24 Hubungan Terlarang

Rachel segera menutup mulutnya dengan kedua tangan, mukanya memerah panas. Sungguh ia tidak bermaksud membuat suara itu … dan dia tidak sedang dalam keadaan menggoda dan terangsang. Hanya saja rasa geli itu membuatnya mengeluarkan suara aneh.

Clay berhenti dari kegiatannya, dia menatap kearah Rachel, mengamati apa maksud dari suara itu? Diam-diam wajahnya ikut tersipu malu, suara erangan tadi di tambah dengan bau tubuh Rachel yang memang sangat candu. Membuat pikiran Clay mulai melayang kearah yang lebih dalam.

Jangkun milik Clay bergerak naik turun, pertanda ia baru saja menelan ludahnya. Entah apa yang merasuki dirinya, ia mulai mendekat kembali kepada Rachel. Kali ini dia benar-benar mengendus lembut leher Rachel, hidungnya menyentuh kulit leher Rachel.

Rachel memelototkan matanya sebesar mungkin karena kaget dengan kelakuan Clay, sementara kedua tangannya masih menahan mulutnya agar tidak bersuara sama sekali, dingin, basah, lembut dan kejal, membuat bulu kuduknya merinding disko. Ia memejamkan matanya erat-erat, berusaha sekuat mungkin menahan suaranya.

Ini terasa salah ….

Seperti hubungan terlarang, batin Rachel.

BRAKKKK….

Pintu terbuka dengan sangat cepat. Shine berdiri disana, mendobrak pintu dengan kekerasan.

Membuat dua orang itu salah tingkah, Clay dengan cepat membenarkan kepalanya yang miring menjadi tegak sempurna, kembali kepada posisi yang seharusnya, sementara Rachel segera membalikkan badannya, bergerak dengan salah tingkah.

"Apa yang terjadi? aku mendengarkan suara teriakan yang terdengar aneh," Shine segera mendekat kepada mereka berdua, mencari tahu asal suara dan apa yang terjadi.

Mendengar perkataan Shine, wajah mereka berdua terasa sangat panas … dan hanya wajah Clay yang berubah sedikit bewarna biru seperti seseorang yang sedang menahan sakit perut atas dorongan terdesak ketoilet.

"Kenapa wajahmu bewarna biru pucat Clay? Kau kan tidak bernafas … bagaimana bisa menahan nafas?" Shine yang tidak mengerti terus saja bertanya.

Rachel sama sekali tidak berani membalikkan badannya, ia segera mengambil syalnya dan menutupi luka yang seharusnya tidak dilihat oleh Shine. Mengikatnya dengan gerakan kaku dan kikuk, berharap Shine tidak menatap kearahnya sama sekali.

Jangan lihat … jangan lihat kearah sini sama sekali … ku harap Shine hanya bermain dengan Clay saja, tidak dengan ku.

"Kenapa telingamu memerah seperti itu Rachel?" tanya Shine yang memperhatikan Rachel dari belakang, jelas terlihat jika cuping telinga Rachel memerah.

Rachel menegak ludahnya sendiri, perlahan ia menundukan kepalanya, berusaha untuk menenangkan dirinya, alih-alih menenangkan diri. Wajahnya malah terasa lebih panas dari sebelumnya … dan lebih merah dari yang seharusnya.

"Huh … baru kali ini aku merasakan cuaca panas," Clay mengatakan hal yang sejujurnya.

Dia tidak pernah merasakan seluruh tubuhnya terasa panas, sebagai makhluk yang memang memiliki darah dingin, dia selalu merasakan dingin ditubuhnya. Dan baru kali ini juga ia melihat warna tubuhnya dapat berubah menjadi biru.

"Kau yakin kau tidak ingin ke toilet, Clay? Kau terlihat semakin biru pucat," Shine kembali bertanya.

Hanya dia yang tidak tahu apa yang terjadi, dan terus saja memanaskan suasana yang sudah panas.

"Bukan hal yang seperti itu Shine, aku hanya kepanasan. Itu saja …," Clay berbicara dengan sedikit terbat-bata.

"Kau tidak sedang demamkan Rachel?" Shine menyentuh kening Rachel.

Shine mendekat kepada Rachel, hingga tubuh bagian depannya hampir menyentuh punggung Rachel, perlahan ia memanjangkan tangannya, menyentuh kening Rachel dari arah belakang, mereka terlihat seperti Shine sedang memeluk Rachel dari belakang.

