webnovel

Change To Life

17+ Manda Hashilla harus menelan pil pahit ia mengetahui dirinya telah hamil sedangkan ia belum menikah. Manda tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung, tapi ia tak berani mengungkapkannya. Dia adalah Erlan Airlangga Gantara. Teman satu angkatan Manda yang terkenal tajir, cool, cerdas. Pil pahit itu tak berhenti, setelah malam acara kelulusan ayahnya tak sengaja menemukan test pack yang ia gunakan. Ayahnya Manda marah dan langsung mengusir Manda dari rumah. Erlan yang berusaha mengingat malam pesta Reno akhirnya teringat. Ia telah merenggut sesuatu yang berharga dari seorang gadis. Lalu bagaimana mereka menjalani kehidupan? Dan bagaimana reaksi mereka jika ternyata yang merencanakan kejadian ini semua adalah orang yang tak terduga bagi mereka? . . . . Sesuatu yang bermula dengan keburukan tak mesti berakhir buruk pula. Berusahalah. Keajaiban itu ada.

fatikhaaa_ · Urban
Not enough ratings
187 Chs

40. Pillow Talk

Erlan baru saja mencuci muka, tangan dan kakinya tak lupa menggosok giginya. Semenjak pembicaraan itu, Manda jauh berbeda.

Erlan tak tahu Manda marah atau tidak. Karena Manda tetap merespon hanya saja terasa berbeda dan lebih singkat. Manda juga lebih memilih langsung pergi ke kamar dan melewatkan serial kartun yang bahkan sering membuat Erlan dan Manda bertengkar. Perkara tidak boleh diganti, iklan sekalipun.

Sekarang wanita itu sudah tertidur, setelah melakukan ibadah sholat dirinya langsung merebahkan tubuhnya dan mematikan lampu utama kamar ini.

Erlan mematikan semua lampu dan menyalakan lampu tidur. Ia merebahkan tubuhnya menyamping menghadap Manda yang sudah bernafas teratur. "Ayah kangen kamu padahal Man. Aku jadi ngerasa gagal karena belum bisa buat kalian baikan dan ini sudah berhari-hari," ucap Erlan sambil mengelus pipi Manda yang terasa lebih berisi.

Mertuanya sering kali menanyakan kabar Manda padanya. Tak hanya itu terkadang ia meminta Bude Yani untuk datang kerumah sekedar memastikan keadaan Manda. Dari sini Erlan tahu bagaimana rasa sayang Ayah mertuanya yang begitu besar untuk istrinya.

Bahkan disaat Manda sakit waktu itu, Ayah Manda sudah pernah memperingatinya. Ikatan batin mereka begitu kuat, sampai membuat Erlan iri.

Manda membuka matanya secara perlahan, "Aku ganggu tidur kamu ya?" tanya Erlan ketika mata Manda membuka sempurna dan menatapnya.

Manda menggeserkan tubuhnya, masuk dalam dekapan hangat Erlan. Erlan sedikit terkekeh, ketika ia merasakan pelukan dirinya dan Manda sudah tidak begitu dekat. Perut buncit Manda sedikit menghalangi kita berdua.

Erlan meletakkan dagunya diatas kepala Manda. Sedangankan kepala Manda bersandar di dada Erlan. "Udah tidur lagi gih," ucap Erlan sambil mengelus punggung Manda.

Erlan menaikkan selimut mereka agar menutupi tubuh Manda dan Erlan.

"Yang," panggil Erlan.

"Hm?" balas Manda dengan sebuah deheman.

"Bobok," kata singkat Erlan. Manda terkekeh ia kira Erlan akan berbicara apa.

Kedua pasangan muda itu kembali terdiam. Sunyi ruangan membuat jantung mereka sama-sama terdengar. Elusan tangan Erlan juga masih terus mengelus punggung Manda.

"Mas." Sekarang Manda yang memanggil. Erlan membalas dengan dehemannya, "Hm?"

"Bobok," ucap Manda membuat Erlan tertawa. Erlan sedikit memundurkan kepalanya melihat Manda yang juga menatapnya. "Dasar, beneran disuruh malah ngajak bercanda," ucap Erlan sambil hidung Manda.

Manda tersenyum sampai membuat matanya menyipit. "Mau dielus lagi," jawab Manda yang terkesan manja.

Erlan kembali memposisikan dirinya seperti tadi. Lalu mengelus punggung Manda. "Mas, kenapa ya aku ngerasa ada yang salah?" ucap Manda.

"Aku, selalu ngerasa ada satu hal yang seharusnya aku ingat tapi aku gak tahu itu apa. Aku ngerasa yang aku lakuin salah, tapi aku gak tahu perlakuan mana yang salah. Aku kenapa ya Mas?" tanya Manda sambil memandang remangan cahaya dikamar mereka.

"Kamu ada rasa yang pingin kamu sampaikan ke aku?" tanya Erlan membuat Manda menggeleng, "Semua rasa penasaran dan keinginan ku udah semua aku sampaiin ke kamu," jawab Manda.

"Bunda bikin kamu marah, sedih, senang?" tanya Erlan.

"Bunda sama Papa engga pernah bikin aku sedih atau marah. Selalu bikin aku senang," jawab Manda. "Sudah bilang terimakasih?" tanya Erlan langsung.

