24 Epilog.

Beberapa tahun kemudian, saat ini Violet telah lulus dan berkuliah di universitas terbaik di kotanya. Disana ia mempunyai seorang sahabat bernama Karin. Ia adalah anak blasteran Indonesia - Amerika. Violet pun tumbuh menjadi gadis yang baik hati dan cantik. Tidak heran banyak lelaki dari semua fakultas ingin menjadi pacarnya.

Hari ini adalah hari jadwal untuk Violet untuk chek up ke dokter, seperti bulan bulan sebelumnya. Biasanya ia pergi ke dokter selalu ditemani oleh Karin tapi tidak untuk saat ini. Berhubung hari ini adalah hari jadiannya dengan Rio, Violet selalu pergi ke pantai dan bermain kembang api seorang diri untuk mengingat Rio. Entah mengapa sangat berat rasanya untuk melupakan Rio. 

Saat ini Violet sedang bermain kembang api seorang diri. Ia memandang jauh ke depan, ke arah matahari yang sudah hampir tenggelam.  Perlahan air matanya turun membasahi pipinya lalu segera ia melihat ke arah langit.

"Tuhan,  hari ini hari jadian aku dengan Rio yang ke 2. Mungkin jika engkau mengizinkan kami bersama mungkin aku tidak akan ke sini seorang diri."

Violet tidak menyadari bahwa sedari tadi ada 3 orang yang memperhatikannya dari kejauhan. Ayah, Ibu, dan Rio sedang memandangi mereka dari kejauhan. Karena tidak tahan mendengar perkataan yang keluar dari bibir mungil Violet,  akhirnya Rio memutuskan untuk berteriak memanggil Violet. Mendengar namanya dipanggil otomatis membuat Violet menoleh.

"Ayah, Ibu, dan...  Kok kalian bisa tau aku di sini?"

Rio gemas dengan Violet begitu mendengar namanya tidak disebut oleh Violet.

" Vio, kata siapa kita gak bisa bersatu, hm?"

"Bukankah, kamu itu adikku?" tanya Violet dengan polosnya

PLETAK.

"Aduh!!!"

"Kamu udah salah paham Vio.  Aku itu bukan anak kandung Ayah sama Ibu, aku cuman anak angkat mereka."

Violet hanya bisa melongo mendengar penjelasan rio. Sungguh ia tidak mengerti dengan semua ini. Violet sudah melongo selama 2 menit. Karena gemas akan kepolosan anaknya Ratih pun menghampiri Violet dan menggenggam tangan Violet.

"Violet sayang, waktu itu kami sangat putus asa karena kehilangan kamu. Jadi Ayah kamu mengusulkan untuk mengadopsi Rio dari panti asuhan."

"Jadi... Kemarin aku hanya salah paham?"

Ayah, Ibu, dan Rio mengangguk. Demi apa pun Violet sangat terkejut mendengar semua ini dan membuat ia tidak bisa berkata kata.

"Jadi aku cuman dianggep adik doang? Ya udah deh, sia sia aku dateng ke sini."

Rio sengaja berpura pura sedih dan pergi untuk membantu menyadarkan Violet. Saat akan berjalan menjauh dari sana tiba tiba saja Rio merasakan ada seseorang yang memeluknya erat. 'Akhirnya Violet sadar juga.' Diam diam Rio tersenyum karena kini Violet memeluknya. Itu berarti Violet juga masih menyayanginya.

"Aku masih sayang sama kamu Rio. Please jangan tinggalin aku." Violet memeluk erat tubuh Rio seakan takut terlepas dan menjauh.Rio segera berbalik dan menghapus air mata Violet dengan ibu jarinya.

"Siapa yang mau pergi? Aku kan cuma mau ambil ini." kata Rio sambil mengambil kembang api yang tadi ditancapkan Violet ke pasir.

Merasa dipermainkan oleh Rio,  Violet mengejarnya. Terjadi aksi kejar kejaran di sana. Tidak lama kemudian Rio menyerah dan memberikan sebuah kembang api kepada Violet lalu menggedong Violet sambil berputar putar. 

"VIOLET, AKU SANGAT BAHAGIA!"

"AKU JUGA."

                           The end

avataravatar