webnovel

Aku Mendapatkan Miliarder di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (2)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Telapak tangan Sintia Yazid berkeringat saat sedang menunggu pasangannya di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan. Dia menunggu sambil membaca sebuah postingan viral di dalam situs gosip dengan Headline '818 Daftar Pria Terkaya di Indonesia yang Belum Menikah.'

Harus dia akui bahwa mereka yang masuk ke dalam daftar pria muda paling potensial di Indonesia begitu tampan, kaya dan keren. Mereka adalah suami ideal untuk semua wanita. Sayangnya, mereka semua adalah orang-orang keras kepala yang menganut paham misogami garis keras. Mereka kejam dan berkuasa.

Contohnya saja, orang yang berada di daftar urutan pertama, Julian Yazeed.

Dia pernah dengan sombongnya berkata dalam sebuah wawancara, "Siapa pun yang berani menggodaku, aku sarankan kamu untuk segera mempersiapkan kuburanmu sendiri!"

Sintia Yazid begitu ketakutan sampai kakinya gemetar, ia kemudian dengan cepat segera bertanya pada seorang staf.

"Apa saya bisa mengambil nomor lagi?"

"Jangan begitu. Aku lihat kamu gadis yang cantik, kenapa kamu tidak punya kekasih? Apa kamu terlalu pilih-pilih? Aku sudah pernah bertemu dengan banyak gadis cantik yang tidak punya kekasih seperti dirimu. Kamu terlalu pilih-pilih sampai akhirnya kamu sendirian, kan? Tidak bisakah kamu menghilangkan kebiasaan buruk ini begitu kamu berada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil?"

Sintia Yazid ingin membantah dengan mengatakan jika dirinya telah diputuskan hari ini, tapi sepertinya itu lebih memalukan, bukan?

Lebih baik dia dibilang terlalu pilih-pilih, setidaknya itu lebih bermartabat.

"Pasangan yang dipilihkan untuk saya memiliki nama keluarga yang mirip dengan saya. Mungkin dia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan saya di generasi sebelumnya, itu tidak berdampak baik untuk keturunan kami nantinya."

Staf tersebut menatapnya tidak senang, "Percayalah pada negara. Negara tidak akan memasangkan orang secara sembarangan. Untuk menemukan pasangan yang cocok denganmu, pemerintah sudah menyelidikinya berdasarkan delapan aspek yang meliputi, karakter, kepribadian, latar belakang keluarga, pendidikan, pandangan hidup, penampilan, tipe idealnya, dan sebagainya. Itu sudah melalui analisis data besar, negara memberi 10 kandidat yang paling cocok untuk kamu pilih. Tidak peduli mana yang kamu pilih, itu adalah pasangan yang cocok untukmu."

"!!!!"

'Bagaimana mungkin data besar melihatku cocok dengan Julian Yazeed?'

Sintia Yazid begitu cemas sampai-sampai rasanya ingin menangis saja, "Apa benar-benar tidak bisa memilih lagi?"

"Tidak bisa! Kecuali kamu mampu membayar denda sebesar 22 miliar. Tapi, aku beritahu kamu, jika kamu menolak pernikahan resmi ini, maka konsekuensinya tidak sesederhana membayar denda. Itu juga akan dicatat dan menjadi aib seumur hidupmu. Hak politikmu tidak hanya akan dicabut, tapi itu juga akan mempengaruhi investigasi kreditmu. Pikirkan lagi, apa kamu bisa menanggung konsekuensinya….."

'Benarkah? Separah itu?'

***

Wush—--wush—--wush—-

Sebelas iring-iringan mobil mewah Roll Royce melaju di sepanjang jalan menuju Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Auranya yang tak tertandingi sudah berhasil mengintimidasi orang-orang dari kejauhan. 

Yang lebih mengejutkan, Julian Yazeed duduk di mobil keenam dengan arogan. Dia tampak begitu berwibawa, layaknya naga yang bersembunyi di dalam jurang. Tubuhnya memancarkan aura yang begitu dominan hingga orang harus tunduk padanya.

Akan tetapi, dia sudah mendidih karena amarah. Wajah tampannya bahkan tampak lebih mendung daripada awan gelap yang akan membawa petir untuk menghancurkan kota.

Zayn Fares yang duduk di kursi kemudi begitu tegang hingga tak berani untuk sekedar mengambil napas. Ia berharap untuk mati saja sekarang.

Dia begitu sibuk sehingga lupa untuk membayar pajak bujangan sang bos, Julian Yazeed. Akibatnya, Julian juga berakhir dalam situasi menyedihkan di mana namanya dipilih oleh orang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Julian membayar pajak bujangan setiap tahunnya, dan kebetulan tenggat waktunya berakhir hari ini. Zayn terlambat tiga jam untuk membayarnya hari ini, dan akibatnya…. 

"Tuan Julian, tolong hukum saya saja. Jika bukan karena saya lupa membayar pajak bujangan Anda, nama Anda tidak akan dimasukkan ke dalam lotre. Tapi jangan khawatir, saya sudah menghubungi pengacara Xander untuk datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk menangani masalah ini. Pasti ada jalan keluarnya."

"Apa jalan keluarnya?"

Suara pria itu begitu berat dan dominan. Dia langsung berkata tanpa basi-basi "Kakakku berada di situasi kritis masa-masa pemilihan presiden. Jika aku menolak keputusan negara sekarang, entah berapa banyak lawan politik kita yang akan membuat keributan tentang masalah ini ... "

Zayn semakin merasa telah melakukan dosa yang tidak terampuni, jadi dia bersikeras, "Tuan Julian, tenang saja. Saat ini publik masih belum tahu…."

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, sebuah pesan pemberitahuan tiba-tiba muncul di ponselnya.

[Hot! Julian Yazeed—---salah satu dari sepuluh miliarder bujangan telah dipilih oleh seseorang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya!] 

Sudut mata Zayn berkedut keras, 'Kenapa media tahu begitu cepat? Apakah aku harus mati saja sekarang?'