132. Pagar Penghalang

Manda membuka matanya, ia menghela nafasnya ketika atap putih asing dan bau khas rumah sakit. Manda menatap ke samping, di sana terdapat sofa berukuran besar yang muat untuk menjadi tempat tidur dua orang. Manda melihat Soraya dan Sam yang tertidur dengan posisi yang begitu membuatnya iri.

Soraya dan Sam yang saling berpelukan dan menghadap satu sama lain. Sam memeluk erat pinggang Soraya dan Soraya yang terlihat begitu nyaman dalam pelukan Sam. Manda menarik sudut bibirnya, ia menjadi teringat oleh kebiasaan Erlan yang selalu memeluknya.

Manda memejamkan matanya, mengingat kembali rasa dan bagaimana nyaman, tenang, damai dan ritma jantungnya yang berdetak kencang. Hanya karena sebuah pelukan.

"Kamu itu udah kayak guling kesayangan Aku, ajaibnya bisa hilangin rasa penat dan marah Aku. Kamu udah kayak dokter segala ahli buat diri Aku. Dan cuma gini aja udah kayak abis diinfus, sehat lagi." Manda melihat ke belakang, ia tersenyum, Erlan berdiri di sana sambil memeluknya.