2 Sumpah Demi Apapun

"Ini apa, hah? Merah ini apa?" Amel angkat selimut tipis pelapis sprei yang ada di dekat kaki ranjang.

Bahkan, ada tisu kering berwarna merah dan coklat berserakan di lantai.

Jingga punguti, ia tidak mau kalah dengan wanita dewasa di depannya itu. Kalau dia kira-kira, umur wanita bernama Amelia yang diakui sebagai pujaan hati Andra nomor satu itu sekitar angka tiga puluh.

"Ini bekas tangan kotor aku makan roti bakar, tuh masih ada piringnya, apa!" Jingga angkat dagunya, dadanya sedikit membusung dan berkacak pinggang.

Ia tidak mau dilecehkan dan dikira macam-macam di kamar hotel bersama seorang pria, kalaupun karena cinta, tak segila itu dalam fikiran Jingga, mimpinya masih panjang dan satu lagi, dia masih waras untuk hal itu.

Andra tarik mundur Jingga, dia seperti buah simalakama yang mau maju atau mundur juga pasti akan salah.

Membela Jingga akan menyelamatkan karir dan kehidupan masa depan, tapi Amel pasti pergi meninggalkannya. Tidak membela Jingga, habis sudah karirnya di ibu pertiwi ini.

"Amel, aku bisa jelasin ini. Nggak kayak yang kamu pikirin, sayang. Aku semalem mabuk, terus aku nyium aroma minyak wangi kamu, kebetulan kamar Jingga kebuka, aku kan nggak sadar, jadi salah masuk ke sini, sumpah!" Andra bahkan sampai meminta Amel memeriksa tisu kering bekas selai coklat dan strawbery itu. "Beneran, aku nggak ngelakuin apa-apa sama Jingga, iya, kan?" Andra menoleh pada Jingga.

"Nggak tahu, Jingga tidur!" balas Jingga ketus dan acuh.

Sialan, Andra mengeram dalam hati. Gadis bertubuh kecil di depannya itu tidak mudah untuk dikalahkan, Jingga bisa menghancurkan dunianya dalam sekali pukul saja.

Andra acak rambutnya, kejutan pagi ini bukan hanya membuat mereka bertiga terkejut, tapi karena Amel berteriak kencang, beberapa tamu yang menginap di sana dan kebetulan ikut pesta proyek bersama Andra, mereka berdiri di depan pintu kamar 205 menunggu kepastian.

Dikabarkan Andra, salah satu perwakilan Narendra Group sedang berada dalam satu kamar bersama dua wanita, salah satu diantaranya diduga putri Narendra, Jingga.

Kabar itu meledak dan membuat Andra tak berkutik, belum lagi dua wanita di depannya itu tidak ada yang mau mengalah.

"Jingga, plis, bantuin gue!" pinta Andra.

"Eh, kayak Jingga yang jebak Kak Andra aja, lagian situ yang salah!" balas Jingga enggan mengalah dan menjelaskan secara terurai pada Amel.

Andra mengesah pelan, ia terpaksa ke luar kamar itu untuk menenangkan masa yang terkumpul, bahkan dari lantai lainnya ikut memupuk cerita di sini.

Tidak seperti yang mereka fikirkan, itu yang bisa Andra katakan meskipun belum membuat para tamu itu puas.

Nama Narendra Group benar-benar tercoreng akan kasus ini, bukan dari satu sisi, tapi berbagai sisi di mana Andra dan Jingga terlibat.

***

"Ayah, sumpah demi apapun, suwer!" Jingga angkat dua jarinya tinggi, kasus itu membuat Keanu-sang ayah terpaksa menjemput putrinya. "Aku nggak undang Kak Andra, Ayah tahu aku, kan? Aku emang suka sama Kak Andra, tapi aku nggak gila gitu, Ayah!"

"Kamu tahu salah kamu apa?"

"Tahu, Jingga tahu, Ayah. Jingga lupa tutup pintu yang bener habis terima kue itu, dan-"

"Kalau pelayan yang masuk atau tamu lain lihat kamu, kamu diperkosa, gimana?" potong Keanu. "Jingga, Jingga ... Siapa yang percaya sekarang kalau udah gini?"

"Kan ada cctv-nya, Ayah!" rengek Jingga.

"Ada, emang. Tapi, nggak sampe ke dalam kamar, udah kesebar ini loh berita kamu, setiap pesta proyek itu mereka selalu bawa liputan, buat ninggiin bisnis mereka, kamu masuk di sana hari ini, sama Andra terus pacarnya. Coba, kasih tahu Ayah gimana?" Keanu lipat kedua tangan di depan dada, dia punya anak lelaki dan perempuan, tapi yang selalu berulah adalah satu ini, anak gadisnya.

