webnovel

Cinta pertamaku (SMA)

Menceritakan seorang gadis yang berusia 17 tahun bernama Titah yang hidupnya berubah 180° karena sang ayah di Fitnah oleh rekan kerja atau sesama pejabat sebagai koruptor. Lalu Titah bertemu oleh pria yang bernama Irfandi di sekolahnya. Selama di sekolah Titah mendapatkan bully an dari teman-teman nya, ada yang mengatakan "dasar anak makan uang haram", "dasar anak koruptor", dan masih banyak lagi. Titah yang tidak tahan karena bully an dari teman satu sekolahnya itu, langsung datang pada Irfandi, dan meminta Irfandi untuk menjadi pacar pura-pura nya. Karena menurut Titah, Irfandi adalah orang tepat dan Irfandi juga lah selama ini yang melindungi dan membantu nya saat Titah di bully oleh temannya di sekolah. Awalnya Irfandi menolak untuk menjadi pacar pura-pura nya, tapi karena Irfandi juga tidak tega melihat Titah yang di bully setiap hari di sekolah, akhirnya Irfandi mau menjadi pacar pura-pura nya. Dan teman-temannya kembali lagi untuk berteman dengannya, mereka ingin berteman dengannya kembali di ancam oleh salah satu kakak kelasnya bernama Fano. Fano punya niatan jelek pada Titah yaitu menyebarkan video yang tidak pantas "pada saat Titah tidak mengenakan baju". Akhirnya membuat teman satu sekolahnya itu membully nya lagi. Irfandi juga semakin dekat dengan Titah, Irfandi yang tadinya tidak menyukai Titah, kini Irfandi menjadi suka pada Titah, dan mereka akhirnya menjadi pacar yang sesungguhnya. Dan ayah nya bebas dari penjara karena terbukti tidak bersalah, rekan kerjanya yang menggantikan ayah nya di penjara. Rekan kerja dari ayahnya Titah itu ternyata ayah dari teman satu sekolah nya Titah yang selalu membully di sekolah. Kini semua harta yang di sita di kembalikan lagi pada ayah nya Titah, dan Titah kembali hidup dengan normal atau seperti biasanya. Titah dan Irfandi kemudian terpisah karena Titah melanjutkan kuliah di luar negeri, empat tahun kemudian, setelah lama Irfandi menunggu Titah pulang dari luar negeri mereka bertemu kembali, mereka pun menikah dan hidup bersama di Prancis.

DaoistOVZDbS · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

04

Di kantin sekolah.. 

"Kalian duduk di sini dulu, biar aku yang pesankan makanan dan minuman untuk kalian", kata Santi. 

"Oke, boleh..", seru Titah. 

"Sin, elu pesan apaan ?", tanya Santi. 

"Gue mau siomay dan es jeruk saja San..", jawab Sinta. 

"Oke, elu tah, pesan apa ?", tanya Santi lagi. 

"Yang biasa saja San..", jawab Titah. 

"Tunggu, tunggu San..", kata Sinta. 

"Apa lagi sih Sinta ?", tanya Santi lagi. 

"Tanya Titah dulu dong yang biasa itu siomay, batagor, atau bakso, nanti salah pesan lagi kaya waktu itu", jawab Sinta. 

"Oh iya ya, benar juga kamu, jadi..", kata Santi lagi. 

"I'm a meatball message with a yellow noodle and do not wear the beam" 

(Aku pesan bakso dengan mie kuning dan jangan pakai sawi), jawab Titah. 

"Okay, what do we drink ?" 

(Oke, lalu minumnya apa ?), tanya Santi lagi. 

"Iced tea sweet" 

(Es teh manis), jawab Titah lagi. 

"Santi..", seru Sinta. 

"Do not forget the mineral water yes, three .." 

(Jangan lupa air mineralnya ya, tiga..), kata Sinta lagi. 

"Right, so are you too, you also want your mineral water ?" 

(Benar tah, kamu juga tiga, kamu juga mau air mineralnya ?), tanya Santi lagi. 

"Yes is true .." 

(Iya benar Santi..), jawab Titah lagi. 

"Okay, oh ya tah, Sin .." 

(Oke, oh ya tah, Sin..), kata Santi lagi. 

"What's more Santi ?" 

(Apa lagi Santi ?), tanya Sinta. 

"One more question" 

(Satu pertanyaan lagi), jawab Santi. 

"What is Santi ?" 

(Apa itu Santi ?), tanya Titah. 

"Anything else, who wants to be in the message ?" 

(Ada lagi gak, yang mau di pesan ?), tanya Santi juga. 

"Not there .." 

(Gak ada..), jawab Titah dan Sinta. 

"Oh okay, if so I have a meal and feedback first yes" 

(Oh oke, kalau gitu saya pesan makan dan minuman dulu ya), kata Santi lagi. 

"Oh ya Fandi, Arfan, kita mau duduk dimana nih ?", tanya Rivan. 

"Di sini saja deh..", jawab Irfandi. 

"Oke..", seru Budi. 

"Catat pesanan deh..", pinta Arfan. 

"Oh my god .."

(Oh tuhanku..), seru Sinta yang histeris melihat Irfandi di kantin sekolah. 

"Why are you ?"

(Kenapa kamu ?), tanya Titah. 

"Itu tah..", jawab Sinta. 

"Orders come .." 

(Pesanan datang..), kata Santi lagi. 

"Tah, Sinta kenapa ?", tanya Santi lagi. 

"Not know .." 

(Gak tau..), jawab Titah. 

"Is it what Sinta ?" 

(Itu apa sih Sinta ?), tanya Titah lagi. 

"It was Irfandi, oh my god, Irfandi's oath is so handsome" 

(Itu Irfandi, oh tuhan ku, sumpah Irfandi ganteng sekali), jawab Sinta. 

