1 Banjir

Cuaca masih gelap, bintang gemintang tidak kelihatan karena tertutup awan, berarak dari sebelah utara, semakin lama semakin banyak, semakin padat. Hujan mulai turun rintik-rintik.

Angin semakin kencang, kilat pun mulai menyambar-nyambar, dan hujan pun mulai deras, seperti dicurahkan dari langit melalui kawah raksasa. Semakin lebat.

Mumu tiba-tiba terbangun, tubuhnya terasa dingin. Ternyata celananya basah. Waduh. Dilihatnya jam dinding : 03.30 Wib. Ketika diperhatikan sekali lagi, bukan hanya celananya yang basah, bajunya juga basah. Eh, kasur juga basah. Gawat.

Banjir lagi.

Memang sering seperti ini. Jika hujan turun dengan deras dan lama, maka Play Group yang menjadi tempat tinggal si Mumu ini akan dimasuki air. Karena tanahnya agak rendah.

Memang sering terjadi, jadi Mumu tidak kaget lagi. Bergegas diangkatnya kasur tersebut, ambil sapu, lalu ia pun mulai menyapu lumpur dan sampah ke luar rumah. Setiap terjadi banjir seperti ini, pastilah lumpur dan sampah akan ikut masuk ke dalam rumah karena dibawa air.

***

Sudah masuk dua bulan sejak Mumu menjadi penjaga di Play Group ini. Paling tidak, sudah tiga kali ia mengalami banjir seperti ini.

Tapi ia tidak mengeluh sedikit pun. Malah ia bersyukur bisa tinggal di Play Group ini. Paling tidak tinggal di sini, gratis. Malah ia dibayar dua ratus ribu per bulan. Asalkan ia tidak merokok dan bisa menjaga kebersihan Play Group ini.

Hidup dalam rantauan yang jauh dari orang tua, jika tidak pandai-pandai mencari tempat tinggal, maka akan banyak mengeluarkan biaya.

kos-kosan per kamar saja, rata-rata 500 ribu per bulan. itu belum termasuk makan-minum.

si Mumu ini termasuk beruntung, karena bisa tinggal di sini. walaupun tidak bebas.

Bebas di sini bukan berarti bebas dalam artian yang negatif.

ya, yang namanya menjaga Play Group, subuh lagi sudah mulai menyapu dan mengepel lantai, membersihkan halaman.

kira-kira jam 07,00 Wib nanti, harus mengungsi, karena para guru/pengasuh dan anak-anak yang dititipkan di Play Group ini sudah mulai berdatangan.

Ketika pulang kuliah sore jam 17.30 Wib, sebelum istirahat, menyapu lantai lagi dan mengemas mainan yang berserakan. itu sudah menjadi rutinitas si Mumu.

Apakah pernah Mumu mengeluh?

Rasanya tidak!

Malah, ia bersyukur bisa menjadi penjaga di sini.

***

Walaupun masih pagi, dan cuaca masih terasa dingin, karena hujan tadi malam, tapi seluruh tubuh Mumu berkilat-kilat karena keringat yang mengalir pelan.

Baru saja ia selesai membersihkan lantai yang penuh lumpur dan sisa-sisa sampah yang ikut terbawa oleh air yang masuk ke dalam rumah.

Lantai sudah bersih dan sudah dipel, mainan sudah diatur sebagaimana mestinya, kasur-kasur sudah dijemur di ruangan belakang.

Saatnya mandi, dan cepat-cepat pergi dari sini.

Sebentar lagi, Guru-guru yang mengasuh akan datang.

Pagi ini tidak ada mata kuliah, jadi Mumu berniat mau baca-baca buku fiksi di Perpustakaan Umum.

***

"Assalamu'alaikum, Mumu." tiba-tiba sebuah suara telah mengagetkan Mumu yang baru saja mengeluarkan sepedanya.

"Wa'alaikum salam, Buk Lina. Cepat datang hari ini, Buk."

"Ia, karena tadi malam hujan, jadi risau jika Play Group kebanjiran. Rupanya beneran."

"He he jangan terlalu dirisaukan, Buk. Semuanya sudah selesai dibersihkan, cuma anak-anak nanti tidak bisa baring-baring di Kasur, karena kasurnya basah semua, Buk." sambil tersenyum Mumu berkata.

"Baiklah, Buk, Saya permisi dulu, mau ke Pustaka." Mumu pun mulai mengayuh sepedanya.

Jika berbincang lama-lama, nanti pengasuhnya makin ramai, jadi tambah segan mau pergi. Ma'lumlah pengasuhnya perempuan semua, bahkan ada dua orang yang belum menikah. He he.

***

avataravatar
Next chapter