webnovel

Hati Yang Lembut

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Zou Xiaomi akhirnya memutuskan untuk pulang ke apartemen bersama Gu Zijun. Dia adalah gadis berhati lembut, polos dan mudah bimbang. Pria itu sangat mengintimidasi pikirannya, jadi setelah menimbang-nimbang dan memikirkan baik-baik, dia memutuskan ikut dengannya.

Setibanya di apartemen, Gu Zijun menyuruh Zou Xiaomi untuk meletakkan barang bawaannya di kamar tempat dia tidur tadi malam. Setelah selesai menatanya, dia menyuruhnya untuk mandi karena terlihat sangat berantakan dengan wajah yang berwarna biru dan ungu. Selain itu, terdapat noda merah karena darah di wajahnya, dia sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya.

Saat Zou Xiaomi mandi, Gu Zijun memanfaatkan waktu untuk menyuruh sekretarisnya membelikan obat. Beberapa saat kemudian, sekretarisnya pun datang dengan membawa obat. Awalnya dia mengira bahwa bosnya yang terluka, maka dari itu, untuk lebih menunjukkan sikap perhatian kepada pemimpin, dia pun membawakan beberapa jenis obat terbaik. Namun, ternyata bosnya yang berdiri di belakang pintu terlihat masih sangat tampan tanpa ada luka sedikitpun, hal itu membuatnya merasa kecewa. Pemimpinnya bahkan tidak mempersilahkannya masuk, dia langsung diusir setelah memberikan obatnya.

"Kemarilah, aku akan mengoleskan salep untukmu. Tangan wanita tua itu sangat ganas," kata Gu Zijun saat Zou Xiaomi selesai mandi.

Zou Xiaomi pun membalikkan badan dan berjalan ke arah Gu Zijun. Dia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama, saat ini dia terlihat sedikit lebih segar setelah selesai mandi. Dia tersenyum untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja, akan tetapi, di dalam hatinya sebenarnya dia ingin menangis.

Sebelumnya, Zou Xiaomi hanya merasakan sakit di wajahnya, namun dia baru tahu seberapa parah lukanya saat dia melihat ke cermin. Wajah kecil ditampar dengan tangan yang besar, jelas saja hal itu menimbulkan memar. Daging di wajahnya pun sama sekali tidak tampak seperti daging segar, terlihat warnanya biru dan ungu di mana-mana. Untungnya, noda darah yang ada di wajahnya hanya sedikit dan bukanlah goresan yang besar, jadi bisa hilang setelah dibilas dengan air.

Akan tetapi, kalau hanya diolesi obat, belum tentu dalam waktu sepuluh hari luka itu akan sembuh. Oleh karena itu, Zou Xiaomi berharap Gu Zijun akan membawanya ke rumah sakit setelah mandi, namun pria itu hanya memberinya salep. Walaupun begitu, hal ini cukup membuatnya merasa bahagia, jadi dia tidak perlu ragu lagi untuk tinggal bersamanya.

Sekretaris Gu Zijun juga tidak asal sembarangan saat memilih obat. Dia membeli obat dengan kualitas terbaik, yaitu obat yang sangat ampuh untuk menghilangkan bengkak dan rasa sakit. Meskipun tidak diketahui secara pasti apakah itu benar atau tidak, tetapi jika dibaca dari keterangannya, obat itu seharusnya memang ampuh.

Gu Zijun pun dengan hati-hati mengoleskan obat itu pada luka di wajah Zou Xiaomi. Dia mencolek sedikit salep dengan ujung jarinya, kemudian mengoleskannya ke wajahnya. Salep itu terasa sangat dingin sehingga membuat wajahnya yang panas karena rasa sakit terasa lebih baik.

"Hmm, obat ini sangat berguna," ucap Zou Xiaomi yang merasakan panas di wajahnya menghilang.

Posisi wajah Gu Zijun sangat dekat dengan wajah Zou Xiaomi, sementara jari-jarinya bergerak kesana kemari mengolesi salep di wajahnya. Dalam posisi seperti ini, dia bisa menatap mata gadis itu dengan sangat jelas. Walaupun kemarin malam gadis itu menginap di apartemennya, tetapi dia belum sempat menatap matanya sejelas seperti saat ini. Tatapan yang begitu dekat, ditambah dengan tidak ada luka di sekitar matanya sehingga membuatnya menyadari bahwa matanya benar-benar cantik. Matanya begitu jernih dan bersih, tampak seperti mata air yang bening, yang bisa membuat orang melupakan beban pikiran mereka secara instan saat menatapnya.

"Masih ada luka di lehermu. Apa kamu ingin aku mengolesi luka di lehermu juga?" Gu Zijun mengolesi wajah Zou Xiaomi secara merata, lalu saat melihat-lihat di sekitar wajahnya, dia menemukan lingkaran biru yang menghitam di leher putihnya.

"Tentu saja, tidak hanya di leher tetapi juga di bahu," ujar Zou Xiaomi dengan nada sedih dan mulai membuka kancing piyama. Pada awalnya, dia tidak terlalu memikirkannya, tetapi dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dengan tercengang ketika merasakan sepasang mata yang berapi-api menatapnya. Tatapan mata Gu Zijun sangat dalam, membuat jari-jarinya gemetar dan tidak bisa melanjutkan membuka kancing. Dia buru-buru mengalihkan tangannya dan tersenyum dua kali, wajah dan telinganya memerah.

"Sebenarnya itu tidak masalah. Bukankah aku sudah pernah melihatnya sebelumnya?" Melihat tangan Zou Xiaomi berhenti, Gu Zijun tidak bisa membantu lebih jauh. Dia menatap matanya dan berkata sambil tersenyum.