webnovel

Changes kesempatan kedua

Monalisa Wijaya Kusuma,gadis muda yang sukses di usia 23 tahun,multi talenta, seorang entrepreneur yang sangat berpengaruh,paras cantik nya tidak sebanding dengan sikap dingin nya,penuh ambisi,dan tak terkalahkan,namun satu peristiwa yang tidak pernah ia bayangkan sebelum nya menimpa dirinya,bertemu dengan pria yang juga menyadarkan dirinya dari semua sikap buruk nya,mungkinkah Mona akan berubah menjadi seseorang yang hangat,atau justru memiliki dendam pada seseorang yang membuat kehancuran pada dirinya,dan apakah pria tersebut berhasil meluluhkan hati nya?

AmeliaKusumaDewi · Urban
Not enough ratings
10 Chs

Menyusun Rencana

Dalam suasana hati yang tak menentu,kedua mata Mona terasa begitu panas bak tengah berdiri di bawah terik matahari,padahal hari sudah sore.

Bayang-bayang kejadian beberapa minggu lalu kembali berputar di dalam pikiran nya,tentang penghianatan Rafael terhadap dirinya.

"Kau mau pergi kemana Mona?"

Secepat kilat Elsa mencegah Mona yang berusaha bangkit meninggalkan kursi nya,ia mencengkram lembut tangan Mona untuk menahan sementara,Elsa takut jika suasana berubah menjadi tidak kondusif karna amarah Mona yang terus melihat Rafael di tempat ini.

"Tenang Elsa,aku hanya ingin pergi ke toilet sebentar saja"

Mendengar jawaban dari mulut Mona,Elsa dapat bernafas lega meskipun suara itu terdengar dingin dan acuh,namun setidak nya ia tahu bahwa Mona tidak akan murka di muka umum seperti waktu itu.

Di dalam toilet Mona berdiri pada kaca besar mengelilingi setengah ruangan toilet itu,di depan wastafel dengan air yang masih mengalir Mona menatap dalam pantulan wajah nya pada kaca besar itu,pikiran nya melayang meraba beberapa kilas waktu dirinya semasa sekolah di universitas,masa dirinya masih bersama Rafael dan alexa,tidak ada kecurigaan dengan kedekatan kedua nya,sampai pada akhirnya bayangkan itu berhenti pada sebuah kejadian di dalam restoran mewah saat dirinya hendak pulang pasca meeting.

"Kau harus membayar luka hati ku Rafael, Alexandria"

"Kalian sudah berani menabuh kan gendang pertarungan padaku!"

Ucapan Mona begitu penuh tekanan,mata nya berkilat penuh dendam seolah ia sedang berbicara pada rival nya,bukan dengan pantulan dirinya dalam cermin.

Mona membasuh wajah nya dengan air mengalir guna mendinginkan pikiran nya setalah dirinya merasa begitu terbakar api amarah,setelah meretouch wajah nya dengan BB powder ia merasakan jiwa baru datang kedalam dirinya.

_________________________

Saat Mona kembali dari toilet rupa nya Rafael sudah tidak lagi terlihat,kini hanya ada Elsa dan Bagas tengah berbincang santai,kemudian Mona melangkahkan kaki nya menghampiri mereka,ekor mata Elsa menangkap bayangan tubuh Mona,ia menoleh kemudian tersenyum.

"Duduklah Mona"

"Eum,Bagas kenalkan ini adalah Monalisa kau dapat memanggil nya Mona,dia adalah atasanku sekaligus teman semasa kecilku,Mona,ini Bagas yang sudah ku jelaskan padamu sebelumnya"

"Mona"

"Bagas"

Keduanya saling berjabat tangan sebagai simbol perkenalan,setelah itu mereka bertiga berbincang hangat meskipun di benak Mona dirinya masih merasakan senyalir dendam pada Rafael dan juga Alexa.

Hari berlalu begitu cepat,kini Mona dan juga Elsa sedang dalam persiapan menuju Juanda International Airport dan 1jam lagi pesawat akan segera lepas landas.

Menuju bandara,Mona dan Elsa di antar langsung oleh Bagas,karna kebetulan keberangkatan mereka adalah weekend maka dari itu Bagas dapat menemani kedua bidadari modern.

"Sesampainya di Jakarta,kau harus segera menghubungi ku Elsa,jangan sampai lost contact itu terulang kembali"

"Kau ini bersikap seperti ibu ku saja,begitu cerewet dan memaksa,baiklah jika itu untukmu"

Melihat adegan manja seperti itu membuat Mona merasa tak nyaman,dan bagaimana bisa Elsa bersikap seperti itu,mengabaikan dirinya yang sejak tadi mematung seperti sedang menonton serial drama sahabat jadi cinta,demi memutus percakapan yang membuat telinga nya panas Mona sengaja berdeham agar keduanya menganggap kehadiran Mona.

Bukan Mona tidak tahu jika Elsa jatuh hati pada pria itu,Bagas begitu bersahaja,ia lembut dan santun,penyayang dan point plus adalah dia cerdas dan sukses,wanita mana yang tidak akan jatuh hati pada Bagas.

Setelah mendengar sindiran halus dari Mona, keduanya tersadar dan menjaga jarak antar mereka.