"Haha.., cowok mesum seperti itu, kamu bilang ganteng, halo.., Sinta katarak ya mata kamu, ke dokter mata gih sana, orang mesum di bilang ganteng haha.., haduh Sinta, Sinta..", keluh Titah. 

"Hemm, eh mbak, mbaknya ngomong apa barusan hah ?", tanya Irfandi. 

"Nasty guy, what, don't like it ?" 

(Cowok mesum, kenapa, gak suka ?), tanya Titah juga. 

"I hate to, uh… look, I'm not a pervert" 

(Ya gak suka lah, eh dengar ya, saya bukan cowok mesum), jawab Irfandi. 

"By the way, not a pervert, if not a pervert, in a bathroom what's his name if not a pervert, huh.." 

(Oh ya, bukan cowok mesum, kalau bukan cowok mesum, kok di dalam kamar mandi desah, apa namanya kalau bukan mesum, hah..), kata Titah lagi.

"Hadeh.., Irfandi mulai lagi, fan pisahkan tuh adikmu", keluh Budi. 

"Iya, iya.., haduh Irfandi, Irfandi..", seru Arfan yang mengeluh Irfandi dan Titah membuat kerusuhan di kantin sekolah.  

"Sin, kamu sih..", sambung Santi. 

"Ya maaf, tapi benarkan Irfandi itu ganteng banget..", kata Sinta lagi. 

"Iya sih benar, tapi..", sambung Sinta. 

"Tapi apa Santi ?", tanya Sinta. 

"Tapi kita pisahkan dulu Titah dan Irfandi nya", jawab Santi. 

"Tunggu, tunggu, tunggu, Irfandi, Titah, sudah cukup ya, nanti di guru piket ke sini lagi dan kalian di kasih hukuman, mau kalian berdua di kasih hukuman memangnya ?", tanya Arfan. 

"Aku dan dia, di hukum berdua, ih.., enggak maulah..", jawab Irfandi. 

"Sama saya juga gak mau di hukum, dengan cowok mesum seperti dia, ih.., gak mau", jawab Titah juga. 

"Oke, kalau kalian berdua gak mau di hukum, ya sudah kembali ke tempat kita, yuk Irfandi.., pesanan kita sudah datang, yuk..", kata Arfan. 

"Okay.." 

(Oke..), seru Irfandi. 

"Bagus, pergi sana..", sambung Titah. 

"All right, all right, get his friends away from us" 

(Sudah, sudah, cepat bawa temannya jauh dari kami), sambung Santi. 

"Yes.. , Irfandi let's go back to our place" 

(Iya.., Irfandi yuk kita kembali ke tempat kita), kata Arfan lagi.

"Already sitting again, oh yes we talk about the other just yes" 

(Sudah duduk lagi, oh ya kita membicarakan soal yang lainnya saja ya), kata Sinta. 

"Membicarakan soal apa ?", tanya Titah. 

"Wait a minute, thought first .." 

(Tunggu sebentar, pikir dulu..), jawab Sinta. 

"Haduh Sinta kebiasaan deh, tulalit nya kumat..", keluh Santi. 

"Hai semua, Irfandi..", kata Fano. 

"Yes, what's up ?" 

(Ya, ada apa ?), tanya Irfandi. 

"This, invitation, party, party, my birthday, come yes

(Ini, undangan, pesta, pesta, ulang tahun saya, datang ya), jawab Fano.

"Oh oke..", seru Irfandi, Arfan, dan teman-temannya.

"Dia ada di sini, nanti saja deh saya kasih ke dia dan teman-temannya, sekalian ngajak dia pulang bareng..", kata Fano dalam hati. 

"Ya sudah, saya duluan ya, mau bagikan undangan ini ke yang lainnya", kata Fano. 

"Ya..", sambung Irfandi, Arfan, dan teman-temannya. 

"Hi, this is for you two, do not forget to come yes" 

(Hai, ini untuk kalian berdua, jangan lupa datang ya), kata Fano memberikan undangan pesta ulang tahun pada Santi dan Sinta. 

"Haa, kita berdua, kok hanya kita berdua doang sih, ini teman kami yang satu lagi gak sih kak Fano ?", tanya Santi lagi. 

"Habis yang saya bawa untuk di bagikan ke kantin sekolah, tapi tenang saja ada kok di kelas nanti saya antar ya ke kelas kamu", jawab Fano. 

"Oh gitu..", seru Sinta. 

"Iya, ya sudah kalau begitu duluan ya", sambung Fano. 

"Iya kak..", seru Sinta lagi. 

"Tah pesta, kira-kira..", kata Santi lagi. 

"Selesai, Sinta..", sambung Titah. 

"Iya tah, kenapa ?", tanya Sinta. 

"Ini uangnya, nanti bayar ya, oh ya Santi soal pesta itu gue gak tertarik, kalau kalian mau datang, datang, saja gue gak..", jawab Titah. 

"Oh oke Titah, Santi, kamu sih di bahas segala soal pesta ulang tahun kak Fano, gue mau nyusul Titah dulu ya, ini uangnya kamu bayar ya, tah, tunggu.", kata Sinta yang memberikan uang pada Santi, dan Sinta mengejar Titah. 

"Yah, yah, Sinta, kok jadi gue yang bayar sih hemm..", keluh Santi. 

Sinta pun mengejar Titah, sedangkan Santi masih kantin sekolah, Santi pun juga menyusul Sinta dan Titah. 

Dan di mading sekolah Titah, Sinta, dan Santi melihat puisi cinta yang di buat oleh Andin untuk Irfandi, karena Irfandi sudah menolongnya di lapangan sekolah.