8 Oh My God

Written by : Siska Friestiani

Title : Cinta Kontrak Kerjasama

Instagram : Siskahaling

*Siskahaling*

Alyssa membelalakkan matanya tak percaya melihat sosok pria yang ada di hadapannya, sosok yang akhir-akhir ini selalu ada di pikirannya dan sosok akhir-akhir ini selalu membuatnya seperti orang gila karena kelakuan mesumnya.

Tak berdeda jauh dengan pria itu, ia terkejut bukan main saat mengetahui wanita itu adalah Alyssa, wanita yang sudah membuatnya terobsesi untuk menjadikan wanita ini miliknya, hanya miliknya sejak pertama bertemu. Caci maki ia sekarang yang sempat mengumpat kepada Manda karena perjodohan ini. Dan ia bersumpah tidak akan menolak apa pun lagi yang Manda inginkan. Ya sosok itu adalah Mario yang saat ini terpesona dengan kecantikan wanita yang ada di hadapannya. Alyssa.

"Mario!!! Oh My God!!!" Alyssa memekik frustasi melihat pria itu kini tengah tersenyum lebar di hadapannya, berbeda dengan dirinya yang ingin sekali lari ke tempat yang bahkan jin pun tidak akan menemukannya.

'Tuhan bagaimana mungkin pria itu Mario, dari jutaan pria yang kau ciptakan, dari jutaan kebetulan yang kau ciptakan, kenapa harus Mario Tuhan' batin Alyssa frustasi. Ingin sekali ia membenturkan kepalanya ke tembok dan setelah itu ia sadar bahwa semua ini hanya MIMPI.

"Kalian saling kenal?" ucap Manda membuka suara. Menatap Mario dan Alyssa secara bergantian. Gina pun melakukan hal yang sama.

"Tentu, Ma" Jawab Mario dengan wajah berbinar.

"Mom? Bisa kau jelaskan ini semua?" tanya Alyssa meminta kejelasan. Walaupun ia bisa menebak situasi macam apa yang sedang ia hadapi saat ini. Tapi setidaknya ia masih perlu bertanya dan meminta penjelasan.

"Ini Manda, teman yang Mommy ceritakan sayang. Dan...."

"Dan aku calon suamimu" potong Mario cepat, tersenyum penuh kemenangan menatap Alyssa yang masih saja tidak percaya dengan yang terjadi sekarang.

HELL!!

"Mom, seriously?"

"Kalian bisa saling mengenal satu sama lain dahulu. Mommy tidak akan memaksa sayang"

"Kami sudah saling mengenal" potong Mario cepat.

Manda dan Gina tersenyum senang. Sedangkan Alyssa memejamkan matanya rapat-rapat dengan tangan yang mengepal erat. Ya Tuhan, tidak bisakah ia menghilang saja saat ini? Demi Tuhan! Takdir atau nasib sial seperti apa yang tengah ia hadapi sekarang.

"Sepertinya kita harus memberi waktu kepada Mario dan Alyssa, Gina"

Manda menarik lengan Gina penuh pengertian. Dan Gina hanya megangguk membenarkan.

"Bukankah sepertinya tidak terlalu sulit? Mario dan Alyssa bahkan sudah saling mengenal"

"Ya, aku harap begitu. Tapi bagaimanapun aku mengetahui bagaimana sifat keras kepala putriku"

"Tenang saja, kau bisa mempercayakan itu pada Mario, Gin"

"Zeth kemana? Aku tidak melihatnya datang bersamamu" tanya Gina

"Zeth di Indonesia sekarang, ada beberapa hal yang perlu di urus sehingga tidak bisa hadir malam ini"

Sayup-sayup, baik Alyssa maupun Mario masih mendengarkan percakapan Manda dan Gina yang beranjak menuju ruang makan.

"Honey" Mario yang mulai jahil kini melingkarkan tangannya di pinggang ramping milik Alyssa, membuat Alyssa tersentak dan refleks menjauh dari rengkuhan Mario.

"Kau...!" pekik Alyssa tertahan.

"Jauh-jauh dari ku!"

Bukannya marah, Mario malah terkekeh geli melihat Alyssa yang kini sedang berusaha melepaskan rengkuhan tangan di pinggangnya.

