webnovel

Kalian Tidak Boleh Bersama, Aku Menentangnya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Tang Linyan benar-benar yakin bahwa dia sudah menanyakan soal keterlambatan Gu Zijun dengan sangat hati-hati, akan tetapi pria itu tetap tersinggung dengan pertanyaan yang dilontarkannya. Setelah mendengar pertanyaan itu, dia pun langsung mencibir, "Nona Tang, apa kamu menyalahkan atas keterlambatanku? Memangnya itu benar-benar masalah yang besar? Apa kamu pikir aku orang yang tidak punya urusan lain hingga menanti-nantikan kencan buta ini setiap hari?"

"Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku… Aku hanya…" Tang Linyan buru-buru mencari alasan yang tepat untuk menjelaskan, namun semakin mencari-cari alasan, semakin dia kebingungan. Dia tidak tahu lagi harus berkata apa. 

Wajah Tang Linyan yang awalnya sumringah bak dipenuhi bunga-bunga seketika berubah menjadi merah dan berkeringat. Saat ini dia benar-benar sangat malu, dia tidak pernah merasa seperti itu sebelumnya. Biasanya dia akan dengan sangat mudah menaklukkan pria dalam genggamannya, akan tetapi di depan Gu Zijun, dia tidak bisa melakukannya. Putra ketiga keluarga Gu itu memiliki wajah yang sangat tampan, bahkan saat melihatnya, benar-benar bisa membuat napas tertahan untuk beberapa detik.

Kepanikan Tang Linyan membuat ayahnya juga merasa malu. Biasanya dia selalu melihat kecerdikan putrinya itu muncul dengan cepat dalam kehidupan sehari-hari, namun entah kemana hilangnya hal itu saat ini. Lalu, Tuan Tang buru-buru memberi sanjungan dan berniat menenangkan Gu Zijun, "Hahaha… Menteri Gu, Tang Linyan sedang bercanda. Biasanya Linyan tidak seperti ini, mungkin saat ini dia sangat gugup. Para gadis selalu gugup ketika berhadapan dengan pria yang mereka sukai."

"Aahh..." Gu Zijun bersenandung. Dia kemudian menatap ayah dan anak yang terlihat kebingungan itu secara bergantian. Sesungguhnya, dia benar-benar muak dengan kencan buta ini, apalagi sasaran yang menjadi pasangan kencan butanya adalah orang yang seperti itu. Dia sangat ingin angkat kaki dari tempat itu, namun dia tidak bisa melakukannya karena ayahnya telah memberi peringatan sebelumnya. Akhirnya, dia hanya bisa tetap berada di sana dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

Ekspresi wajah Gu Zijun saat ini benar-benar buruk. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian melambaikan tangannya dengan cepat dan berkata, "Tidak masalah. Aku tidak bermaksud mencibir seperti itu. Jika ada hal lain untuk ditanyakan, silakan tanyakan saja. Jika tidak ada, aku akan pergi lebih dulu."

"Bagaimana bisa seperti itu? Kamu kan belum makan apa pun. Bagaimana kamu bisa pergi begitu saja? Mari kita makan dulu, kamu pasti lapar kan? Pertama, marilah kita makan terlebih dahulu, setelah itu, kamu dan Linyan bisa pergi berbelanja. Dengan begitu, kalian bisa mengembangkan perasaan kalian satu sama lain," kata Tuan Tang mencoba menahan Gu Zijun. Mendengar perkataan ayahnya, mata Tang Linyan berubah menjadi cerah dan menatapnya dengan penuh semangat, berharap bahwa pria itu akan setuju.

Jika Gu Zijun menyetujui untuk pergi berbelanja bersama, Tang Linyan berniat akan membuang segala kesan buruk padanya yang terlintas dalam benaknya sebelumnya. Selain itu, dia akan benar-benar bersikap manis di depannya.

Gu Zijun berpikir bahwa sebanyak apa pun perlawanan yang akan dilakukan olehnya untuk menolak, itu akan percuma saja dan sekarang ini, dia terlalu malas berdebat. Akhirnya, dia tetap menyetujui untuk pergi bersama Tang Linyan meskipun sebenarnya tidak ingin. Seperti kata pepatah, 'Jika kehidupan memperkosamu dan kamu tidak bisa menolak, maka nikmatilah'. Karena tidak bisa menolak perjodohan, lebih baik menikmatinya saja, batinnya.

Gu Zijun kembali melirik Tang Linyan, meskipun telah melihatnya secara keseluruhan, namun dia masih tetap tidak bisa menemukan bagian mana yang menarik dari dirinya. Mungkin dengan pergi bersama dia akan bisa menemukannya.

"Hahaha... Kamu dan Linyan benar-benar sangat cocok. Kalian memiliki wajah tampan dan cantik, kalian juga sangat pintar dan berbakat. Sungguh kombinasi yang pas ini akan membuat orang lain senang melihat kalian. Menteri Gu, aku tidak berniat menyombongkan diri, namun Linyan, putri kami, dia sangat luar biasa, dia bisa bermain piano dan bernyanyi lho. Dia juga belajar keduanya dengan sangat baik, tidak terhitung berapa lelaki yang telah mengejar-ngejar dia sebelumnya. Tapi dia selalu menolak dan menunggu untuk bertemu denganmu," tutur Tuan Tang.

Melihat Gu Zijun menyetujui untuk pergi berbelanja bersama Tang Linyan, Tuan Tang sedikit merasa terlena. Dia pun mengelus dadanya tanda hatinya sedikit lega, sementaraputrinya itu hanya tersenyum centil. Meskipun ayahnya tidak mengatakan dengan baik, namun dia cukup senang ketika ayahnya memujinya di depan pria itu.

Akan tetapi, Gu Zijun tidak bisa menahan ekspresi cemberut di wajahnya. Dia merasa bosan mendengar perkataan Tuan Tang. Aku harus bagaimana ini? Batinnya.

Ketika Gu Zijun merasa putus asa, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tidak asing, keras dan jelas, "Kalian tidak boleh bersama, aku tidak setuju!!"