webnovel

PROLOG

Aku, hanyalah orang yang biasa menggambarkan mu dari kejauhan, walau tanpa suara. Aku orang yang selalu menanti chat mu, walau tidak ada yang mesti dibicarakan. Aku, ya aku. Orang yang berusaha selalu ada meski terpisah jarak dan raga, orang yang tidak pernah sekalipun melihatmu, tapi selalu merindukanmu, selalu mengharapkan mu, walau aku tahu itu semua tidak pantas aku rengku, dari sosok wanita yang tiba-tiba aku cintai tanpa permisi dengan bermodalkan kolom chat. Ya, hanya sebatas kolom chat, cinta ini mekar dan semerbak wangi cintanya.

"Adik, GB. Kalau aku ngajak kamu untuk buat Komunitas Literasi mau tidak? Kamu bakalan sibuk ngak kalau grubnya nanti kita kelola bersama."

"Wah, boleh-boleh, bisa kok Kak, butuh berapa orang emangnya?" Jeda beberapa detik, Yuriska lanjutkan chattingnya, sebab ada yang ia rasakan berbeda dari panggilan Yoga barusan, pria yang baru ia kenal di kolom chat kelas menulis online itu. "Eitt, bentar. Kok kakak manggilnya adik GB?"

"Kan, kamu nulis nama aku dikontak WhatsApp kamu, 'Kak GB' ya jadinya, aku manggil kamu adik GB biar adil." Jawabku dengan ketawa memandangi kolom chat WhatsApp itu. "Emang apa sih, GB itu dik?" Lanjutku kepada Yuriska di kolom chat.

"Maaf nih, Kak. Kemarin aku tidak tahu siapa nama kakak dan kebetulan waktu itu aku lagi nonton BTS yang anggota nya ganteng banget itu Loh, entah dapat ide darimana aku langsung nulisnya Kak GB." Jawabnya.

"Waduh, Orang kayak aku dibilang ganteng banget, hoax itu. Nama aku Yoga Saputra, Dik." Jawabku menjelaskan.

"Hehehe, iya Kak. Aku ubah dulu ya kak."

"Oke, Bye the way Kita butuh 4 orang untuk Komunitas Literasi kita, 1 untuk adminitrasi, 1 lagi untuk moderator dan satunya Notulensi."

"Oke, nanti aku kabarin temen aku untuk diajak gabung gimana, tidak apa-apa Kak?"

"Tidak apa-apa, nanti saya ajak juga teman saya."

"Untuk Nama, Komunitasnya. Komunitas Literasi Inspirasi, sebab aku ingin di Komunitas Literasi kita ini, setiap Members atau orang yang berkecimpung di Komunitas kita akan mendapatkan ilmu dan inspirasi. Lebih dari itu, inspirasi ini aku dapat Inspirasi nya dari perpustakaan pada zaman Bani Abbasiyah yang memiliki perpustakaan bernama Baitul Hikmah, artinya Rumah hikmah hampir sama lah dengan kita."

"Masya Allah tabarakallah, mantap Kak. Semoga apa yang kita impikan dan filosofi yang tercantum di Komunitas Literasi kita dapat terwujud dengan nyata."

"Oke, Aamin."

"Oh iya, Kak. Visi dan misi dari Komunitas Literasi Inspirasi kita nanti apa ya kak? Biar aku ngajak teman-teman bisa enak ngejelasinnya."

"Visi dan Misi komunitas literasi inspirasi"

"1. Memberikan informasi dan ilmu mengenai literasi khususnya dan ilmu selain literasi secara gratis

2. Memberikan seminar secara gratis dari pemateri tamu

3. Mendirikan taman bacaan masyarakat melalui program open donasi dan program lainnya

4. Memiliki members dari seluruh Indonesia."

"Mantap, oke nanti aku kabarin lagi kak."

"Siap, saling kabarin saja"

"Oke."

*********

Aku tidak pernah menjumpai mu, tapi entah kenapa lukamu menjadi dukaku. Ketika di kolom chat aku itu rasanya bahagia. Diri ini sumringah, bagai anak kecil yang mendapatkan permen dari ayahnya.

Diri ini selalu ingin ada di setiap peristiwa yang d alaminya. Walaupun, rasa minder terus mengelayuti rasa dengan begitu kerasnya. Diri ini masih saja ingin rasa ini hanya sebatas fatamorgana, tapi hati tidak bisa dipungkiri. Ia datang tanpa bertanya untuk menempati relung di jiwa dan kadang patah bahkan kecewa tanpa aba-aba sebelumnya. Diri ini terlalu takut untuk mengungkapkan, sebab kadangkala fiksi meninabobokan dan kadang tak sesuai dengan ekspektasi.