Sama halnya dengan Jingga, keluarga Andra meluncur untuk meminta kejelasan, jelas nama Andra menyeret nama baik keluarga, media jaman sekarang selain kejam juga canggih, orang di kota kecil saja mudah ditemukan.

"Kamu mau sumpah model apa, hah? Kamu udah tidur belum sama pacarmu itu?" tanya Alam-ayah Andra.

"Udah, tapi nggak malam itu, Pa!" jawab Andra jujur.

"Ya ampun, Andra, pengen Papa cincang aja kamu!" Satu tangan hampir menampar putranya, beruntung ia bisa menahan diri. "Kalau dia hamil gimana?"

"Nggak mungkin, udah lama juga aku begitu, tiga bulanan, nggak ada info hamil. Aman aku, Pa, aman. Lagian, aku sama Amel itu satu jalur, kita sama-sama nakal," jelasnya.

Alam raup wajahnya kasar, "Papa nggak pernah ajarin kamu maen cewek begitu, kamu ini!" gumamnya geram.

Tidak ada yang bisa Andra jawab, ulahnya malam itu membuat dua gadis dan dua ayah bingung.

Kabar di luar sana sudah beredar luas, Narendra bukan hanya dikenal sebagai usaha terbaik, tapi keluarga yang membangunnya juga dikenal baik hingga menjadi contoh untuk kalangan luas.

Kasus Andra dan Jingga bak tamparan keras untuk mereka, khalayak mendukung dan meminta mereka menyatukan hubungan Andra dan Jingga, mengingat hanya sebait cerita yang terekam di media sosial, tidak ada nama Amel di sana.

"Nggak mungkin, nggak mau aku, Pa. Aku punya Amel!" Andra jelas menolak saran dari ayahnya.

"Kamu dan kita besar bersama usaha keluarga Jingga, nama mereka jelek gara-gara kamu sekarang, tanggung jawab!" tegas Alam.

"Tapi, nggak harus nikahin Jingga, Pa. Aku sama dia nggak ngelakuin apa-apa, dia masih ting-ting, nggak aku pegang-pegang," ujar Andra membela diri.

Siapa yang mau dan bisa percaya? Jelas tidak ada. Mereka bisa membungkam mulut dan menghapus berita yang telah beredar itu, sangat mudah untuk Narendra Group melakukannya.

Tapi, perlu diingat akan adanya cctv berjalan, orang-orang yang duduk sembari bergosip di kampung dan komplek, berita itu menjadi buah bibir saat ini.

Tidak ada bukti jelas yang bisa mengelak tuduhan yang ada, kesalahan Jingga tidak menutup rapat pintu seperti seorang wanita yang sengaja memancing pemangsa datang. Sedang Andra sudah jelas salahnya di mana, mabuk dan salah masuk kamar, belum lagi terbongkar kalau suka menyewa wanita, hancur sudah nama Narendra dibawa Andra kali ini.

"Itu cuman ide dari Papa saya, Om Ken. Tapi, nggak terlalu menuntut karena saya yakin Jingga juga punya pemuda lain yang dia sukai dan mungkin mau menikah sama-"

"Jingga nggak punya cowok, nggak ada cita-cita nikah juga sama cowok kosong itu. Jingga suka sama kamu, kamu tahu itu," potong Jingga, ia lirik Andra tajam.

Heh, Andra tersingkap mendengar ucapan itu.

Alam sontak berdiri, ia dekati Jingga. "Kamu suka sama Andra?"

"Iya, Om."

"Tapi, Andra itu nakal loh, kamu tahu?"

Jingga mengangguk, "Dia itu mirip sama kak Kale, kak Syai, kak Gio, sama nakalnya. Suka mabuk, nyewa cewek, terus-" Jingga berhenti, Andra memohon ampun di balik punggung ayahnya.

Keanu peluk anak gadisnya itu, "Kita rundingkan nanti di rumah besar, hari ini beresin wartawan dulu ya, Ndra!"

Andra sontak mengangguk, ia lirik Jingga yang masih bisa tersenyum lebar itu, sama sekali tidak ada beban di sana.

"Ayah," panggil Jingga.

"Hem?" Keanu hentikan langkahnya.

Waspada, Andra bergeleng lemah di belakang.

avataravatar
Next chapter