah keponakannya yang terlihat santai mengemudikan roda empatnya.