webnovel

Cinta Beda Generasi

David adalah Pria dewasa berumur 38 tahun. Di usianya yang sudah matang dia belum bisa menemukan tambatan hati yang pas. Namun siapa sangka cintanya jatuh pada gadis muda yang masih berusia 18 tahun. Pesona gadis itu begitu buat bagi David. Akankah Gadis itu bisa menerima cinta David sang Casaanova? Clara adalah gadis muda berumur 18 tahun. Profesi nya sebagai penyanyi cafe dan berstatus sebagai mahasiswa. Disaat dirinya sudah mulai jatuh cinta dengan seseorang, mantannya kembali bertemu dengan dirinya. Akankah Clara kembali pada mantan nya? atau justru melanjutkan cintanya yang telah dia mulai.

Zulaiha_7684 · Urban
Not enough ratings
1 Chs

Pertemuan Awal

David adalah Pria dewasa berumur 38 tahun. Di usianya yang sudah dewasa dia belum menemukan jodohnya. Selama ini dirinya hanya bermain-main saja dengan semua wanita. Hanya dengan uang yang dia miliki semua wanita mendekat dengan sendirinya.

Seperti saat ini dirinya tengah melakukan percintaan panasnya di sebuah apartemen miliknya yang terbilang mewah. Dia selalu membawa wanita yang dia mau untuk menemani malam panjangnya.

"Gimana sayang, apakah kamu puas." tanya sang wanita sambil memeluk erat tubuh David tanpa sehelai benang pun.

"Belum ada yang bisa membuat ku puas. Cuma kamu yang puas dalam percintaan tadi." jawab David sambil telentang di atas kasur empuknya.

"Kenapa? apa kamu bosan denganku? " tanya wanita seksi yang bernama Sheila tersebut. Dirinya kecewa atas ketidakpuasan kekasihnya itu.

"Entahlah, aku sendiri pun tidak tahu." jawab David bingung, pasalnya dia benar-benar jengah kali ini. Tidak seperti biasanya yang selalu menggebu-gebu soal urusan bercinta.

David bangkit dari kasur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan Sheila memungut pakaiannya yang berserakan tadi. Dirinya ingin segera pergi menemui kekasihnya yang lain. Tadi David memberikan uang dalam jumlah yang lumayan banyak menurutnya. Setelah tersenyum menang, Sheila keluar dari apartemen milik David tanpa berpamitan.

Tak berselang lama David keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya. Pandangannya menyapu seluruh ruangan kamarnya mencari keberadaan kekasihnya tadi. Namun tidak ada siapa pun di sana.

Siaaalll... selalu seperti itu. Dasar cewek matre setelah dapat uang langsung pergi tanpa pamit. Batin David menahan emosi.

Langsung saja dia menuju ke walk in closet untuk memakai baju. Ia memilih kaos kerah berwarna navy dan celana jeans panjang warna abu. Tak lupa ia menggunakan sepatu putih nya. Siapapun yang melihat tidak akan pernah menyangka jika David sudah berumur 38 tahun.

Segera dia menyambar kunci mobil yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Ia melajukan mobilnya dengan kencang, tujuan nya kali ini adalah ingin ke Cafe milik sahabatnya untuk sekedar nongkrong dan ngopi. Pekerjaannya dia serahkan kepada orang kepercayaan nya. Dia adalah seorang bos penjual barang-barang elektronik yang ada di Mall ternama di Kotanya.

Namun siapa sangka, kecepatan mobilnya malah membawa petaka baginya. Ia hampir menabrak seorang gadis yang tengah menyebrang jalan. Gadis itu tersungkur kaget,tubuhnya tidak mengenai mobil itu.

David yang takut terjadi apa-apa pada gadis itu langsung saja dia turun dari mobilnya. Dan melihat kondisi gadis yang hampir dia tabrak.

"Kalau om nggak bisa nyetir jangan ngebut-ngebut, bisa membahayakan nyawa orang tahu nggak. Dasar orang kaya, mentang-mentang punya mobil nggak mikirin yang jalan kaki." emosi gadis itu sambil bersungut-sungut. Ia sudah berhati-hati saat menyebrang namun mobil itu tetap melaju kencang.

"Terus mau kamu apa? minta ganti rugi?. "jawab David tak kalah emosinya. Dia mengeluarkan uang yang di dompetnya dan langsung melempar uang itu ke wajah gadis itu.

