webnovel

Aku Mendapatkan Miliarder di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 4

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pengacara Xander terus menerus menyebut nama Yana Xila hingga membuat Sintia kesal mendengarnya.

'Seperti langit dan bumi apanya, memangnya Yana Xila sehebat itu?'

'Bukankah dia hanyalah putri duyung?'

Publik hanya tahu bahwa Yana Xila adalah satu-satunya putri duyung yang ada di dunia. Lalu, apakah publik juga tahu jika Yana Xiala divonis menderita leukemia granulositik kronik sejak ia berusia dua tahun? Dan untuk menyelamatkan Yana Xila, keluarga Xila berpartisipasi dalam proyek transformasi putri duyung lagi dan melahirkan putri duyung yang lain?

Sintia tersenyum sinis, 'Hah, bagaimana mungkin publik tahu?'

'Begitu lahir, putri duyung yang satunya langsung disembunyikan oleh Tuan dan Nyonya Xila karena dia jelek!'

Jika Yana Xila diibaratkan sebagai angsa putih yang membuat keluarga Xila terkenal, maka putri duyung itu adalah itik buruk rupa yang lebih baik di simpan di bawah meja.

Karena jelek, satu-satunya tugasnya setelah lahir hanyalah memberikan sumsum tulangnya untuk Yana Xila. Setelah tugas itu selesai, dia disia-siakan oleh kedua orang tuanya, lalu dilepaskan ke laut untuk bertahan hidup sendiri!

Anak keenam itu dibuang tanpa ampun ke lautan, ditelantarkan oleh hukum rimba. Dia lupa bagaimana cara bertahan hidup di laut, bagaimana menghadapi hiu, paus pembunuh, dan penguasa bawah laut lainnya yang sewaktu-waktu bisa membunuhnya. 

Memikirkan hal ini, Sintia menyunggingkan seringaiannya, 'Tidak peduli seberapa sulitnya itu, tapi aku tetap selamat!'

Namun, dia tidak pernah menyangka akan kembali bertemu dengan Yana Xila lagi dalam hidupnya. Tak diduga, dia bahkan memilih calon tunangan Yana Xila?

Sekarang pengacara Xander ini ingin menggunakan Yana Xila untuk memukul mundur dirinya, 'Kalau begitu, dia sudah melakukan kesalahan fatal!'

Sintia bersandar di sandaran sofa sambil memainkan jari-jarinya, lalu berkata dengan nada sarkas, "Kenapa memangnya kalau menjadi putri nelayan? Saya memilih nomor itu sesuai dengan prosedur. Saya tidak mencuri atau merebutnya. Negara percaya bahwa kami adalah pasangan yang serasi, pemerintah sendiri yang menyodorkan Tuan Yazeed pada saya. Jika kalian keberatan, kalian bisa membicarakannya dengan pihak pemerintah!"

Pengacara Xander tidak menyangka Sintia Yazid akan sebodoh ini. 

'Ini adalah Tuan Julian, apakah dia berpikir bisa memeras Tuan Julian?'

Pengacara Xander berujar dingin, "Nona Yazid, saya sarankan Anda untuk Mundur. Tuan Julian sudah tiba. Jika Anda masih begitu keras kepala, maka tunggu Tuan Julian untuk turun tangan sendiri. Tidak ada yang bisa membela Anda saat itu. Tuan Julian terkenal dengan kekejamannya. Bahkan lebih mudah bagi beliau untuk menghancurkan Anda daripada seekor semut!"

"Hah, kalau begitu biar dia melakukannya. Apa menurut Anda, saya akan takut padanya?"

Jika pada akhirnya Sintia gagal, kemungkinan terburuk dia hanya akan memakan obat penyesalan. Dia akan mengambil nomor lagi dan menemukan seseorang yang potensial. Dia memang tidak memiliki segalanya, tapi dia punya obat penyesalan yang dapat membalikkan keadaan.

***

Wush—wush—-wush—

Sekelompok iring-iringan mobil Roll Royce mewah melaju menuju Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil langsung menarik perhatian orang yang lewat.

Zayn menerima telepon dari pengacara Xander. Ia mengerutkan kening lalu berkata dengan marah, "Tuan Julian, Nona Yazid sangat tidak tahu malu, dia bahkan ingin memeras Anda dan memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki nasib."

Julian Yazeed duduk di dalam mobil dengan aura yang dominan. Tatapannya penuh dengan penghinaan, "Tergantung, dia mampu atau tidak untuk memanfaatkan aku! Aku ingin semua informasi tentangnya."

Zayn segera menyerahkan iPad di tangannya sambil berkata dalam hati, 'Dari semua orang, kenapa dia harus memprovokasi Tuan Julian!'

'Dia cari mati!'

Julian mengambil alih iPad itu sambil menggulir layar iPad dengan malas. Saat dia menemukan celah, dia tidak sengaja melirik foto Sintia Yazid pada informasi tersebut. Seketika itu juga, ekspresi ganasnya langsung terlihat sedikit membeku.

Seolah-olah tidak percaya, dia memperbesar foto tersebut.

Sepasang mata tajamnya memandang wanita yang ada dalam foto itu untuk waktu yang lama. Dia masih tidak percaya, orang yang memilihnya ternyata adalah dia?