webnovel

Chronicles; First War

Grobay city, 03 Juli 2018. Kota besar yang amat kaya dengan ketenangannya. Hingga suatu hari, sebuah kasus mulai terjadi. Kasus yang selalu terulang berkali-kali dengan pola yang sama setiap kali. Mulai dari pembunuhan, pemutilasian, hingga suatu saat sesosok manusia yang terlihat tidak nampak seperti manusia pada umumnya terekspos kamera. A. I. M., sebuah kelompok khusus yang berdiri tahun 70-an. Terdiri dari 10 kelompok dengan urutan Alpha pada peringkat teratas dan Omega pada peringkat terbawah. Masing-masing nama kelompok merupakan hasil nama dari Greek Alphabet. Alpha team dipimpin oleh John Aryno ditugaskan oleh Mr. R untuk menyelidiki serta turun tangan untuk mencegah kejadian yang telah mereka prediksi. John Aryno atau biasa disebut Ryno menugaskan seperempat pasukannya untuk ikut serta dalam penyelidikan lalu memimpin seperempat lainnya menguak serta menghentikan akar masalah dengan taktik senyap. Beta team serta Gamma team ditugaskan oleh Mr. R untuk ikut turut serta saat keadaan mulai menegangkan. Dimana Alpha team telah mengungkapkan makhluk misterius kepada Mr. R dan publik. Namun saat mereka sampai di Gertlay city yang sering disebut Kota Mati, makhluk misterius tersebut memulai aksi mereka dengan menyerang kedua team. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?

DaoistHz8lOg · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

First: Approximately

"Huh, bedebah."  Ucap seorang wanita dengan malas.

"Siapa mereka?" Tanya wanita lainnya.

"Entahlah. Mungkin mata-mata." Ucap wanita pertama tadi seraya berlalu dari tempatnya berdiam diri.

"Dia? Lagi?!" Kesal wanita kedua.

"Mungkin. Aku tidak peduli." Ucap wanita pertama.

"Cepat pergi. Kau ingin mendapat hukuman dari Josh, huh?" Lanjutnya lalu memasuki mobil hitam didepannya.

"HEY ALYS! TUNGGU AKU!" Ucap wanita kedua itu lalu berlari menuju wanita pertama yang bernama Alys.

🍁🍁🍁

Tukk Tukk Tukk

Suara ketukan sepatu menggema dalam lorong. Pemilik sepatu tersebut memasang wajah datar nan dingin. Ia berhenti didepan sebuah pintu bertuliskan 'Voyklec'.

Ia memasang siaga handgun kesayangannya lalu membuka pintu tersebut.

"Kita bertemu lagi Tuan Voyklec." Ucapnya seraya tersenyum manis.

"Well, ya." Ucap pria bernama Voyklec.

"Serahkan sampelnya padaku. Aku tak ingin memulai pertikaian denganmu, Voy." Ucap orang ini lalu menodongkan handgun ditangannya kedepan wajah Voyklec dan memutarkan telunjuknya diudara.

Voyklec mendecih lalu berkata, "Tak akan kuberikan padamu, Rie. Walaupun kau membunuhku."

Seseorang yang dipanggil Rie itu tersenyum. Ia melangkahkan kakinya menuju Voyklec berada. Rie mengelus pundak Voyklec dengan lembut sedangkan Voyklec menggeram lirih.

"Singkirkan tangan kotormu, Valkyrie Wang!"

"Hey, slow down, Voy." Ucap Valkyrie dengan kekehan kecilnya.

Valkyrie menjauh dari tempat Voyklec berada. Ia berlalu dari meja kebesaran Voyklec lalu berdiri didepan pintu ruangan itu. Valkyrie membuka kenop pintu dan mulai melangkahkan kakinya keluar.

"Hey Tuan Voyklec!" Ucap Valkyrie berhenti ditengah pintu.

"Tidak mau mengucapkan selamat tinggal untukku?" Lanjut Valkyrie.

Voyklec menyatukan kedua alisnya. Terlihat kebingungan. Valkyrie tersenyum lalu menyahut kebingungan Voyklec. "Tidak mau, hm?"

"Tidak masalah. Biarkan aku yang mengucapkan selamat tinggal." Lanjutnya.

Voyklec mengernyit lalu tersentak.

Dorr

"Selamat tinggal, Kak." Ucap Valkyrie dan berjalan menjauhi ruangan itu.

🍁🍁🍁

"Hei Alys!"

Alys menaikkan salah satu alisnya lalu berdeham.

"Kelas Josh benar - benar membosankan. Hanya satu materi dan selalu diulang olehnya. Rasanya dibanding Olips, aku akan lebih memilih Olips daripada Josh. Olips mengajar 3 materi. Yah, walau sama seperti Josh yang selalu mengulang materi yang sama."

"Menyebalkan, bukan?" Sahut Alys.

"Sangat menyebalkan. 'Jangan pernah menguap dikelasku, Celline!' blah blah blah." Ucap teman Alys, Celline.

"Itu juga salahmu." Ucap Alys malas.