"Kamu senang dengan apa dik?" Kata Yoga yang menchatting Yuriska dan setelah ditunggu tidak ada jawaban. Yoga pun menyanyikan sebuah lagu dan puisi untuk menghibur Yuriska yang pada waktu itu tengah bersedih.

"Cinta dalam Doa"

"Senandung malam dalam lamunan

Tentang keindahan bersama khayalan

Aku terpana dalam harapan

Akan masa indah penuh kedamaian

Kuraba hati dengan merindui

Engkau yang tak pasti akan kutemui

Mencoba menerka dalam hati ini

Tentang rasa yang bersemayam dalam hati

Tiada yang mampu aku ucapkan

Tiada yang bisa aku ungkapan

Untuk mewakili rasa yang terpendam bersama penantian

Biarkan cinta ini bertumbuh dalam pengabdian

Mencintai dalam balutan doa

Penjagaan-Mu tak pernah berujung kecewa

Namun semua akan terpapar nyata

Dan akan berwujud indah pada waktunya

Kuyakin Engkau akan mempertemukan aku dengannya

Dalam ikatan penuh bahagia

Menjelmakan satu rasa yang kusebut cinta

Yang kuharap tidak hanya di dunia namun berujung syurga." jeda beberapa detik. "Semoga kamu bisa terhibur dik, dengan puisi yang aku baca."

Setelah beberapa lama, Yuriska baru membaca chat tersebut.

"Romantis dan bagus banget, Kak. Terima kasih sudah ada disetiap waktu senang dan sedihku."

Yoga yang dari tadi menunggu jawaban, melihat hal ini tersentak kaget dan segera menjawab.

"Dengan senang hati, aku akan ada untuk setiap duka dan senang dirimu dik, jangan bersedih ya. Rasanya kalau adik sedih aku ikut sedih dan kepikiran juga dik."

"Siap, Kak. aku usahakan untuk tebar disetiap masalah yang aku hadapi."

************

Komunitas Literasi itu dibentuk dengan gegap gempita, menghadirkan orang yang mau berkontribusi di dunia yang penuh dengan ragam warna. Apalagi, diiringi dengan cinta lokasi antar para penggeraknya. Itulah yang dinamakan cinta di kolom chat. Memang cinta datang tanpa permisi dan ia datang secara mendadak bagai petir yang tiba-tiba datang di pagi hari.

Kita sering mengharapkan banyak kriteria khusus untuk mencari pasangan, tetapi kadangkala cinta datang tanpa alasan. Itulah yang sering dirasakan Yoga Saputra dan Yuriska Meilani Putri. Dari awalnya hanya sekedar kerjasama dan menjalin sebagai rekan kerja menjadi cinta yang berakhir bahagia.

"Tidak kita sangka ya, Dik. Kita yang awalnya hanya sebatas rekan dan teman online, sekarang menjadi teman hidup dan insya Allah untuk selamanya." Kata Yoga yang memberikan puisi untuk Yuriska dengan pesan suara untuk menghibur hatinya yang tengah lara. Dan, itu baru pertama kalinya ia memberikan puisi secara pribadi kepada orang lain.

"Iya, Dik. Aku juga tidak menyangka. Aku kira kita berakhir kecewa, sebab mencintai orang yang tidak pernah kita jumpai, tetapi Tuhan berkata lain. Kita mampu bersama. Mewujudkan setiap tawa menjadi nyata dan menjadikan target hidup kita tampak jelas di depan mata. Aku harap kita tetap begini. Menjadi teman Literasi yang kuat dan menjadi pasangan suami istri yang hebat."

"Aaminn, Kak. Semoga kita bisa mencapainya dan mampu menghadapi kedepannya. Nah, mari kita taklukkan dunia dengan peduli dan menginspirasi mereka untuk selalu mencintai dan mengembangkan dunia literasi yang kita cintai."

"Oke, Dik. I love you dik, beruntung aku memiliki kamu."

"Aku jauh lebih beruntung telah menjadi bagian dari hidupmu, Kak."

Kami berdua tersenyum bahagia, dengan berlatarkan senja yang mempesona, kami sama-sama menggantungkan harapan dengan berpegang teguh dengan semua yang sudah dirancang.