" Dasar om-om gak tahu diri,om pikir dengan uang masalah akan selesai? om pikir aku mata duitan? "ucap gadis itu tak terima. Merasa direndahkan, biarpun dia miskin namun dia bukan tipe cewek yang mata duitan.

" Kenapa? uangnya kurang? "tanya David sambil mengeluarkan uang lagi dari dompetnya. Gadis itu langsung merampas begitu saja dari tangan David kemudian dia lempar ke wajah David.

David yang diperlakukan seperti itu dengan gadis kecil menurutnya merasa tak terima. Ia mencengkram kuat tangan gadis itu.

" Berani kamu kurang ajar sama saya. Gadis kaya kamu tuh dimana-mana sama. Suka uang buat merayu pria kaya, jangan munafik kamu."kata David menumpahkan emosinya.

"Aku memang suka uang tapi kalau dari hasil kerja kerasku. Pantang buat aku nerima dari orang yang nggak aku kenal apalagi sampai minta-minta. Dan perlu om tahu, semua wanita nggak sama di dunia ini." kata gadis itu sambil menunjuk-nunjuk wajah David. Bahkan dirinya tidak takut dengan David yang dikenal sebagai penakluk wanita. Tapi lihatlah kali ini, dirinya bahkan di maki-maki oleh gadis itu.

David yang melihat gadis itu tidak takut dengan dirinya merasa terhina, pasalnya selama ini tidak ada yang berani marah-marah dengan dirinya. Wanita manapun akan terpesona dengan ketampanannya.

"Dasar om-om tua, nyebelin." ucap gadis itu sambil mengusap-usap siku nya yang tergores aspal karena tersungkur tadi.

David yang mendengar itu melotot tajam ke arah gadis itu. Ingin mencekal tangannya dan memelintir ke belakang. Tapi dia kalah cepat, gadis itu malah berlari sambil menjulurkan lidahnya ke arah David. David geram dengan gadis berani itu.

Bisa-bisanya dia kalah dengan gadis kecil itu. Cantik sih.. tapi kalau ketemu akan aku balas. geram David bermonolog.

Kini David melanjutkan lagi perjalanan yang tertunda akibat gadis tadi. Kali ini dia sudah tiba di Cafe milik sahabatnya, Bima.

Langsung saja dia masuk dan duduk di bar.Meminta pada bartender yang ada di Cafe itu untuk di buatkan Espresso Coffe kesukaan nya.

Bima yang saat itu keluar dari ruangannya langsung melihat David yang sedang duduk di kursi bar.

"Hei bro, tumben lo kesini siang-siang gini. Gak lagi ngamar lo sama Sheila? " ejek Bima sambil mengerutkan dahinya tak percaya jika David keluar disaat siang seperti ini.

"Udah tadi, pengen cari suasana yang nggak bikin bosan aja sih eh malah ketemu cewek gila tadi di jalan." jawab David memberengut kesal teringat gadis di jalan tadi. Sambil sesekali menyesap kopi yang telah jadi.

"Nggak salah denger nih aku, lo ketemu cewek gila? kok bisa? " tanya Bima heran.Kini dirinya duduk berdampingan di samping David.

"Gimana nggak gila coba, dia tadi ngata-ngatain aku sambil nunjuk-nunjuk muka aku tahu nggak. Selama ini cewek kalau ketemu aku selalu tebar pesona." kata David kesal.

"Ya mungkin pesona lo pudar di mata cewek itu." jawab Bima asal.

"Nggak mungkinlah,kan aku tampan semua cewek selalu suka sama aku." kata David dengan bangganya.

Bima yang mendengar penuturan David langsung tergelak. Bisa-bisanya sahabatnya ini bersikap percaya diri setelah di hina seorang cewek. Bima berpikiran seperti itu sambil menggelengkan kepala tak percaya.

David menikmati kopinya, enggan sekali beranjak dari Cafe itu. Sepertinya dia malas untuk menghubungi Sheila. Menurutnya Sheila hanya membutuhkan uangnya saja. Buktinya setelah mendapat uang dari David Sheila tidak menghubunginya lewat ponsel.

Setelah kopinya habis, David memesan segelas kopi lagi. Entah kenapa hari ini dia tidak mood untuk bekerja. Mungkinkah karena tuntutan dari orang tuanya yang menginginkan agar dirinya segera menikah? David sendiri belum ingin menikah. Menurut nya semua wanita yang dekat dengan dirinya hanya karena uang. Jadi David belum yakin untuk menikah, karena Sheila tidak pernah mau jika diajak menikah. Ia takut menikah muda katanya.