"Kenapa kau membela Josh sih! Salahkan dia karena selalu mengulang materi!" Ucap Celline kesal. Josh selalu membuatnya darah tinggi. Meskipun pada dasarnya Celline lah yang pemalas.

Alys mendesis─  "Shh, diamlah. Ayo pergi ke lapangan. Alpha Team sudah menunggu kita." ─dan bergegas menuju lapangan penerbangan.

Celline berlari mengejar Alys. Dirinya benar-benar melupakan misi awalnya datang kesini. Celline bergumam sendiri ditengah acara berlarinya. Bergumam mengenai kemalangan nasibnya, ketua Alpha Team  pasti akan menggertaknya setelah ia sampai di lapangan karena membuang-buang waktu.

Mereka pun sampai di lapangan penerbangan dan benar saja, ketua Alpha Team menegakkan tubuh kekarnya lalu menatap bengis kedua perempuan yang baru sampai itu.

Alys meluruskan pandangannya dan menegakkan tubuhnya lalu membuat posisi hormat untuk ketuanya. Alys berkata dengan tegas─ "Maaf Kapten atas keterlambatan kami." ─lalu melirik Celline sinis sekilas.

Ketua mereka yang melihat lirikan sinis Alys untuk Celline pun membuka suara. "Celline lagi Celline lagi." Ketua mereka memijat pangkal hidungnya pusing. Ketua mereka mengusap keningnya lalu segera memberi mereka pelatihan kepada anggota pilihan Mr. R dengan telaten.

5 jam telah berlalu, pelatihan baru saja berakhir. Semua anggota meregangkan otot-otot mereka. Beberapa melakukan pelemasan, beberapa segera meninggalkan lapangan untuk mengistirahatkan tubuhnya di kamar mereka masing-masing, dan sisanya membereskan senjata-senjata beserta alat-alat lainnya. Alys menjadi salah satu dari beberapa yang membereskan peralatan sedangkan Celline sudah pergi menjalankan misi yang tadi kapten sampaikan.

Alys meregangkan otot tangan serta kakinya. Ia bergegas memunguti alat-alat yang berserakan di lapangan. Dari mulai shotgun, MP5, MP4, hingga greenade launcher dan RPG.

10 menit berlalu untuk membereskan kekacauan lapangan. Kini Alys bersandar santai pada pintu helikopter keluaran 2006 dengan sesekali menyesap minuman kaleng yang baru saja diberikan oleh rekan misinya. Riven Blacklouis.

"Alys." Panggil Riven.

"Ya?" Jawab Alys dengan menutup kedua kelopak matanya.

"Kau benar-benar ingin menjalankan misi bersamaku?" Tanya Riven penasaran.

"Tentu saja. Untuk apa aku keberatan atas misi ini?" Ucap Alys meregangkan tangan.

"Kau tahu apa inti misi ini?" Tanya Riven mulai serius.

"Kalau tidak salah, Kapten Alan bilang ini merupakan misi penyergapan G-Virus yang berasal dari laboratorium di Grobay City. Aku masih bingung apa G-Virus sebenarnya. Menurut observasiku, G-Virus adalah virus yang dapat membuat seseorang berubah menjadi suatu makhluk semacam zombie. Entahlah." Jelas Alys.

"Ya. G-Virus adalah virus berbahaya yang berasal dari sebuah percobaan laboratorium GB. Yang kami dapatkan sampai sekarang, virus ini menular melalui gigitan dan air liur. Virus ini bentuknya semacam cacing pita, hanya saja cacing ini tak terlihat saat masih berbentuk cair. Cacing ini akan terlihat bentuknya saat telah diinjeksikan kepada manusia. Hanya itu yang kutahu sekarang." Ucap Riven seraya berjalan kekanan dan kekiri didepan Alys.

Alys tampak menghela nafasnya. Sepertinya ini akan berlalu sangat lama. Semoga saja cepat berakhir. Pikir Alys sembari termenung. Alys mengetuk dahinya dengan jari telunjuk. "Tim mana yang mendapat tugas untuk mencari informasi?" Tanyanya.

"Alpha Team yang telah diberi tugas." Jawab Riven.

"Kita termasuk Alpha Team, bukan? Lalu mengapa kita tidak ikut serta dalam penyelidikan?" Tanya Alys bingung.

"Hanya satu per-empat dari Alpha Team yang ditugaskan dalam penyelidikan. Sisanya akan menyisir Grobay City bagian selatan, barat, utara, dan timur. Bagian tengah tidak akan masuk dalam peta pencarian." Jelas Riven dengan menegakkan tubuh dan melihat menuju langit senja utara lapangan.

"Yang kudengar, Beta Team dan Gamma Team akan ikut serta dalam penyisiran kota." Lanjut Riven.

Alys mengerutkan keningnya. Bukankah Alpha Team sendiri memiliki sangat banyak anggota? Lalu mengapa Beta Team dan Gamma Team ikut serta? Grobay City merupakan kota kecil. Pikir Alys bingung kembali. "Hei Riven. Bukankah Grobay City adalah daerah kecil? Alpha Team sendiri memiliki 3 kali lipat anggota lebih banyak dari Beta Team. Lalu untuk apa kedua tim ikut dalam pembasmian?" Tanya Alys.