"Jangan galak-galak, Hon dengan calon suamimu"

"Dalam mimpimu!"

"Ya, mimpi yang akan segera menjadi kenyataan"

Chuppp

"Yakkkkkkkk, Mario! Menyingkir dari hadapanku sekarang" pekik Alyssa lalu dengan kasar tangannya mengusap bibirnya yang baru saja menjadi korban kemesuman Mario.

Damn it!

Pria ini memang minta di mutilasi!

"Jangan berisik Hon, kau hanya akan menggangu mereka nantinya"

Mario kini malah dengan tak berdosanya sudah menyandarkan dagunya di pundak Alyssa, menghirup wangi vanila yang ia sukai dari tubuh Alyssa, tangannya pun masih melingkar erat di pinggang Alyssa.

Alyssa sendiri sudah meneguk ludahnya dalam, hembusan nafas hangat di ceruk lehernya membuat tubuhnya tiba-tiba saja terasa panas. Ditambah ia dapat merasakan panas tubuh Mario yang menempel di tubuhnya yang hanya di batasi pakaian yang mereka kenakan.

"Kau tahu sayang? Gaun yang kau pakai malam ini membuatku ingin menyerangmu secepatnya"

Alyssa melotot mendengar ucapan frontal yang Mario katakan tanpa basa-basi itu. Ingin sekali ia mengambil gunting dan merobek bibir pria mesum ini.

"Honey" panggil Mario saat Alyssa hanya diam di dalam rengkuhannya. Sudah menyerahkah gadis macannya ini? Hahhh, gadisnya memang lebih baik diam seperti ini.

Chupp

Alyssa tersentak saat merasakan ciuman kilat di pipi kanannya. Menoleh, Alyssa menemukan Mario yang kini menatapnya dengan senyum polosnya.

Dua kali, dua kali pria sialan ini mencuri ciumannya.

"Kau aku panggil tidak menjawab, jadi jangan salahkan aku jika aku memanggilmu dengan cara instan" ucap Mario sebelum Alyssa mengucapkan sumpah serapahnya.

Alyssa melengos, pria bar-bar ini selalu saja membuatnya tak bisa menolak sentuhannya dan entah kenapa pula Alyssa malah mulai terbiasa. Entahlah, yang ia tau ia mulai nyaman dengan posisi seperti ini bersama Mario, berdiri dengan Mario yang memeluknya dari belakang dan ia dapat merasakan nyaman dan hangatnya saat bersandar di dada bidang milik Mario. Dan ia terima jika harus di anggap gila sekalipun, karena ia pun menganggap dirinya sudah gila sekarang.

"Al" panggil Mario

"Hemm" jawab Alyssa, matanya terpejam dengan kepala yang masih bersandar di dada bidang Mario. Lelah juga sedari tadi ia adu mulut dengan pria ini.

Mario pun kini tengah memainkan rambut Alyssa yang tergerai bebas. Wangi yang mengugar dari rambut Alyssa membuatnya nyaman.

'Hah, kau apakan aku, Alyssa? Bahkan semua harum dari tubuhmu aku menyukainya' batin Mario

"Jadi bagaimana?" tanya Mario sambari membalik tubuh Alyssa agar menghadap kearahnya, sedangkan Alyssa mengerutkan kening bingung. Mario yang melihat itu mengusap lembut kening Alyssa.

"Jangan terlalu berpikir sayang, mareka hanya akan membuatmu terlihat lebih seksi" ucap Mario dan memberikan kecupan di sana.

Alyssa mendengus "Kau selalu saja mengambil kesempatan" Kesal Alyssa, Mario tertawa.

"Hey, kau belum menjawab pertanyaan ku, jadi bagaimana?" ulang Mario dengan pertanyaan yang belum Alyssa jawab.

"Apanya?" tanya Alyssa tak mengerti.

"Kau mau tak mau harus menjadi istriku, Hon. Dan kau harus terima!" jelas Mario, Alyssa memutar kedua bola matanya. Memang ia punya pilihan lain jika sudah seperti ini? Ia rasa tidak. Apa lagi Gina memang sepertinya menginginkannya. Jadi apa yang harus ia lakukan? Bukankah ia bertahan hidup selama ini, itu hanya untuk membahagiakan Gina

Tapi sedikit menjahili pria mesum ini tidak ada salahnya bukan?

