webnovel

Ekspresi Andre yang lain (21+)

Yah benar, Andre Mahendra tak akan pernah berselingkuh dariku. Aku tahu itu dengan pasti. Dia hanya akan memandang ku seumur hidupnya. Sejak mimpi itu aku hanya terlalu menjadi khawatir.

Andre Mahendra adalah pria yang menjalin hubungan asmara denganku selama 8 tahun terakhir ini. Dia pria yang sempurna untuk setiap wanita. Pintar, berbakti, memiliki postur tubuh yang indah dan juga sangat tampan di ukuran kalangan wanita. Di usia muda pun dia sudah menjadi Presdir sebuah perusahaan yang ia rintis sendiri sejak kami kuliah dulu. Dan aku selalu berada di sampingnya mulai dari ia merintis usaha kecil dan berkembang sampai sebesar sekarang hanya dalam waktu 5 tahun ia sudah memiliki kantor kecilnya sendiri dengan 10 karyawan.

Tak ada seorang wanita yang hendak mendekati nya yang tak ku ketahui. Aku mengetahui semua hal tentangnya, mulai dari kebiasaan nya yang unik ketika dia mulai suka mencium aroma tubuhku sampai pada analisis ku di setiap ekspresi wajahnya yang selalu tepat.

Tak ada persoalan yang berarti selama kami menjalin hubungan asmara. Namun kegelisahan ku ini bukan tak berarti. Mungkin karna kami akan segera menikah. Sehingga membuat ku terlalu berjaga-jaga dan terlalu banyak berpikir.

_

Setelah sampai di rumah Andre, aku mengikuti nya berjalan sampai ke kamar.

"Sayang, maafkan saya" Ujarku

"Ada denganmu?" kata Andre sambil membuka bajunya hendak berganti busana tidur.

"Ah, tidak lupakan saja" Kataku...

Andre menyadari keanehan ku beberapa hari ini. Ia menatapku dengan penuh makna. Di tariknya tanganku untuk duduk di pangkuannya di atas ranjang.

"Kali ini katakan padaku ada masalah apa?" Andre bertanya lembut.

Aku melihat wajahnya dengan berbinar. Dan aku tenggelam dalam pikiran-pikiran ku, masa sih Andre akan meninggalkan ku.

"Sayang apa kamu mencintaiku?" Tanyaku

"Ana, kamu tau kalo aku selalu mencintaimu" ujar Andre sambil melekat kan kedua jidat kami.

Ah benar. Andre sangat mencintaiku... Aku tak boleh ragu lagi.

Aku memeluknya dengan erat, sambil meyakinkan diriku bahwa Andre akan selalu di sisiku.

"Ana, bisakah kau lepaskan aku sekarang?"

"Ah maaf, kamu tidak bisa bernafas? maafkan saya...." Aku terlalu mendekapnya dengan erat tanpa sadar.

Kami saling bertatapan lalu tertawa....

"Biarkan aku melakukan sesuatu padamu" ujar Andre. Tangannya diletakkan di pinggang ku dan hendak mengeluarkan bajuku dari tubuhku...

"Apa yang hendak akan kamu lakukan sayang? tanyaku

"Biarkan aku membantu mu melepaskan pakaian mu!" ujar Andre

Andre tersenyum melihatku dan hendak mendorong ku lembut rebah ke atas ranjang.

"Apakah sekarang kamu ingin melakukan lebih?" Tanyaku sambil menahan wajahnya yang hendak mencium leherku.

Andre berhenti dan menoleh "Apakah tidak boleh?"

"Bukan begitu... hanya saja kemarin kita sudah melakukan nya!" kataku dengan menghindari tatapan matanya.

Ah, sebenarnya aku sudah menanti ini dari tadi. Tapi entah kenapa setelah salah paham kepadanya terasa tidak ingin lagi melakukan nya, pikirku dalam hati.

"Ah, ayolah sayang..." rayu Andre.

"Kamu tampak menjadi sangat liar sekarang! biasanya kamu bisa menahannya... Bahkan selama 8 tahun terakhir kamu bisa selalu menahannya..." Ujarku memasang ekspresi menyelidiki.

"Kali ini aku tak bisa..." Andre tampak tak mau berdebat lagi.

"Ah, sayang..." desahku tak kuasa menahan suatu sentuhan yang sangat menggairahkan.

Entah kapan tangannya telah sampai ke sisi bawah sensitif ku.

"Apa kamu bisa menolaknya sekarang?" Ujar Andre tersenyum manis.

Entah ekspresi apa yang Andre tunjukkan barusan. Aku sungguh tak mengenali ekspresi itu. Dia tampak semakin terobsesi setelah malam itu. Dia bahkan tak memperdulikan pendapat ku bahwa saya tak ingin melakukannya malam ini.

Aku melihat nya dengan berbinar.

Ah mungkin kami masih terlalu muda untuk bisa berpikir jernih menolak hal berbau menyenangkan seperti ini. Kurasa hanya aku yang terlalu banyak berpikir. Pikirku dalam hati.

"Apa kamu tidak menginginkan nya?" sambung Andre melihatku bengong.

"Apa kamu sangat ingin ini sayang?" tanyaku

Andre tak menjawab. Ia mulai melakukan apa yang ingin ia lakukan terhadap tubuhku.

"Aku akan melakukannya perlahan. Bersiaplah" bisik Andre ke telingaku.

"Ah...ah.. sayang sakit..."

"Ah...hah...hah...."

"Sayang, pelan-pelan..."

"Desahanmu membuatku lebih bergairah Ana. Ana aku sungguh mencintaimu" desah Andre.

Hah...hah...hah... Andre berhenti dan membaringkan badannya ke samping tubuhku. Tubuh kami tampak berkeringat dan Andre terlihat puas malam ini. Ia memalingkan wajahnya ke arahku dan mengusap rambutku lembut.

"Malam ini apa kau menikmati nya sayang?" Tanya Andre.

Aku melihatnya dan hanya tersenyum kecil.

Entah mengapa aku tak bisa tidur dan ini menjadi malam yang panjang bagiku. Andre tertidur tepat di samping ku, dan aku terbangun untuk mengambil segelas bir karena pikiranku yang selalu resah.

Aku keluar rumah ke arah taman untuk menghirup udara malam sambil menengadah ke langit.

***

Next chapter