webnovel

Aku Mendapatkan Miliarder di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 6

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sintia benar-benar tidak dapat mengerti kenapa. Tanpa sadar dia mengalihkan tatapannya, "Kalau begitu katakan, aku harus bagaimana? Jika kamu ingin aku menandatangani surat penolakan perjodohan negara…."

Sebenarnya Sintia ingin mengatakan, 'Jika kamu ingin aku menandatangani surat penolakan perjodohan negara ini, maka segera singkirkan pikiran itu dan tanda tangani saja sendiri!' 

Namun, sebelum dia menyelesaikan ucapannya, Julian Yazeed sudah memberikan peringatan keras, "Jika kamu berani menandatanganinya, coba saja!"

Sintia tertegun, dia hampir saja curiga ada yang salah dengan telinganya, "Apa kamu yakin yang kamu maksud bukan 'Jika kamu tidak berani menandatanganinya, coba saja.' Begitu kan?"

Ekspresi Julian Yazeed langsung menggelap dalam sekejap. 

Lantas, Sintia dengan cepat mengubah topik pembicaraan, "Kalau begitu katakan, kita harus bagaimana sekarang?"

'Kita harus bagaimana sekarang? Bagaimana dia tahu apa yang harus dilakukan?'

Julian Yazeed mengerutkan kening tanpa bicara sepatah kata pun. Awalnya, dia sudah memutuskan untuk menghindari wanita ini seumur hidupnya layaknya sosok momok. Mereka tidak akan pernah bertemu ketika hidup ataupun mati!

Setelah hening sejenak, Julian Yazeed tiba-tiba memberi perintah, "Panggil staf Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, aku akan menerima perjodohan ini!"

"...."

Semua orang ternganga selama beberapa saat. Perubahan situasi ini terlalu cepat. Pengacara Xander yang sudah bersiap melihat kematian Sintia Yazid dibuat tak percaya saat mendengar perintah Julian Yazeed padanya.

"Tuan Julian, apa Anda yakin?"

Julian Yazeed mengalihkan tatapannya ke arah Pengacara Xander dengan dingin, lalu berkata datar, "Jangan membuatku mengulangi kata-kataku."

"Baik."

Pengacara Xander begitu ketakutan sehingga dia tidak berani untuk bertanya lagi.

Hanya saja, saat mengingat instruksi yang diberikan oleh Yana Xila padanya, membuat Pengacara Xander jadi sangat pusing, 'Jika Nona Yana Xila sampai tahu hal ini, bukankah dia akan marah?'

Salah seorang staf bergegas meletakkan surat persetujuan menerima perjodohan negara di hadapan Sintia dan Julian.

"Silahkan tanda tangan di sini."

Sintia masih belum bisa berpikir jernih. Diam-diam, dia melirik ke arah pria yang tengah duduk tenang sambil bersandar di sofa dengan santai. Dia benar-benar tidak mengerti, 'Kenapa pria ini mendadak berubah pikiran saat baru saja akan membunuhku?'

Dia mengambil pena lalu berulang kali bertanya, "Apa kamu yakin? Apa kamu yakin ingin menerima perjodohan negara ini?"

"Kenapa, tidak berani tanda tangan?"

Julian memicingkan mata gelapnya yang berbahaya, seolah-olah mengatakan, 'Jika kamu tidak berani menandatanganinya, maka aku pasti akan menghancurkanmu!'

"Kenapa aku harus tidak berani? Siapa yang takut akan menjadi pengecut!"

Sintia mengambil pena itu kemudian membubuhkan tanda tangannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Toh, bukan dia yang salah!

"Tuan Julian…."

Melihat Julian yang juga mengambil pena tersebut, pengacara Xander yang berdiri di dekat mereka pun mengingatkan.

"Lebih baik Anda pikirkan lagi. Bukankah ayah Anda dan Tuan Besar Xila sudah menyetujui pernikahan kalian? Nona Yana adalah putri duyung satu-satunya di dunia ini, dia aset negara!"

'Nona Yana berkata di telepon jika dirinya adalah satu-satunya wanita di mata Tuan Julian!'

'Kabarnya, Julian Yazeed bahkan meminta arsitek terbaik dunia untuk membangun kolam renang putri duyung di mansion keluarga Yazeed enam bulan lalu. Kolam renang itu sudah selesai dibangun beberapa hari yang lalu. Setelah mereka menikah, dia akan meminta Nona Yana untuk berenang di kolam renang tersebut sesuka hatinya.'

Julian mencibir dingin, "Aku tidak berniat untuk membuka kebun binatang."

Pengacara Xander, "..."

'Pfttt …. haha, kenapa aku tiba-tiba merasa jika pria ini tidak terlalu kejam ya. Aku suka mendengar kata-katanya. Ya, aset negara yang luar biasa!'

Namun senyum Sintia hanya bertahan selama tiga detik sebelum kemudian berubah menegang. Ia menatap tanda tangan Julian Yazeed yang kuat dan dominan itu dengan ternganga. Sintia tercengang, 'Dia benar-benar menandatanganinya?'