webnovel

CEO itu adalah Ayahku

Kehidupan gadis bernama Misty Connors berubah sejak kedua orang tuanya meninggal. Misty berpikir dia akan kehilangan segala-galanya. Rumah, kuliah dan kehidupannya. Namun sebelum Misty kehilangan semua itu, seorang malaikat penyelamat datang menolongnya. Gadis itu tidak pernah tahu jika dia memiliki ayah baptis yang tampan bernama Zach Leroux, seorang CEO perusahaan Leroux di Paris yang belum menikah. Saat itulah Misty mengetahui jika Zach adalah teman dekat orang tuanya semasa kuliah. Tinggal berdua dengan pria menawan seperti Zach merupakan ujian yang berat bagi Misty. Pasalnya dia harus sport jantung menahan perasaannya kepada Zach. Namun siapa sangka, Zach pun merasakan yang yang sama. Sayangnya jalan menuju bersatunya cinta mereka tidaklah mudah. Terutama status ayah baptis yang disandang Zach membuat hubungan ini tampak terlarang. Ditambah keluarga Zach yang tidak mudah dihadapi. Akankah Misty harus melepaskan perasaannya kepada Zach? Atau dia memilih untuk memperjuangkan perasaannya yang membawa gadis itu menuju resiko yang begitu besar?

Marrygoldie · Teen
Not enough ratings
15 Chs

2. Zach Leroux

Dibalik badai gelap yang saat ini menutupi kehidupan Misty, pasti akan ada pelangi indah.

* * * * *

Misty tidak menyangka dia sudah berada di dalam lift bersama dengan Jeremy yang akan mengantarkannya pada ayah baptisnya. Misty membayangkan pria seperti apa yang akan menjadi ayah baptisnya. Pria paruh baya dengan rambut yang sebagian memutih dan perut tambun. Atau pria tua dengan rambut memutih dan tubuh kurus. 

Bibir Misty tersenyum melihat bayangan itu. Entah mengapa mendengar dirinya memiliki ayah baptis, Misty merasa sedikit tenang. Karena Misty yakin ayah baptisnya akan melindunginya.

"Jeremy." Panggil Misty.

"Iya, Miss Connors?" Jeremy menoleh menatap Misty.

"Please, panggil aku Misty saja. Dan bisakah kau tidak perlu seformal itu padaku? Aku merasa canggung."

"Baiklah, Misty. Apa yang ingin kau katakan?" Pria yang mengenakan kacamata itu menoleh ke arah gadis yang berdiri di sampingnya.

"Aku ingin tahu, seperti apa Mr. Leroux?"

"Maksudnya, anda ingin bertanya apakah Mr. Leroux adalah orang yang menakutkan?"

Seketika Misty tertawa. "Tidak. Aku tidak ingin bertanya hal itu. Aku sangat yakin dia bukanlah orang yang menakutkan. Sebenarnya aku hanya penasaran seperti apa ayah baptisku."

"Kau akan melihatnya dan bisa menilainya sendiri, Misty. Sebentar lagi kita sampai. Mr. Leroux tidak sabar bertemu denganku."

"Benarkah?" mata Misty berbinar.

Jeremy menganggukkan kepalanya. "Aku tidak berbohong. Dia bahkan mengirim pesan setiap lima belas menit untuk menanyakan kau sampai di mana."

Mendengar ayah baptisnya akan tidak sabar ingin bertemu dengannya, membuat hati Misty merasa senang.

"Kau pasti sangat kerepotan membalas pesannya. Tapi tadi kau mengatakan jika Mr. Leroux menghadiri pemakaman kedua orang tuaku. Apakah dia menemuiku dan mengajakku bicara?"

Jeremy menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Beliau bahkan sangat senang bisa melihatmu tumbuh besar. Sepertinya karena kau terlalu bersedih kehilangan orang tuamu, sehingga kau tidak ingat dengannya."

"Sepertinya itu adalah alasan yang masuk akal."

Kemudian pintu lift terbuka. Pintu lift itu langsung menghubungkan suite terbaik di hotel Equinox. Jeremy berjalan masuk dan meminta Misty untuk mengikutinya. Gadis itu terpana melihat kemewahan di sekelilingnya. Dia merutuki dirinya sendiri agar tidak bersikap memalukannya.

"Duduklah di sini. Aku akan memanggilkan Mr. Leroux. Beliau pasti berada di kamarnya."

Misty menganggukkan kepalanya kemudian mendekati sofa dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang nyaman itu. Lalu dia pun memikirkan hidupnya. Jika dia membiarkan Mr. Leroux yang menanggung segala beban hidupnya, apakah hidupnya akan jauh lebih baik? Sayangnya pertanyaan itu sama sekali belum bisa dijawab olehnya sebelum dia bertemu dengan ayah baptisnya.

Misty mengingat-ingat kembali saat berada di upacara pemakaman kedua orang tuanya. Jeremy mengatakan padanya jika Mr. Leroux datang dan berbicara dengannya. Sayangnya banyak orang yang berbicara dengan Misty mereka selalu mengucapkan hal yang sama. Sebenarnya bukan salah mereka. Semua orang yang mengajak Misty bicara hanya mengungkapkan perasaan sedih mereka atas meninggalnya kedua orang tua Misty. Namun ada satu orang yang membuat Misty selalu mengingatnya.

