30 Bab. 30 Bosan

Via masih berusaha membangunkan Elang yang ketiduran di sofa. Elang mulai mengerjapkan mata saat Via menyentuh wajahnya.

"Kenapa Via" tanya Elang dengan suara seraknya karena baru bangun dari tidurnya.

"Kak, mengapa tertidur di sofa bukan di atas tempat tidur" tanya Via yang masih ada getaran rasa takut setiap kata yang dia ucap dan menundukkan wajahnya.

"Kakak menunggu kamu tapi ketiduran di sofa. Ya sudah kakak masih mengantuk hooamm" ucap Elang dan menguap.

Elang menarik Via menuju kasur dan bersiap akan tidur siang tapi sebelum membaringkan tubuhnya. Elang melihat Via memakai baju yang bagian depannya tertutup.

"Kenapa pakai baju seperti ini, hah" bentak Elang yang baru menyadari baju yang Via kenakan.

"Buka bajunya, aku tak suka kamu menggunakan baju yang tertutup bagian depan jika bersama diriku" lanjut Elang memarahi Via

Via yang mendengar Elang membentaknya langsung menundukkan wajahnya dan menahan air mata yang akan siap meluncur ke bawah. Via turun dari kasur tapi Elang langsung menariknya dengan kuat.

"Mau kemana lagi, jangan suka cari alasan untuk menghindar dariku. Apa belum cukup hukuman ringan yang semalam aku kasih ke kamu" teriak Elang di telinga Via

Via yang mendengar Elang berteriak tepat ditelinganya hanya semakin menundukkan wajahnya.

"Vi…via ma…mau ke ka...mar man…di un...tuk gan…ti ba…ju" jawab Via terbata-bata karena takutnya dengan Elang.

"Tak usah kamu pergi ke kamar mandi, buka saja disini. Lagipula yang akan melihat bentuk tubuhmu itu aku yaitu suamimu bukan orang lain, kamu mengerti" ucap Elang penuh tekanan disetiap kata yang terlontar dari mulutnya.

Via tak menjawab ucapan Elang tapi langsung membuka risleting bajunya yang berada di belakang. Elang yang melihat Via langsung membuka bajunya menatapnya dengan tajam.

Elang langsung mengambil baju yang tadi setelah terlepas dari tubuh Via secara paksa serta memerintah Via untuk berbaring langsung dan miring menghadapnya. Via yang memang takut akan sikap Elang yang kejam langsung melakukannya. Elang langsung berbaring tapi kepalanya menghadap kedua payudara Via kembali seperti tadi pagi. Elang mulai menghisap payudara Via dan kembali tertidur lagi. Via yang merasakan hembusan nafas Elang yang teratur pun tak terasa menumpahkan semua air matanya. Agar tak terdengar isak tangisnya Via menggigit bibirnya.

Waktu sudah menunjukkan waktu sore hari, Via yang melihat jam di kamarnya ingin secepatnya bangun dan sholat ashar tapi setiap kali Via berusaha melepaskan diri, Elang semakin mempererat pelukan dan hisapannya. Via mengurungkan niatnya untuk bangun sampai waktu menunjukkan jam 4 sore. Via mencoba melepas pelukan dan payudaranya yang ada di dalam mulut Elang secara perlahan. Via turun dengan pelan dan hati-hati menuju kamar mandi untuk berwudhu.

Setelah selesai sholat Via keluar dan melihat Elang menatapnya sangat tajam. Via yang ditatap tajam oleh Elang hanya menunduk takut untuk kembali ke tempat tidur. Sesampainya di tempat tidur tangan Elang langsung mencengkram dagu Via dengan sangat tajam.

"Kemana kamu tadi, seharusnya minta izin padaku jika ingin meninggalkan aku sendirian di kasur. Apa itu susah, hah…. Dan jangan pernah menggunakan air mata kamu untuk meminta pengampunan dari ku atas semua kesalahan yang kau perbuat" bentak Elang di depan wajah Via.

Plak plak plak

"Itu hukuman ringan pertama dan terakhir, jika kamu melanggar lagi. Akan tahu akibatnya lebih parah dari ini dan semalam" ucap Elang dingin.

Elang yang sudah memberitahu dan mengancam Via langsung mendorong tubuh Via sehingga telentang. Via yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya diam, Elang langsung menindihnya dan mulai dengan mencium bibir Via dengan banyak tuntutan. Elang yang memang tak pernah merasa puas jika bercinta dengan Via selalu meminta lagi dan lagi. Entah sampai yang keberapa baru diakhiri dan mandi bersama. Via langsung mengambil wudhu untuk shalat, saat dia melihat jam dinding menunjukkan jam 7 lewat. Via bergegas sholat isya dan di lanjut untuk menjamak sholat magrib.

Via keluar menuju sofa yang Elang dudukin. Ternyata makanan sudah tersaji disana. Elang langsung meminta Via duduk dipangkuannya, Via menurutinya dan mulai menyuapi Elang makan.

Via hanya diam saja saat tangan Elang bermain-main ditubuhnya. Elang yang merasa mengantuk, meminta Via untuk tidur.

