webnovel

BAB 4: Apa Itu Cinta?

( ... ) = Monolog Yuuta Maru

Perkembangan hubungan antara Yuuta dan Chitose terjadi begitu cepat karena tindakan berani yang Yuuta lakukan. Dia bertaruh atas tindakannya itu dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Namun semua itu belum cukup jika Chitose masih agak sulit untuk didekati. Dia memang bisa berbicara dengan Yuuta tapi itupun masih dengan perasaan yang tertutup, singkatnya Chitose masih tidak bisa terbuka pada Yuuta.

Ketika mengetahui fakta itu, Yuuta mulai merasa depresi dan berpikiran sempit. Bahkan dalam beberapa saat dia sempat berpikir kalau membantu Chitose adalah hal yang mustahil. Tapi jauh di dalam pikirannya, Yuuta ingin sekali menjadikan Chitose sebagai pacarnya, jadi dia tidak akan menyerah dengan mudah.

Saat ini adalah waktu istirahat makan siang. Sekarang Yuuta berada di kantin sekolah bersama dengan Chiko dan mereka sedang menikmati makanannya masing-masing. Yuuta memesan kentang goreng dengan Cola, sedangkan Chiko memesan burger daging dengan air lemon sebagai minumannya.

"Umm ... Chiko-chan," panggil Yuuta.

"Apa? Jangan ajak bicara orang yang sedang lapar!," balas Chiko.

Chiko adalah tipe orang yang pasti akan merasa kesal jika seseorang mengajaknya bicara saat makan, itu pengecualian jika yang dibicarakan adalah hal penting. Yuuta tahu akan hal itu dan dia tetap mengajaknya untuk bicara.

"Ya, maaf. Tapi ini agak penting bagiku," kata Yuuta sambil meminta maaf.

"Mungkin bagimu saja, bagiku tidak," balas Chiko sambil melahap burger dagingnya.

"Kurasa kau cukup ahli dalam hal ini, jadi bisa tolong jelaskan apa itu cinta?"

"Hah?!"

Dengan mulut yang terbuka, Chiko merasa bingung dengan apa yang ditanyakan oleh Yuuta. Karena baginya, seharusnya pertanyaan itu bisa dijawab bahkan oleh anak SD sekalipun.

"Jelaskan saja, kumohon!"

"Huh ... ada apa tiba-tiba? Apa kau sedang jatuh cinta? Astaga, kenapa baru sadar sekarang?"

Sambil menghela napas, Chiko menghujani Yuuta dengan beberapa pertanyaan sampai membuat ekspresinya berubah. Tentu saja Yuuta merasa kesal karena Chiko yang bertele-tele, bahkan dia belum menjelaskan apapun.

"..."

"Ah, baik. Maafkan aku, aku akan menjelaskannya! Menurutku, cinta adalah ketertarikan antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lain. Tapi tidak hanya itu, cinta juga bisa diartikan sebagai kesukaan terhadap hal apapun tanpa memandang bentuknya."

Chiko yang sadar kalau Yuuta sedang serius mulai menjelaskan tentang cinta menurut pendapatnya sendiri.

Yuuta mendengarkannya dengan serius walaupun dia masih tidak mengerti. Bagi Yuuta, penjelasan Chiko terlalu harfiah sampai membuatnya bingung dan berpikir dua kali untuk membahasnya lebih lanjut.

"Aku sudah menjawabnya, Yuuta. Jadi jawab aku sekarang!"

(Kau bahkan tidak menjelaskannya dengan benar!)

"Ya, selama aku bisa menjawabnya."

Bagaimanapun, Yuuta hanya bisa memaklumi penjelasan Chiko karena dia adalah otaku akut yang tergila-gila dengan dunia 2D.

(Pemikiran seorang otaku akut memang sulit dimengerti.)

"Apa kau sedang jatuh cinta dengan seseorang?," tanya Chiko dengan penuh penasaran.

"Entahlah," jawab Yuuta singkat.

"Ayolah, aku sudah menjawabmu tadi!," keluh Chiko atas jawaban yang Yuuta berikan.

Untuk sementara waktu, Yuuta merasa kalau belum waktunya bagi Chiko mengetahuinya, jadi dia berbohong demi kebaikannya sendiri.

"Aku juga tidak tahu. Selama aku hidup hingga sekarang, aku jadi melupakan tentang cinta setelah orang tuaku meninggal."

Yuuta terpaksa menggunakan orang tuanya sebagai pengalihan topik, padahal setelah masuk ke SMA secara perlahan dia bisa merelakan kepergian orang tuanya. Yuuta tidak merasa sedih lagi saat membahas orang tuanya sendiri, karena dia memiliki caranya tersendiri saat sedang merindukan mereka.

"Maaf, Yuuta! Aku tidak bermaksud," ucap Chiko dengan nada rendah.

