webnovel

laki-laki itu

pria itu tidak mengatakan sesuatupun. fikirannya tertuju pada kejadian malam itu, ia memikirkan kejadian malam itu dan menghubungkannya dengan apa yang di katakan oleh gadis yang ada dihadapannya ini. pasti terjadi sesuatu malam itu, setelah aku tanpa sadar memeluknya dengan paksa, dia menolak dan pergi entah kemana. kenapa aku begitu bodoh saat itu, kenapa aku tidak bisa menahannya, apa karena itu dia marah padaku tapi siapa laki-laki itu, beraninya dia merebut wanitaku. tidak bisa dibiarkan.

ia berdiri dan mulai pergi meninggalkan tempat itu, gadis yang ada di depannya hanya menatap dengan heran. tak masalah itu sudah cukup untuk membuat hubungan mereka menjadi kacau, batinnya. dia tersenyum lebar dengan ke puasan.

"Naumi, bolehkah aku bertanya dengan siapa kau pulang pada perayaan tahun baru kemarin? apakah kau pulang dengan seorang laki-laki? bagaimana bisa.. "ia berhenti berkata -kata karena tidak mendapatkan respon apapun. gadis itu masih pada posisi yang sama. awalnya pria ini enggan untuk bertanya langsung tapi perasaannya memaksanya untuk membuka mulut, ia mulai meluluhkan emosinya. "apakah kau marah padaku karena kejadian malam itu?" aku sungguh... tidak sengaja. waktu itu aku sedang sangat mabuk jadi aku tidak dapat mengontrol diriku sendiri" aku mohon maafkan aku" dengan terengah-engah pria itu berkata kepada gadis yang masih tertunduk lemas di mejanya karena lelah dan malas. ia sedang memikirkan bagaimana ia dapat mengubah hidupnya, ketika itu ia tersentak kaget ketika pria yang sama sedang memohon kepadanya. pria ini selalu bisa bersikap baik dan manis dihadapannya. gadis mana yang tak kan luluh bila seseorang yang mereka sukai berusaha dengan keras untuk memohon.

pria ini begitu tampan walaupun dengan terengah-engah, wajah yang dipenuhi keringat itu membuatnya terlihat sangat seksi.

Naumi mulai mengangkat kepalanya memandang pria itu dengan senyum samar.

"ini.. kau pasti belum makan, aku membawakanmu roti dan minuman ringan... makanlah" pria itu menyodorkan kantong plastik kepadanya.

dia terlalu manis untuk diabaikan, akankah aku jatuh cinta lagi padanya, dia begitu tampan, baik dan manis.

"baiklah" dengan senyum yang mengembang Naumi mengambil kantong plastik itu.