"Maaf, Sir. Mommy ku tidak terlalu memaksaku dalam hal ini. Lagi pula aku sudah memiliki calonku sendiri. Kau kenal Mario Oliver Albert, pemilik Albert Company? Dia sebentar lagi akan ke sini melamarku, aku sudah cukup lama mengenalnya. Aku rasa aku tidak masalah jika harus menerima lamarannya" Alyssa terus saja bercerita tanpa memperdulikan bagaimana raut wajah Mario sekarang yang sudah amat sangat menakutkan.

"Kau harus tau Mario, Oliver itu sangat lah tam- yakk!"

Mario langsung menarik Alyssa dan menyambar bibir Alyssa kedalam ciumannya.

Sialan! Alyssa sialan. Bagaimana mungkin ia berkata seperti itu didepannya. Bahkan berniat menerima lamaran pria lain sedangkan perempuan itu sudah menjadi miliknya. Yang benar saja!

Alyssa tersentak mendapat ciuman dadakan itu. Merasakan bagaimana lembutnya bibir Mario menyapa bibirnya. Ciuman yang tegas dan dominan, membuat kaki Alyssa seketika terasa lemas.

Gila! Mario membuatnya seperti ini bahkan hanya karena sebuah ciuman!

Mario melepaskan pagutannya dari bibir Alyssa, nafasnya memburu. Matanya bahkan tidak lepas dari bibir seksi Alyssa yang sudah basah dan sedikit bengkak karena perbuatannya.

Sial! Ia bisa merasakan sebergairah ini hanya karena sebuah ciuman!

Mario ingin lebih! Bahkan ciuman tadi saja masih kurang untuknya!

Alyssa sialan! Maki Mario kesal.

Mario mengusap bibir Alyssa yang basah dengan ibu jarinya sembari menyorot Alyssa dengan tatapan tajam.

"Jangan main-main dengan ku, Al" ucap Mario lirih, namun setiap katanya terdengar menakutkan untuk Alyssa.

"Sekalipun kau memaksa bersama pria lain selain aku..."

Chupp...

Lagi-lagi Mario memberi kecupan ringan di bibir Alyssa.

"Tidak ada pilihan lain untuk pria itu selain mati" tambah Mario setelahnya.

Alyssa meneguk ludahnya dalam. Sepertinya pilihan untuk menjahili Mario adalah sesuatu yang salah. Lihatlah Mario saat ini, pria itu terlihat sangat menakutkan.

"Satu yang harus kau ingat Alyssa, kau milikku dan apapun yang terjadi kau akan tetap menjadi milikku"

Mario mengucapkan dengan penuh ketegasan yang tidak bisa di bantah sekalipun. Bingung akhirnya Alyssa hanya mengangguk. Lihat, hanya dengan tatapannya saja ia sudah merasa terintimidasi. Dan kalian harus tau hanya Mario lah yang bisa membuatnya merasa terintimidasi lewat sebuah tatapan.

Mario menghela nafas lega saat melihat anggukan kecil dari Alyssa. sepertinya ia benar-benar sudah begitu bergantung dengan wanita ini, bahkan saat Alyssa memuji pria lain di hadapannya membuatnya emosi sendiri. Jangankan memuji, ia akan pastikan Alyssa tidak akan menyebut nama pria lain selain dirinya.

Alyssa sendiri memilih diam menatap Mario yang kini juga menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sudah mulai terpesona dengan ketampanan ku, Hon?" ucap Mario buka suara membuat Alyssa terkesiap lalu menjauhkan wajahnya dari wajah tampan di hadapannya.

Chupp.....

"Sepertinya makan malam sudah siap, Hon" ucap Mario setelah mencuri ciuman singkat di bibir Alyssa lalu melenggang pergi menuju ruang makan.

"Mario!!"

Entah sudah berapa kali bibirnya menjadi korban kemesuman Mario hari ini. Pria sialan yang sayangnya akan menjadi calon suaminya.

avataravatar
Next chapter