"Ya, boleh aku bertanya sekali lagi?," pinta Yuuta.

"Tentu," jawab Chiko pelan.

Kali ini Yuuta berniat bertanya hal lain pada Chiko, yang mungkin pertanyaannya akan dijawab dengan mudah oleh Chiko. Saat sudah mendapat persetujuan darinya, Yuuta mulai bertanya.

"Jika kau menyukai sesuatu, apa yang kau lakukan?"

Yuuta mengeluarkan tatapan serius dengan harapan Chiko juga menjawabnya dengan serius.

"Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkannya, bahkan jika perlu aku akan bertarung dengan yang lainnya hanya untuk itu. Saat aku menyukai dan menginginkan sesuatu, aku tidak takut dengan apapun yang akan terjadi kedepannya ... karena yang terpenting adalah keyakinan untuk mendapatkannya."

Mendengar penjelasan Chiko, mulut Yuuta sedikit terbuka seolah-olah terkesan dengan kata-kata bijak yang dikeluarkan oleh teman terdekatnya itu.

"Chiko-chan, terima kasih!"

Dengan penuh perasaan tulus, Yuuta berterima-kasih pada Chiko.

"Ya, aku juga. Sejujurnya aku sangat senang karena kau memilih berteman denganku dibandingkan yang lain. Terima kasih, Yuuta!"

Lalu disisi lain Chiko juga berterima-kasih pada Yuuta karena dia mau berteman dengannya yang merupakan seorang otaku akut.

"Kebanyakan orang adalah temanku, tapi kau yang paling berbeda ... Chiko-chan," kata Yuuta sambil bangkit dari kursinya.

Yuuta sudah menghabiskan kentang goreng dan juga cola-nya, jadi dia berniat untuk pergi menemui Chitose jika masih bisa.

"Ya, tolong ceritakan padaku lain kali ... aku pasti akan membantumu!"

Seolah-olah mengerti dengan apa yang hendak Yuuta lakukan, Chiko membiarkan Yuuta pergi. Tentu saja dia mengerti, karena melihatnya yang dihukum oleh komite disiplin saja sudah membuat Chiko berpikir kalau Yuuta agak berubah. Dan dia berniat mendukungnya.

Kini Yuuta benar-benar pergi meninggalkan Chiko, sekarang dia sedang mencari keberadaan Chitose. Pertama-tama, dia melakukan pencarian disekitar kelas 1-B. Itu berada dekat dengan kelasnya sendiri, jadi itu mempermudah Yuuta saat melakukannya.

(Dimana dia?)

Dia terus mencari dan mencari, tapi hasilnya nihil. Yuuta tidak menemukan apapun disekitar lingkungan kelasnya, dan entah kenapa dia terus merasa gelisah karenanya.

(Firasat ku buruk tentang ini!)

"Mereka melakukannya lagi? Yah, itu salah Eru-chan sendiri karena tidak pandai berkomunikasi."

"Benar juga."

(Hah?! Apa yang barusan dikatakan olehnya?)

Yuuta merasa terkejut karena ditengah pencarian dia mendengar pembicaraan beberapa gadis yang sedang membahas tentang Chitose, lalu dia pun sedikit mendekat ke arah gadis itu dan menguping pembicaraannya.

"Kurasa atap sekolah akan menjadi tempat yang angker."

Mendengar perkataannya itu, tanpa pikir panjang Yuuta pergi menuju atap sekolah yang berada tidak jauh dari kelas 1-D. Firasat buruknya kini semakin menjadi-jadi, dan rasa khawatirnya semakin bertambah seiring dia berlari menuju atap sekolah.

(Tunggu aku, Chitose-chan!)

Dengan penuh keyakinan, Yuuta berpikir untuk membalas tindakan yang mereka lakukan jika terjadi sesuatu pada Chitose. Tidak ada rasa takut dalam dirinya, karena Yuuta berpikir kalau dia harus berani demi orang yang dia cintai, tak peduli sesulit apapun itu.

Berlari dan berlari adalah pilihannya agar cepat sampai menuju tujuannya, bahkan Yuuta sudah menabrak beberapa orang yang berada di jalurnya. Dia tidak peduli dan mengabaikan semua orang yang sudah ditabraknya dan terus berlari.

Sebenarnya jarak antara kelas 1-A ke 1-D lumayan pendek, hanya saja anak tangga yang digunakan untuk naik ke atap sekolah berjumlah sangat banyak dan tentu saja itu memperlambat gerakan Yuuta, apalagi jumlah orang yang berada di anak tangga juga tidak sedikit.

"Huh ... huh ..."

Akhirnya dia sampai ke bagian pintu atap sekolah walaupun napasnya terasa sangat berat karena kelelahan. Lalu tanpa berlama-lama Yuuta membuka pintunya.

"Chitose-chan?!"

"Yu- Yuuta-kun!"

(Sial!)