Rachel hanya diam saja, membiarkan tangan yang hangat itu menyentuh keningnya, tidak ada kata yang bisa ia jelaskan kepada Shine, dia tahu dengan jelas jika dia tidak sedang demam.

"Kau tidak sedang demam … terus kenapa mukamu semerah itu?" Shine mulai menatap Clay yang juga tidak berani menatapnya.

"Apa yang kalian lakukan berdua dalam waktu lima menit?" tanya Shine yang pertanyaannya mulai menjerumus kearah lain.

Shine melepaskan tangannya, menyipitkan matanya sambil menatap mereka berdua bergantian. Dia samar-sama mulai menyadari ada hal lain yang dilakukan oleh kedua insan ini, ditambah lagi gerak-gerik tubuh mereka yang mulai mencurigakan.

Rachel dan Clay semakin menengang dengan perkataan Shine, pertanyaan Shine benar-benar membuat jantung Rachel berdetak kencang, sementara Clay merasa darahnya mulai mengalir layaknya manusia.

"Sungguh? Kalian benar-benar dapat melakukannya hanya dalam waktu lima menit? Wow? Aku baru tahu jika seorang vampire bisa melakukan hal itu dengan sangat cepat," Shine melanjutkan perkataannya tanpa berdosa sama sekali.

"Ya!!! Kami tidak melakukan apapun, jaga pikiranmu Shine," Clay menegaskan hal tersebut dengan wajah yang tidak seserius biasanya.

"Oh? Benarkah?" Shine kembali mempermaikan Clay.

"Aku sudah menyelesaikan urusanku … aku akan kembali bekerja," Clay segera menggerakan kakinya untuk keluar dari ruangan itu.

"Kenapa kau juga harus tersipu? Bukankah itu sudah biasa untuk mu? Selama ratusan tahun?" Rachel bertanya pada saat yang benar-benar tidak tepat dan di tempat yang tidak tepat.

Clay berhenti, dan menatap kearah Rachel dengan tatapan seolah kaget dengan pertanyaan sekaligus pernyataan Rachel.

"Kau pikir selama aku hidup aku hanya bermain dengan wanita? Kau tidak lihat apa yang ku lakukan selama ini? Aku sibuk untuk memperkaya diriku. Lihat mobil yang baru saja terjun kejurang saat itu? Apakah itu hasil dari bermain wanita?" Kesal Clay mendengar tuduhan yang tidak mendasar dari mulut Rachel.

"Tapi mustahil jika dirimu tidak tertarik dengan wanita, apakah vampire juga bisa …." Mata Rachel menuju kebagian bawah Clay.

Shine juga ikut menatap di tempat yang sama … mereka berdua juga penasaran dengan hal yang sama, dengan hidup ratusan tahun. Apakah tubuhnya benar-benar berfungsi dengan baik? Seperti manusia seutuhnya, atau itu hanya hiasan? Mungkin.

Clay merasa sangat terhina dengan tatapan rendah mereka berdua, ia menutup selangkangannya dengan kedua tangannya.

"Kami bisa melakukannya … tanpa henti, tanpa tidur. Jika kau ingin mengetahuinya … kenapa tidak mencobanya saja?" Kesal Clay.

Wajah Rachel langsung berubah menjadi suram, dia tidak pernah mendengarkan hal yang melecehkan seperti itu.

"Kau tahu … jika perkataanmu itu termasuk pelecehan seksual yang dapat di penjarakan?" nada Rachel meninggi ketika mengatakan hal tersebut.

"Kau lah memulainya lebih dulu," tegas Clay.

"Tapi kalian berdua tidak berencana untuk melakukanya kan?" Shine yang berada di tengah-tengah mereka berdua, berusaha mengambil kesimpulan dari pernyataan dan pertanyaan yang mereka katakan.

"Tidak akan!!!" Mereka berdua berbicara dengan serempak. Sambil membuang muka satu sama lain.

"Apa yang salah? Aku hanya menanyakannya? Kenapa kalian bereaksi seperti itu," Shine juga ikut bingung dengan tingkah mereka berdua.

"Tapi malam ini, aku yang akan tidur di sini," Shine mempertegas statusnya malam ini

avataravatar
Next chapter