Sudah beberapa hari berlalu, Elang tak pernah marah, membentak ataupun teriak padanya. Karena setiap malam sebelum tidur atau pagi hari Elang akan memberitahu semua keinginannya dan aturan-aturan yang dia buat khusus untuk Via.

Via yang selalu mendengarkan keinginan dan aturan-aturan yang Elang buat berusaha untuk mematuhinya walau terkadang ada rasa bosan menghinggapi dirinya yang hanya beraktivitas makan dan tidur saja setiap harinya.

Elang hari ini pulang telat jadi Via bisa menggunakan waktu bebasnya sesuka hatinya. Via yang selesai makan langsung kembali ke kamar di antar oleh pak San menggunakan lift, langsung berganti pakaian tidur yang menggunakan kancing semua.

Sejak kejadian waktu itu, Elang langsung menyortir baju yang Via gunakan. Semua baju atasan, dress, baju tidur dan lain-lain harus ada kancing atau ritsleting depan semua jika tidak akan dibuang langsung.

Via berbaring di tempat tidur setelah berganti baju tidur. Tak lama ada pesan di group masuk ke ponselnya.

"Via, betah bangat ga masuk-masuk kuliah. Memangnya tak rindu pada kita yah" tanya Nadin

"Aku rindu sama kalian dan sama suasana kampus juga koq" balas Via

"Kalau rindu, ayo ketemuan dimana gitu dan masuk kuliah lagi" ucap Irma

"Aku ingin tapi kak Elang belum memberi aku izin untuk masuk kuliah lagi dan tak boleh kemana-mana jika bukan sama kak Elang perginya" balas Via

"Masa segitunya sih tuan Elang sama kamu. Takut ada yang menculik kamu kali dari sisinya hehehehe" balas Irma.

"Kurang tau juga" balas Via

"Memangnya tak ingin menyelesaikan kuliahnya, sayang loh Via. Kamu hanya tinggal 2 semester lagi Sarjana" ucap Irma

"Aku ingin menyelesaikan kuliahku tapi aku harus bagaimana? Kak Elang tak memberi izin untuk aku keluar dari kamar kecuali makan saja. Sebenarnya aku juga merasa sayang tak menyelesaikan kuliahku yang hanya tinggal sedikit lagi sidang skripsi" balas Via

"Via apa kegiatanmu sekarang selama tak masuk kuliah" tanya Nadin yang penasaran

"Tak ada kegiatan sama sekali. Bangun tidur, mandi terus sarapan kembali ke kamar terus diam di kamar sampai waktu makan siang terus menunggu kak Elang pulang dari kantor trus makan malam dan tidur lagi" jawab Via

"Apa kamu tak bosan melakukan itu terus" tanya Nadin lagi yang begitu penasaran.

"Kalau mau aku jawab jujur sebenarnya bosan banget tapi apa yang bisa aku lakukan. Kak Elang punya aturan yang tak bisa dibantah dan ditolak oleh diriku atau siapapun jadi aku tak bisa memaksa tetap bisa kuliah lagi" ucap Via

Setelah membalas pesan di group Via tertidur pulas. Elang yang baru pulang langsung melihat ke arah Via yang sedang tertidur membelakangi lift berada. Elang berjalan ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sebelum menyusul Via untuk tidur.

Elang yang sudah berada di tempat tidur ingin membenarkan posisi tidur Via dan tak sengaja melihat ponsel Via. Elang membukanya dengan mudah karena Via tak menggunakan kata sandi atau semacamnya.

Elang mengeraskan rahangnya dan mencengkram erat ponsel milik Via hingga berbunyi seperti patah. Setelah membaca pesan yang ada di ponsel milik Via. Via yang matanya masih terpejam, meraba kasurnya untuk mencari ponsel langsung membuka matanya dan terbangun.

Elang yang memang dari tadi menatap Via hanya tersenyum simpul.

"Kamu mencari ini" tanya Elang sambil menunjukkan ponsel milik Via.

"Iya, kak. Via mencari ponsel milik Via" ucap Via dan meminta Elang untuk memberikan ponselnya.

Praaank

"Kak, kenapa ponsel Via dilempar" tanya Via terkejut saat ponselnya di lempar oleh Elang sampai di depan pintu kamar.

"Ingin tahu kenapa dilempar ponselnya. Karena kau tak membutuhkan ponsel lagi dan tak perlu berkomunikasi dengan siapapun. Semua kebutuhanmu sudah aku penuhi jadi tak perlu ponsel. Kalau aku ingin menghubungimu tinggal telpon ke rumah saja" ucap Elang dingin.

"Dan satu lagi jangan berharap kamu bisa kuliah lagi karena aku tak akan mengizinkan dirimu menyelesaikan kuliah. Cukup di rumah saja mengandung anak-anak aku, merawatnya, menunggu aku pulang kerja" sambung Elang berucap dan langsung menarik Via untuk tidur.

Via yang mendengar kalimat terakhir yang Elang ucapkan langsung bersedih dan meneteskan air mata. Elang sudah terlelap masuk ke dunia mimpinya dengan posisi favoritnya.

"Aku punya perasaan kak. Aku punya mimpi yang ingin aku capai, aku bukan robot atau mesin pencetak anak" hati Via menjerit dan menangis.

avataravatar
Next chapter