webnovel

Rebirth

Maya yang berada diruangan serba hitam, tiba-tiba melihat setitik cahaya kecil disudut jalan, yang lama kelamaan semakin besar, dan mendekati tempat Maya berdiri. Mayapun ditarik kedalam cahaya tersebut, sebelum kesadaran Maya hilang, terdengar sebuah suara.

"Aku menghidupkanmu kembali, dan kamu harus menyelesaikan tugasmu sebelum malam natal berakhir. Jika tidak berhasil, kamu akan aku tarik kembali ketempat awalmu, apa yang kamu butuhkan sudah aku persiapkan, semoga berhasil." lalu suara itu menghilang.

*****

Maya terbangun di sebuah kamar bernuansa gelap karena sinar matahari pagi yang menyusup disela-sela gorden. Setelah sadar, Maya langsung memperhatikan sekitar, dan merasa bahwa ini tidak benar, dan Maya langsung memeriksa bajunya apakah masih utuh atau tidak, ia lalu menghembuskan nafas lega karena baju yang ia pakai masih ada dibadan, dan merupakan pakaian tidur wanita. Maya bermonolog dalam hati 'Dasar sistem sialan, katanya semuanya udah disiapkan, kenapa aku malah ditempetin di kamar laki-laki sih' Omel Maya dalam hati sambil mendengus.

Saat Maya sedang berpikir, Maya merasakan beberapa kilasan ingatan dari pemilik tubuhnya yang memulai berputar dipikirannya, ternyata nama pemilik tubuh sama dengan nama Maya, ia berkerja di sebuah perusahaan properti ternama dan menjabat sebagai Wakil Manajer HRD, dan hari ini tepat satu minggu ketika ia meninggal. Tiba-tiba pintupun terbuka, terlihat seorang lelaki tampan dengan menggunakan setelan kemeja pas badan merk Armani, membawa nampan berisi segelas susu dan dua tangkup sandwich.

"Apakah ada yang tidak nyaman?" tanya laki-laki tersebut.

"No, I'm okay, maaf kenapa aku bisa ada disini?" tanya Maya

"Kamu lupa? biar aku jelasin, kamu semalam pingsan di dekat parkiran mobilku, dan karena aku nggak tahu alamat kamu dimana, no ponsel yang dapat aku hubungi juga nggak ada jadi aku pikir kamu lebih baik aku bawa pulang ke apartemen aku, tenang aku bukan orang jahat." balas laki-laki tersebut. "Ini sarapanmu, silahkan dimakan!" lelaki tersebut menyodorkan nampan berisi sarapan dan ia duduk disofa dekat tempat tidur. Maya mulai memakan sarapannya sampai habis.

"Terimakasih sebelumnya, namaku Maya. Maaf aku merepotkanmu semalam." ucap Maya memperkenalkan diri seraya meminta maaf.

"It's okay, namaku Abraham."

"Semalam yang mengganti bajuku siapa?" tanya Maya.

"Bik Asih, ART apartemen saya, alamat rumahmu dimana? nanti saya antar, sekalian saya menuju kantor."

"Tidak usah terlalu merepotkan, aku akan memesan taxi saja."

"Tidak apa-apa, aku tunggu 30 menit yah dibawah, kamu mandi dan beres-beres dulu, baju yang kamu pakai malam kemarin sudah Bik Asih cuci dan ada di lemari disana." Lalu Abraham langsung meninggalkan kamar dan menuju kebawah.

Maya yang tidak bisa membantah, hanya melihat pintu yang tertutup, dan langsung pergi ke kamar mandi dan mulai menyiapkan dirinya.

*****

Setelah 30 menit Maya turun ke lantai 1 dengan setelan kerja kemarin yang sudah dicuci.

"Ayo, nanti kamu terlambat."

Abraham hanya mengangguk dan langsung keluar apartemen dan turun ke lantai parkir apartemennya dan mengantar Maya pulang ke apartemen.

"Terimakasih atas tumpangannya." ujar Maya

"Tidak masalah, aku langsung pergi yah, sampai jumpa lagi." balas Abraham

"Ya, hati-hati di jalan."

Setelah mobil Abraham meninggalkan pintu masuk gedung, Maya langsung naik ke lantai apartemennya berada, dan mengganti bajunya dan berdandan karena ia akan pergi kekantor.

*****

Maya sudah sampai digedung kantornya dan melakukan absensi, lalu ke lantai 5 tempat HRD berada. Saat Maya keluar dari lift karyawan, Maya melihat teman kerjanya sedang berkumpul membicarakan sesuatu, Maya tampak heran karena tidak biasanya teman-teman kantornya berkumpul pagi-pagi. Maya berjalan mendekat dan menyapa.

"Eh May pagi, tumben kamu datengnya agak siangan?" tanya Agni

"Bangunnya tadi aku agak kesiangan soalnya." balas Maya

"May mau cokelat nggak." ucap Angga yang ikut nimbrung sambil menyodorkan cokelat pada Maya.

"Makasih Ngga." Maya menerima cokelat tiga kotak Heavenly Chocolate Bali dari Angga.

"Ih kamu mah pelit sama aku tadi cuma dikasih satu, kok Maya dapet tiga?" Tanya Agni pada Angga dengan jengkel.

"Yah bedalah, Mayakan ayang ebeb aku, wajar dong kalo lebih banyak." balas Angga.

"Pret, kamu aja selirnya banyak, sok-sokan mau ndeketin Maya. Putusin dulu sono selir-selir kamu itu." ucap Agni

"Oh tidak bisa, itutuh mau aku jadiin koleksi."

