webnovel

Tangisan Ana yang terlihat

Andre terbangun di tengah malam dan mendapatkan Ana tidak berada di sampingnya.

Dia berpikir mungkin Ana sedang berada di kamar mandi atau sedang minum segelas air di dapur. Kemudian ia menunggu beberapa saat, namun Ana tak kunjung datang kembali. Ia lalu sedikit khawatir dan mencari Ana di seluruh bagian rumah dan tak di dapati nya Ana dimana-mana.

Andre memeriksa mulai dari kamar mandi sampai ke dapur dan berakhir di ruang tamu. Tak sengaja Andre menoleh ke arah jendela yang memperlihatkan suasana taman saat siang hari, dimana pemandangan mawar merah dan mawar putih kesukaan Ana akan terlihat dengan jelas.

"Oh, iya... mungkin dia ada di taman. Dia sangat suka melihat tanaman bunga yang ada di taman" gumam Andre.

Andre kembali ke kamar mengambil kain lembut yang ada di lemari pakaian dan dengan segera menuju taman dan sedikit berjalan mencari cari Ana yang mungkin juga berada di sana.

Tidak jauh dari posisinya berdiri, mungkin 100 meter jaraknya, Andre melihat sosok wanita berambut pendek yang seumuran dengannya. Sosok wanita yang hanya menunjukkan pundaknya itu terlihat menundukkan kepalanya dan sekali kali menengadah ke langit. Ia tersenyum mengetahui bahwa itu adalah Ana. Namun kenapa dia terlihat begitu rapuh dari belakang, pikir Andre.

"Ah, A...na" Andre hendak ingin memanggil wanita itu namun tiba-tiba ia berhenti.

hiks...hiks...hiks...

"Ibu... maafkan saya".... terlihat wajah Ana yang mungil di basahi oleh air matanya.

Mata yang selalu berbinar-binar melihat ke arah Andre sekarang tampak begitu sedih. Mata yang selama 8 tahun ini terlihat antusias bagaikan tak pernah mengeluarkan air mata itu kini menjadi layu.

Melihat Ana menangis terisak-isak, Andre memberikan sedikit waktu untuk Ana menangis sendirian dalam gelapnya malam. Ia tahu bahwa Ana tidak suka dilihat saat menangis. Ana tipe wanita yang sangat tertutup soal kesedihannya dan tak mau menceritakan bebannya sedikit pun kepada orang lain dan kepada Andre sekalipun.

Andre memberikan sedikit ruang dan tempat untuk Ana menyendiri dan tidak mau bertanya mengenai apapun yang hendak membuat Ana menangis tersedu-sedu sampai seperti itu. Bukan karena Andre tak peduli, melainkan karena Andre sangat peduli dan mengetahui Ana lebih dari siapapun. Andre tidak akan pernah bertanya sesuatu sebelum Ana dengan inisiatif nya sendiri akan memberitahukan Andre masalahnya.

Mereka sangat menghargai privasi masing-masing. Ini menjadi nilai positif bagi hubungan itu, dimana mereka akan menjaga privasi pasangan mereka dan memiliki kepercayaan akan satu sama lain. Namun kadang kala hal ini pula dapat menjadi dampak negatif yang mereka belum sadari.

Andre belum pernah melihat Ana yang seperti itu. Ia tahu bahwa Ana adalah anak yang ceria terlepas dari masa lalu yang pernah ia hadapi. Ia hanya akan bersedih jika itu menyangkut mendiang ibunya.

Andre sudah menunggu beberapa saat dan hendak melangkah kan kakinya untuk menyapa Ana karena udara semakin dingin di luar. Namun terdengar Ana berkata sesuatu yang hendak menggoncangkan hatinya sesaat.

"Ibu... Apa ibu akan marah padaku karena saya memilih pria itu dan menghianati janji kita?"

hiks...hiks...hiks...

Sontak Andre menjadi sangat bingung akan apa yang Ana katakan. Apa maksud Ana dengan berkata bahwa ia menghianati janjinya bersama ibunya karena Andre! Hati Andre menjadi gelisah, ia mengernyit dan tampak tak tenang mengetahui sesuatu hal mengenai hati Ana yang mendadak.

"Hah...Ana...apa yang bisa kulakukan untukmu..." gumam nya.

Andre tampak agak ragu, namun ia tak tahan lagi. Ana akan jatuh sakit jika terlalu lama beratapkan langit malam yang dingin. Ia juga hanya menggunakan busana malam yang tipis dan tak membungkus tubuhnya dengan kain yang hangat sama sekali.

"Sayang, sedang apa kamu di luar sini? udara sangat dingin" Andre bergegas membungkus tubuh Ana dengan kain yang di ambilnya dari lemari.

Sontak Ana segera menghapus air matanya agar tak terlihat oleh Andre.

"Ah, sayang... saya hanya menikmati langit malam"

"Kita masuk saja, udara semakin dingin"...

Malam itu, Andre memastikan bahwa Ana tertidur dengan nyaman. Andre tak bertanya apapun kepada Ana dan Ana tak menceritakan apapun mengenai kegelisahan nya. Andre merayu Ana hanya untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja dan memberikan nya segelas kopi panas.

Andre bukan tipe pria yang memaksa pasangannya untuk mengatakan segala hal kepadanya. Ia dapat mengerti dan hanya akan mencari tahu dalam diam untuk menyelesaikan perkara yang mungkin akan menyakiti Ana lebih jauh tanpa sepengetahuan Ana.

***

Mereka adalah pasangan yang seperti itu. Pasangan yang saling menjaga dalam diam, bertahan selama 8 tahun tanpa pertengkaran yang bermakna. Menunjukkan ekspresi kebahagiaan satu sama lain, tanpa mau membebani pasangan mereka dengan ekspresi kesedihan. Akankah mereka akan bertahan!