"Mr. R menggadang-gadangkan suatu kota besar. Dikatakan disana terdapat banyak sekali makhluk misterius seperti yang Louis lihat 3 hari yang lalu di kota ini. Digadangkan pula, makhluk misterius tersebut dapat bermutasi menjadi makhluk yang lebih berbahaya dari bentuk aslinya." Ucap Riven menimang-nimang pikirannya.

Alys hampir tercengang mendengarkan penjelasan Riven. Makhluk misterius yang disama-samakan dengan zombie saja rasanya lebih berbahaya daripada tentara musuh yang membawa senjata. Ah mungkin ini merupakan efek terlalu banyak menonton film pertarungan zombie. Batin Alys berbicara. Alys pun menganggukkan kepalanya lalu berpamitan dengan Riven untuk kembali kedalam asramanya.

🍁🍁🍁

Bagaimana jika apa yang kupikirkan benar? Pikir Alys seraya memainkan jari-jari tangan pada angin malam yang berhembus melewati tubuhnya.

Alys menundukkan pandangannya kebawah. Melihat rerumputan hijau segar yang tersinari cahaya rembulan. Alys menapakkan kaki jenjangnya yang polos tanpa sandal menuju rerumputan lalu terduduk diam dan memejamkan mata. Membiarkan suasana malam menyegarkan pikirannya sejenak.

Kapten Alan datang lalu menyampirkan jas kebesarannya kepada Alys. Alys sedikit terkejut atas kedatangan Kapten Alan. Kapten Alan terkekeh pelan lalu ikut duduk di rerumputan bersama Alys.

"Ini sudah malam, Crusifer Alys. Lain kali kalau ingin pergi keluar malam-malam, pakailah pakaian berlengan panjang. Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu." Ucap Kapten Alan lalu memberikan secangkir coklat panas untuk Alys. Alys menerima cangkir yang berisikan coklat panas tersebut dan mengangguk.

"Terima kasih atas coklat panasnya, Kapten. Ah, terima kasih atas sarannya tadi." Ucap Alys dengan menatap Kapten Alan sekilas lalu beralih menatap langit.

"Kita sedang tidak dalam pekerjaan, Alys." Ucap Kapten Alan seraya menatap Alys. Alys berbalik menatap Kapten Alan sehingga deru mata mereka bertabrakan. Alys menghela nafasnya lirih lalu menelisik paras tampan didepannya sebentar. Alys kembali melihat langit berhiaskan bintang dan bulan diatasnya.

"Aku tahu it─"Ucapan Alys terhenti saat Kapten Alan mendaratkan bibir hangatnya pada kening Alys. Alys tidak memberontak pada perlakuan Kapten Alan. Alys merindukan kecupan hangat darinya.

Kapten Alan melepaskan kecupannya lalu mengenggam tangan Alys dan menyandarkan kepala Alys pada pundak kokohnya. "Alys, aku benar-benar merindukanmu. Rasanya ingin sekali memelukmu saat pertama melihatmu masuk kedalam ruangan rapat. Sayang sekali pekerjaan ini tidak memperbolehkan kita bersama." Kata Kapten Alan menatap langit.

Alys hanya setia menjadi pendengar. Ia pun ingin bersama Kapten Alan. Hanya saja semua itu tidak mungkin. Alys hanyalah agen rahasia yang amatiran dan Alan adalah seorang Kapten ketiga dari 7 Kapten yang ada. Dengan jabatan super padatnya, Kapten Alan tidak boleh terusik hanya karena percintaan. Jangan sampai misinya berubah menjadi gagal karena memikirkan percintaan, Alys tidak menginginkan itu terjadi dalam jabatan Kapten Alan.

Kapten Alan mengusak rambut Alys perlahan lalu mendekap tubuh Alys. Alys memejamkan kedua kelopak matanya menikmati saat-saat berdua bersama Kapten Alan. "Hei Alan. Sebaiknya kau pulang ke asramamu. Ini sudah tengah malam. Besok ada pelatihan terakhirkan? Aku tidak mau besok kau malah mengantuk saat melatih." Ucapnya.

"Hahaha, baiklah Alys. Kau juga tidurlah. Selamat malam Alys." Ucap Kapten Alan. Kapten Alan pun bangkit dari duduknya diikuti Alys. Kapten Alan mengecup puncak rambut Alys dan mengusak rambutnya. Kapten Alan terkekeh sebentar lalu berpamitan kepada Alys dan pergi dari tempat Alys.

Alys menatap punggung kekar Kapten Alan hingga sosok Kapten Alan menghilang dari pandangannya. Alys menghela nafas. "Jaga dirimu, Alan." Alys melihat langit berbintang sekali lagi dan masuk kedalam kamarnya sebelum pagi mulai datang menyambutnya.

🍁🍁🍁

Saya tahu apabila anda paham caranya menghargai seorang penulis.