webnovel

Chamer

Novia_Irawan · Urban
Not enough ratings
1 Chs

Prolog

Setiap malam terdengar suara desah di kamar sebelah. Entah suara apa itu? Suara yang menemaninya selama lima belas tahun ini. Awalnya Aira takut untuk melihat apa yang terjadi kepada ibunya. Namun, rasa penasaran lebih besar dari rasa takutnya membuat Aira memberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi kepada ibunya.

Perlahan Aira mencoba mengintip. Itu terjadi saat usianya lima tahun. Terilhat ibunya polos dengan seorang laki-laki yang tak dikenalnya. Aira tak mengerti dengan apa yang ia lihat setiap malam.

Aira pun tak tau, apa yang ibunya lakukan setiap malam bersama Laki-laki berbeda. Mereka saling berciuman, menyentuh bagian tubuh ibunya dengan membabi-buta tanpa mengunakan pakaian sama sekali.

Aira tak mengerti, Ibunya terlihat menikmati semua itu. Menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh laki-laki yang berbeda setiap harinya. Aira tak berani bertanya kepada ibunya. Aira takut ibunya marah kepadanya.

Aira hanya diam saja, hampir setiap hari Aira mengintip apa yang dilakukan ibunya setiap hari. Tak terasa itu terjadi sudah sekitar sepuluh tahun. Aira mengintip tanpa sepengetahuan ibunya.

Sekarang usia Aira lima belas tahun. Aira pun tumbuh menjadi gadis yang cantik dengan tinggi semampai dengan payudara berisi.

Setiap melihat ibunya, Aira selalu berhasrat menyentuh bagian tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.

Ibunya Fatma sama sekali tak tau apa yang terjadi kepada putrinya. Fatma tak pernah memberikan pelukan kasih sayang untuk Aira. Bahkan Fatma tak peduli dengan Aira mau mati ataupun hidup.

Fatma hanya mencukupi seluruh kebutuhan Aira saja tanpa peduli dengan semua yang dilakukan Aira.

Aira sendiri, siswa yang cerdas dengan nilai paling tinggi di sekolahnya. Aira tumbuh menjadi gadis yang menyebalkan dan tak tau tata krama. Hidupnya benar-benar bebas.

Malam itu, baru saja pulang setelah pesta di rumah sahabatnya Reviana. Terlihat ibunya sudah melakukan pekerjaannya. Dengan Laki-laki yang lebih muda darinya. Mungkin sekitar dua puluh lima tahun.

Ibunya sudah pulas karna, telah melayani laki-laki itu. Aira pun masuk kamarnya begitu terkejutnya melihat laki-laki itu polos telah duduk di tempat tidurnya sambil memamerkan senjata andalannya yang kokoh dan besar.

Aira mencoba berpaling, walau sebenarnya ia begitu penasaran dengan senjata yang mengantung di bagian bawah perutnya.

"Kamu tak perlu malu! Aku tau kamu sering menyentuh tubuhmu sendiri!" serunya tersenyum.

Aira terdiam tak berani menjawab. Jauh di dalam hatinya. Aira ingin mencoba apa yang setiap malam ibunya lakukan. Laki-laki itu beranjak menarik tangan Aira dan membantingkan tubuhnya ke tempat tidurnya.

Aira tak menolak sama sekali, bisa dibilang Aira pasrah dengan apa yang dilakukan laki-laki itu. Perlahan Laki-laki itu mulai mencium rambutnya, turun ke kening, mata, hidung, bibir, leher maju ke telinga.

Aira hanya bisa mendesah, seperti ini rasanya di sentuh oleh seorang laki-laki. Ini pertama kalinya Aira di sentuh oleh laki-laki.

"Aku menginginkanmu? Sudah lama aku menunggumu," bisiknya pelan.

"Ta-tapi ibu," guman Aira pelan dan gagap takut ibunya mengetahui ini. Aira tak mau dihajar lagi oleh ibunya.

"Tenang saja, ibumu sudah aku beri obat tidur tak akan bangun sampai besok pagi. Sekarang kamu layani aku saja. Aku tau kamu masih virgin. Setelah ini, aku akan memberikan apa pun yang kamu asalkan kamu mau melayani aku," tuturnya kembali menlumat habis bibir Aira yang begitu sexy mengoda.

Laki-laki itu pun mulai berhasrat merobek seluruh bagian pakaian yang Aira pakai. Membuat Aira polos seperti laki-laki itu. Setelah memberi tanda kepemilikan. Laki-laki itu pun menghujani Aira dengan sentuhan kasar sampai Aira merasa kesakitan.

Laki-laki itu mulai merasakan kenikmatan telah menyentuh Aira dengan sebuah permainan kasar yang membuat Aira merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan selama hidupnya. Walaupun terasa begitu sakit. Namun, Aira begitu menikmati permainan ini. Malahan Aira sampai meminta lagi dan lagi membuat laki-laki yang bernama Keanu pun benar-benar kelelahan harus melayani gadis ini.

Usianya baru lima belas tahun akan tetapi hasratnya begitu menggebu membuat Ia suka. Permainan lebih lihat dari Ibunya Fatma. Sampai pagi entah berapa lama mereka berdua melakukan itu. Namun, Aira tak pernah puas.

Bersambung....