"Aku merasa seperti sedang menonton serial drama sahabat jadi cinta,Kalian begitu mesra sampai melupakan jika ada aku hadir disini, menyebalkan!"

Mona menggerutu setalah keduanya tersadar,Elsa juga Bagas hanya dapat memamerkan deretan gigi putih bersih mereka, keduanya tampak malu dengan ucapan Mona.

_______________________

PT.Gaya Cemerlang Abadi

Alexandria tampak gusar dengan tangan yang menggenggam ponsel pintar nya,ia berkali-kali mendial nomer ponsel Rafael tapi ia justru menerima panggilan otomatis dari operator yang menandakan nomer yang ia tuju mailbox.

"Sesibuk itu kamu Raf,sampai untuk hubungi aku pun kamu gak sempat"

Alexandria nampak pasrah menanti kabar Rafael,ia melempar tubuhnya di atas kursi kerjanya,memijat kening nya untuk meredakan rasa sakit kepala yang melanda karna kerjaan yang terus menumpuk juga memikirkan keadaan Rafael yang kabar nya sulit ia jangkau saat ini.

Soekarno Hatta International Airport

mobil Alphard sudah bertengger di area penjemputan khusus, seorang pria paruh baya menunggu di tempat yang sudah di infokan oleh Mona saat ia masih berada di Surabaya.

Dua gadis muda jalan beriringan, keberadaan nya terlihat mereka sangat berkelas dan penuh wibawa meskipun dengan pakaian casual, keduanya berjalan mendekati si pria paruh baya itu.

"Selamat siang Non Mona,Non Elsa,mari saya bantu untuk membawakan kopernya menuju mobil"

Mona dan juga Elsa menyerahkan barang bawaan nya pada Pak Yanto,kemudian mereka berjalan membuntuti Pak Yanto menuju mobil.

Setelah keduanya berada di dalam mobil,mereka sibuk dengan gadget nya masing-masing

Elsa tampak fokus dengan tablet kerja nya,memeriksa dan mencocokan data yg ia terima dari perusahaan dengan hasil kerja yang ia miliki.

"Semua data dari perusahaan sudah aku cocokan dengan data milikku,dan tidak ada masalah"

Tiba tiba saja Elsa membuka pembicaraan tanpa basa-basi, untung saja Mona cepat tanggap apa yang dimaksud oleh asisten pribadi nya yang sekaligus teman kecil nya itu.

"Baiklah Elsa,aku percaya dengan cara kerjamu"

"Dan jangan lupa,kau besok akan mendatangi kantor dari PT.Ashahi Indonesia pukul 10 pagi"

Mendengar penuturan Elsa kening Mona berkerut heran, mengapa ia harus kembali kekantor itu lagi,bukan kah sebelum nya ia sudah menyelesaikan nya kemudian ia melenggang cuti.

"Bukankah mereka yang akan datang untuk meeting selanjutnya di kantor kita?mengapa aku harus kembali mendatangi tempat itu?"

Bola mata Elsa berkerling malas mendengar penuturan dari Mona, bagaimana bisa ia lupa ada perubahan untuk project yang akan di kerjakan dalam beberapa pekan kedepan,padahal ini sangatlah penting.

"Oh come on Monalisa,kau sedang tidak kehilangan ingatan bukan?saat di Surabaya kau mengatakan padaku ada beberapa rencana kerja yang harus kita revisi dan tambahkan,lalu mengapa kau kembali bertanya dengan heran?"

"Ohya,hampir saja aku melupakan hal itu,ini karna terlalu banyak rencana di kepalaku,maaf Elsa"

Kening Elsa mengerut menautkan kedua alis nya yang saling bersebrangan, perlahan Elsa mencoba mengamati Mona,dan ia baru saja mendapatkan jawaban atas ucapan Mona itu.

"Mona, rencana apa yang sedang kau pikirkan"

"Tidak,itu bukanlah suatu yang berarti,tenanglah Elsa"

Meskipun Mona menjawab dengan tenang dan lembut,tapi Elsa sudah cukup lama mengenal Mona,dan Elsa yakin sekali kalau ada sesuatu yang di sembunyikan Mona darinya,pasalnya Mona adalah orang yang penuh ambisi,dalam hidup nya ia tidak akan memikirkan sesuatu yang sia-sia,maka dari itulah Elsa sangat yakin jika Mona sedang merencanakan sesuatu,apalagi belum lama ini ia sempat bertemu dengan Rafael dan Elsa sangat yakin bahwa Mona tidak akan tinggal diam harga dirinya tercoreng.

"Katakan sejujur nya Mona,kau tidak pandai berbohong dihadapanku,aku tahu kau sedang menyembunyikan suatu rencana dariku,katakan lah Mona"

"Stop Elsa!!! bagaimana pun juga aku ini tetaplah atasan mu, seharusnya kau menurutiku,bukan membantah dan mengguruiku"

Mona mencetus menjawab desakan Elsa,aura dingin terpancar dari sorot mata nya yang tajam,Elsa terperanga mendengar ucapan itu dari mulut Mona,detik kemudian mata Elsa menyipit tajam menjawab sorot mata elang milik Mona.