12 Coffee Cafe

"Iya, hallo..."

"Sia apa kamu punya waktu? apa kita bisa bertemu di jam makan siang di coffee cafe di dekat rumahku?"

"Ehm, sekitar jam 2 siang ya"

"Baiklah, sampai ketemu"

Tut...Tut... Andre menutup teleponnya.

Setelah selesai meeting dengan klien, Andre langsung pergi menuju tempat yang telah ia sepakati dengan Sia di telepon.

Ia memasuki cafe itu dan tampak Sia melambaikan tangannya kepada Andre.

"Ah, kamu telah sampai duluan rupanya. Maaf tadi agak sedikit macet di jalan".

"Tidak apa-apa. Kamu hanya terlambat 5 menit dari waktu yang di janjikan. Ngomong-ngomong di mana Ana?" ujar Sia bertanya-tanya karena tak melihat adanya kehadiran Ana.

"Hmt, Soal itu aku tak memberitahu Ana jika aku akan bertemu denganmu. Oh iya, Apa kamu sudah memesan coffee?"

"Belum, aku menunggu kalian tadinya"

"Baiklah kalo begitu biar aku pesankan sekalian..." Jelas Andre menuju ke tempat kasir hendak ingin memesan 2 cangkir americano.

***

"Sia, maaf mengganggu waktu luang mu" Kata Andre sambil memberikan secangkir americano di depan Sia.

"Ah, tidak apa-apa. Kau tidak perlu khawatir. Sebenarnya ada apa? Kau jarang menghubungi ku untuk bertemu berdua saja tanpa Ana"

"Sebenarnya akhir-akhir ini Ana bersikap sangat aneh. Jadi kupikir kamu tau alasannya. Apa Ana bercerita sesuatu kepadamu"

"Tidak ada yang spesial, Ana tidak menceritakan apapun kepada ku akhir-akhir ini... Memang nya dia kenapa?"

"Aku tidak tau apa aku harus menceritakan ini atau tidak. Beberapa hari yang lalu Ana berinisiatif untuk melakukan nya denganku. Namun setelahnya, dia seperti sangat sedih dan juga terlihat khawatir"

"Woaw, maksudmu Ana mengajak mu melakukan itu duluan?" ujar Sia terpukau akan berita yang baru ia dengar, sambil mempertemukan kedua sisi jari telunjuk tangannya.

Telinga Andre sedikit memerah karena malu.

"Hmt, iya..." jawabnya malu-malu.

"Selamat yah, akhirnya kalian melakukan nya saat sudah berpacaran selama 7 tahun lebih"

hahahaha, Sia sedikit menggoda Andre

Andre mengernyitkan dahinya "Apa kamu meledekku...karena setelah 7 tahun lebih kami baru melakukannya?"

"Ah, bukan itu maksudku. Kau terlalu sensitif" Hahahaha

Andre memalingkan wajahnya ke arah jendela menuju ke arah jalan poros "Sia,,, bukankah itu Ana!" Kata Andre sambil menatap tunangannya yang sedang berbicara dengan seorang pria yang tak dikenalinya di seberang jalan cafe.

"Ana... Di mana?"

"Apa kamu mengenali pria yang bersama dengannya itu?"

"Tidak, aku juga baru pertama kali melihatnya. Tidak usa khawatir, Ana tidak akan berselingkuh darimu" ujar Sia.

"Kamu benar... Ah, Soal yang saya bicarakan barusan, apa kamu tau kenapa Ana menjadi sedikit murung akhir-akhir ini... mungkinkah karena kami melakukan hal yang seharusnya di lakukan saat sudah resmi menikah?"

"Ayolah, banyak orang yang melakukannya saat berpacaran dan berkencan. Bahkan aku bisa melakukannya dengan pria yang baru saja aku temui. Ana tidak akan bersedih jika karena itu. Toh dia yang berinisiatif duluan untuk mengajakmu. Mungkin sekarang dia malu dan menyesal karena dia yang mengajak melakukannya duluan. Kamu sungguh tak peka"

"Benarkah begitu?"

"Mungkin saja... Kamu harusnya yang berinisiatif mengajaknya duluan. Kamu kan seorang pria"

"Sepertinya begitu. Aku harusnya mengetahui ini lebih cepat dan tidak membiarkan dia untuk mengatakan hal yang harusnya aku katakan duluan."

"Cobalah untuk bersikap lebih manis kepadanya. Wanita suka untuk diperlakukan seperti ratu"

"Kurasa kamu ada benarnya. Aku akan mencobanya. Oh iya hampir lupa, aku bawakan hadiah untuk mu karena sudah mengganggu waktu luang mu" ujar Andre sambil mengeluarkan bingkisan dari dalam tas kerjanya.

Sia membuka bingkisan itu "Lipstik??" Sia memiringkan sedikit wajahnya ke arah samping dan melihat Andre dengan tatapan tanda tanya

"Ah, jangan salah sangka. Aku tidak tau harus menghadiahkan apa kepadamu. Kamu tau aku tak pernah menghadiahkan apapun ke teman wanita sebelumnya. Aku teringat bahwa Ana berkata kamu suka lipstik yang berwarna merah terang seperti itu. Jadi aku menghadiahkan itu kepadamu" Ujar Andre tersenyum

"Kamu pria yang menggemaskan. Aku akan memakainya" kata Sia

Andre tersenyum dan melihat ke arah jam tangannya. "Ah sudah jam 3 sore. Aku masih harus bertemu klien penting sore ini. Maaf Sia seperti nya aku harus meninggalkan mu sekarang"

"Baik. Pergilah, jangan sampai klienmu berlari ke perusahaan lain karena kamu terlambat" ujar Sia tersenyum melihat ke arah mata Andre sambil menongkahkan dagunya menggunakan kedua tangannya.

Andre berdiri dan hendak meninggalkan meja "Oh, iya. Besok kami akan ke pantai, kamu juga boleh ikut. Kami akan menjemput mu jam 7 pagi, dan kamu boleh mengajak teman-teman panggung mu" Kata Andre sambil berbalik ke arah Sia dan menyelesaikan kata-katanya dengan senyuman manis.

"Baiklah sampai jumpa besok"

"Oke" Andre menjawab singkat dan pergi.

***

avataravatar
Next chapter