Manda menganggu, ia selalu mengucap kata itu, tak hanya Bunda dan Papa mertuanya saja tapi semua orang. "Kamu kangen sama Bude Yani, Pakde, sepupu kamu?" tanya Erlan. "Ayah?" lanjut Erlan.

Manda terdiam, tak menjawab kata Erlan langsung seperti ia menjawab pertanyaan Erlan sebelumnya. "Aku.. kangen semua, termasuk sama Ayah. Dan Aku selalu kirim doa buat Ayah dan semuanya," jawab Manda.

"Dan itu buat kamu sedikit lega?" Ya, Manda mengangguk mengiyakan kata Erlan. "Siapa orang yang ada dipikiran kamu setelah semua orang yang aku sebut?" tanya Erlan.

Manda dibuat kebingungan oleh pertanyaan Erlan. Manda memundurkan kepalanya agar ia bisa menatap Erlan. Ketika Manda menatap begitu dalam mata Erlan tiba-tiba terlintas satu nama seseorang.

Manda sedikit mengerutkan kedua alisnya, ia lalu kembali memeluk Erlan dan memilih untuk diam, menghentikan pembicaraan ini.

"Tante Marisa ya?" tebak Erlan pada Manda. Ya, dalam hatinya Manda mengiyakan kata Erlan. Tiba-tiba saja wajah dan nama itu masuk dalam kepala Manda.

"Kalau iya, pertanyaan kamu diawal jawabannya berhubungan dengan orang itu," kata Erlan.

"Aku gak suka. Udah ah ngomongnya," kata Manda lalu menenggelamkan wajahnya didada Erlan dan menutup matanya berusaha meraih mimpinya kembali.

"Sayang, terkadang hidup itu tidak seperti yang kita bayangkan. Allah lebih tahu mana yang terbaik buat kita." Manda menulikan telinganya dan menutup mulut Erlan dengan satu tangannya.

Erlan melepas tangan Manda lalu membawa tangan Manda ke pipinya. "Kalau kita tidak menyukai sesuatu maka kita merubahnya. Dan kalau kita gak bisa mengubahnya kita mengubah cara pandang kita pada sesuatu itu."

"Lihat lebih dalam, gak semua yang baik itu selalu baik. Dan engga semua yang buruk itu selalu buruk," kata Erlan pada Manda yang pura-pura tertidur.

"Aku tidur," jawab nyeleneh Manda yang membuat Erlan gemas. Ia menangkup wajah Manda lalu membuat wajah itu menghadapnya.

Dengan cepat Erlan menjatuhkan serangan ciuman yang bertubi-tubi membuat Manda berteriak kesal. Manda menjauhkan kepala Erlan dari kepalanya dengan kedua tangannya.

"Gak bisa nafas tahu Mas!" kesal Manda pada Erlan. Si tersangka malah tertawa saja, tak merasa rasa bersalah apapun. Tapi memang betulkan, ia tak bersalah?

"Abis kamu, orang lagi dinasehati malah jawabnya bercanda." Manda menyilangkan tangannya. "Aku serius tahu," jawab sengit Manda.

"Mana ada orang tidur ngomong Yang?" kata Erlan membantah kata Manda.

"Ada, nih Aku buktinya," jawab Manda sambil memejamkan matanya dan memaju-majukan kepalanya pada Erlan.

"Itu bukan tidur, tapi merem," ucap Erlan yang mendekati wajah Manda.

Manda membuka matanya menatap Erlan yang sudah dekat kembali dengan wajahnya, "Orang tidur meremkan? Jadi sama aja. Dahlah aku mau tidur."

Manda membalikkan badannya memunggungi Erlan, suaminya yang membuatnya kesal dimalam hari. Manda benar-benar kali ini akan berusaha untuk tidur. Erlan tertawa, ia lalu memeluk tubuh Manda dari belakang.

"Yang," panggil Erlan. Manda memilih diam tak menjawab Erlan yang memanggilnya. "Sayang," panggil lagi Erlan.

"Apa?" jawab Manda sedikit sewot dan masih memejamkan matanya.

"Bobok."

Manda memukul tangan Erlan lalu menatap tajam Erlan yang sedang memandanginya dari atas. "Ish.. diem gitu loh Mas, nanti aku gak bisa tidur gara-gara jengkel sama kamu!" protes Manda dari hatinya paling dalam.

Bagaimana tidak sebal, Erlan menjahilinya dan mengganggunya terus menerus. Bisa-bisa tidurnya tak nyenyak karena kebayang rasa jengkelnya pada Erlan, suaminya yang menjadi petuah dan tukang jahil secara bersamaan.

"Iya ya Sayang," ucap Erlan yang menyudahi tindakannya yang akan menggoda Manda lagi. "Bobok ya kembar, Bunda kalian hari ini aktifkan sampai bikin kalian capek," ucapnya.

"Mass.."

Erlan terkekeh, lalu diam dan kali ini benar-benar diam. Tangannya mengusap perut Manda dibalik baju milik Manda.

Hai Hai Hai

Setelah baca part kali ini makin kangen gak sama Manda dan Erlan?

Kalau iya komen dan powernya dong wkwkwk... See next all... ^_^

fatikhaaa_creators' thoughts