"Udah-udah kalian nggak usah ribut, nih aku kasih kamu satu. Soalnya aku nggak bakalan abis juga kalo banyak kayak gini, takut mubazir." Lerai Maya pada Agni dan Angga.

"Makasih Maya. Kamu emang the best" ujar Agni sambil memeluk kotak cokelat, sedangkan Angga hanya pura-pura muntah. "Oh iya May, kamu udah tahu belum kalo CEO bakalan dateng hari ini? Gantengloh orangnya denger-denger masih single." lanjut Agni. Maya langsung teringat pada Abraham dalam setelan jas Armaninya.

"Ya udah biarin aja, biarpun single emang dianya bakalan nyantol sama kita apa?" balas Maya

"Iya, Neng Maya sama Akang Angga aja. Akang nyantol kok sama Neng." ucap Angga sambil bercanda.

"Yeeee" Agni menimpuk Angga dengan pena. "Kali aja beliau nyantol, nggak apa-apalah sekali-sekali berharap." lanjutnya.

"Udah nggak usah dibahas, kerja-kerja. Nanti tiba-tiba Pak Bambang mau ngecek proposal." Maya langsung membubarkan pergosipan, dan memulai kerjanya.

*****

Saat pukul 9 pagi, Pak Bambang datang bersama jajaran eksekutif dan CEO baru perusahaan ke departemen HRD.

"Mohon perhatiannya teman-teman, ini adalah Bapak Abraham Sanjaya, beliau adalah CEO baru kita sekaligus anak sulung bapak Sanjaya." Pak Bambang mengenalkan Abraham kepada seluruh staf di HRD. "Nah, Pak ini Wakil Manajer HRD perusahaan, namanya Bu Maya." Pak Bambang mengenalkan Maya pada Abraham.

Maya yang masih sedikit terkejut, lalu mulai sadar saat Abraham menatapnya sambil tersenyum dan membalas perkataan Pak Bambang.

"Saya sudah kenal Maya pak." Pak Bambang dan semua orang sedikit terkejut.

"Oh ternyata sudah kenal toh. Baiklah kalau begitu, kita lanjut tour ke departemen lainnya." Pak Bambang yang merasa kikuk lalu mengganti topik. Setelah itu para jajaran eksekutif dan Abraham mengikuti Pak Bambang ke departemen lainnya. Maya yang tertinggal di ruangan menjadi pusat perhatian semua staf HRD.

"Biasa aja tahu, aku baru kenal kok sama Pak Abraham, nggak deket juga. Cuma sekedar tahu orangnya. Aku nggak ngikut bersaing." Balas Maya pada tatapan mereka yang mematikan. Lalu semua staf kembali bekerja lagi karena merasa saingan terberat sudah mundur duluan, Agni dan Angga yang melihat hal tersebut hanya tertawa terbahak-bahak.

*****

Saat jam makan siang, Maya dipanggil ke dalam ruangan Manajer oleh Pak Bambang.

"Ini May, nanti kamu sekalian serahin ini ke Sekertarisnya Pak Abraham yah untuk minta tanda tangan beliau, sekalian kamu jalan ke kantin." Pak Bambang menyerahkan Map yang berisi proposal pada Maya.

"Baik Pak, apakah ada lagi?" balas Maya.

"Nggak ada itu aja. Oh iya pesan juga kalau bisa diambil nanti sore ya May."

"Baik Pak."

"Ya udah, segera kamu anter May." Maya lalu berjalan keluar dari ruangan Pak Bambang dan menghampiri Agni dan Angga yang menunggunya untuk makan siang.

"Kalian duluan aja ke kantinnya nanti tolong pesenin aku makanan yang biasanya yah, aku disuruh Pak Bambang nganterin proposal dulu ke atas." ujar Maya pada Agni dan Angga.

" Oke deh." Bales mereka berdua

Mereka berpisah di lift kantor, karena Kantin berada di lantai 5 sedangkan ruangan CEO berada di lantai 10.

*****

Maya yang sudah sampai di lantai CEO, langsung mengahampiri meja sekertaris, dan melihat bahwa mejanya kosong, dan Firman sebagai Asisten pribadi dari Abraham setelah Pak Sanjaya pensiun juga tidak ada meja depan. Jadi Maya duduk di sofa ruang tunggu di depan ruangan CEO. Tak lama, Mira yang merupakan Sekertaris baru pun keluar dari ruangan CEO sambil menangis. Maya langsung kikuk dan mencoba mendekati Mira yang menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

"Ada apa ya mbak?" tanya Maya pada Mira.

"Nggak apa-apa mbak, tadi saya tidak sengaja menumpahkan kopi ke mejanya Pak Abraham." balas Mira, Maya berkata dalam hati 'pantesan lu nangis, pasti dimarahin dah tuh' Maya melirik pakaian Mira, yang menonjolkan tubuhnya dan sedikit seksi. 'Negatif nih nilai lu kalo ngelihat dari pakaian aja'.

"Yang sabar ya mbak" simpati Maya. "Oh iya, ini mbak saya disuruh Pak Bambang buat nyerahin proposal dari HRD buat disetujuin Pak Abraham, oh iya sekalian kalo bisa ditunggu sampe entar sore saya ambil yah. titip ya Mbak." Maya langsung menyerahkan map berisi proposal kepada Mira.

"Baik Mbak nanti sore, kalau sudah selesai Mbaknya saya telepon."

"Baiklah terimakasih."

Maya lalu meninggalkan lantai ruangan CEO berada dan langsung menuju Kantin di lantai 5.

*****