Seorang pria tampan berusia sekitar tiga puluhan datang menghampiri Misty. Dia memang mengucapkan rasa sedihnya karena kehilangan orang tua Misty. Namun kalimat yang diucapkan pria itu membuat Misty tidak bisa melupakannya. Dia mengatakan pada Misty jika saat ini mungkin Misty merasa kesepian meskipun banyak orang mengelilinginya. Namun hal itu terjadi hanya karena Misty menutup diri. Pria itu juga mengatakan jika dibalik badai gelap yang saat ini menutupi kehidupan Misty, pasti akan ada pelangi indah. Artinya dia meminta Misty untuk tidak menyerah pada apapun beban hidup yang menimpanya. Karena ketika Misty berjuang tanpa menyerah, dia akan mendapatkan keindahan di balik perjuangannya.

Kata-kata pria itu yang selalu menyemangati Misty saat dia benar-benar terpuruk setelah kehilangan orang tuanya. Karena ucapan pria itulah, Misty berhasil menjalani hidup-hidupnya meskipun jauh lebih berat dari yang dibayangkan. Misty berharap bisa bertemu dengan pria itu kembali. Sehingga dengan begitu dia bisa mengucapkan terimakasih.

"Misty!"

Panggilan itu membuat Misty menoleh. Dia tahu itu bukanlah suara Jeremy. Karena suaranya berbeda. Dia yakin itu adalah suara ayah baptisnya. Namun saat melihat pria yang sama dengan pria yang memberikan kata-kata penyemangat untuknya berjalan mendekatinya, Misty langsung berdiri. Wajahnya tampak sangat terkejut melihat pria tampan dengan rambut coklat tua menghampirinya dan langsung memeluknya.

Pria berkulit kecoklatan itu saat ini mengenakan kaos putih dan celana training. Misty bisa menghirup aroma sabun dan shampo yang segar dari tubuh pria itu. Zach Leroux tampak begitu senang bisa bertemu kembali dengan putri baptisnya. Dia begitu tidak sabar menantikan pertemuan ini. Saat berada di pemakaman, dia melihat Misty begitu rapuh. Sebenarnya sejak saat itu Zach ingin sekali membawa Misty pulang bersamanya. Namun ada masalah yang menghalanginya. Karena itu Zach baru bisa menjalankan tugasnya menjadi ayah baptis sekarang.

Zach melepaskan pelukannya dan mengamati wajah cantik Misty tanpa make up. Pria itu bisa melihat kecantikan Cecile di wajah Misty. Dia masih tidak percaya dua sahabatnya pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.

"Apakah penerbangannya nyaman?" tanya Zach menarik Misty duduk di atas sofa.

"Kau memberikan penerbangan kelas satu. Tentu saja aku merasa nyaman, Mr. Leroux."

"Zach. Panggil saja aku Zach."

"Zach?" Misty terkejut mendengar nama yang indah itu.

"Kau terdengar seperti pegawaiku jika kau memanggilku Mr. Leroux."

"Ahh.... Aku rasa aku bukan pegawaimu, Zach."

Pria itu tertawa mendengar ucapan Misty. "Tepat sekali. Karena itu aku ingin kau memanggilku Zach."

"Aku... aku tidak menyangka kau adalah ayah baptisku."

"Apakah kau berpikir akan bertemu pria tua bertubuh kurus duduk di kursi roda? Atau pria paruh bayah berkepala botak?"

Seketika Misty tertawa mendengar tebakan Zach. "Nyaris mendekati. Tapi bukan itu yang membuatku terkejut."

"Lalu apa yang membuatmu tidak menyangka jika aku adalah ayah baptismu?"

"Sebenarnya, saat pemakaman Mom and Dad, aku merasa muak dengan orang-orang yang mengucapkan kalimat yang sama. Lalu kau muncul dengan kata-kata yang berusaha menyemangatiku. Kata-katamu selalu membuatku mengasihani diriku sendiri dan tetap berjuang. Karena itu aku berpikir kapan aku bisa bertemu denganmu lagi dan mengucapkan terimakasih. Dan aku tidak menyangka kau adalah ayah baptisku."

Zach menatap Misty dengan begitu dalam. Pria itu menyunggingkan senyuman. Lalu tangannya terulur menyentuh pipi Misty.

"Aku senang kau memikirkan kata-kataku. Tapi sekarang kau tidak akan sendirian, Misty. Aku akan selalu berada di sampingmu."

Tubuh Misty menegang. Gadis itu merasakan jantungnya berdentum-dentum dengan sangat keras hingga dia bisa mendengarnya. Lalu dia pun teringat pertanyaannya sendiri.

Jika dia membiarkan Mr. Leroux yang menanggung segala beban hidupnya, apakah hidupnya akan jauh lebih baik?

Setelah melihat ayah baptisnya, Misty tidak yakin hidupnya akan jauh lebih baik. Karena dia harus menjaga hatinya agar tidak jatuh dalam pesona ayah baptisnya sendiri.

* * * * *