webnovel

Siasat baru untuk menundukkan Warren

Sesampai Dirumah, Tere masuk kedalam kamarnya tanpa menghiraukan ibu nya yang kwatir melihat Mata anaknya Bengkak memerah seperti habis menangis.

"Pah Tere kenapa Kok kayak habis menangis gitu?" Ibunya Tere bergegas menuju kamar anaknya Tetapi Tere menguncinya dari dalam.

" Re buka pintunya kamu kenapa Nak?" Papa dan Mama nya mengetuk pintu kamar anaknya berkali-kali.

" Warren aku Benci sama kamu..." Terdengar suara pecahan Gelas dari dalam Kamar, Tere mengibaskan seluruh barang -barangnya dari atas meja belajarnya tempat tidur dan bantal nya di serak kan nya semua demi melampiaskan kekesalannya.

" Tere buka pintu nya dulu Mama sama Papa mau bicara, Ada apa antara kamu dengan Warren? Coba cerita dulu Re..." Sahut Mamanya Tere dari balik pintu.

Tere tidak menghiraukan kedua orang tuanya yang ada dalam pikirannya hanya ada niat jahat untuk membalaskan sakit hatinya kepada Warren.

" Ren, Kamu tunggu saja cepat atau lambat kamu akan terima balasan dari aku, Berani sekali kamu mempermainkan perasaan ku.

Tere menangis di Pojokan kamarnya sambil menundukkan kepala nya air matanya tidak henti mengalir di pipinya sambil mengingat perlakuan Warren terhadapnya di kampus hari ini.

" Papa apa kita harus Telp Warren dulu, Mama gak akan tenang sampai Mama mendapatkan jawabannya." Perasaan Mamanya Tere tidak karuan ditambah lagi setelah melihat anaknya pulang dalam keadaan seperti sekarang, akhirnya kedua orang tua Tere menghubungi Nomor Warren tetapi setelah berkali-kali menghubunginya Nomornya Warren gak kunjung ada jawaban tanpa menunggu lama akhirnya mereka menghubungi Papanya Warren.

" Selamat Siang Pak, Warren nya ada dirumah?" tanya pak andi dengan sopan kepada sahabatnya.

" Warren belum pulang dari kampus, bagaimana Pak Andi ada urusan apa dengan Warren?" jawab Papanya Warren dari balik Phonsel.

" Sepertinya ada yang tidak beres antara Tere dengan Warren hari ini di kampus Pak, tidak biasanya Tere menangis minta di jemput dari Kampus sampai-sampai Tere mengunci dirinya sendiri di kamar Pak, kami sangat kwatir padanya sehingga kami menghubungi Anda, Saya minta kalau Warren sudah dirumah untuk menghubungi Saya pak, Terimakasih.

setelah memutuskan panggilan nya Papa Nya Tere tiba -tiba merasakan Sesak di dadanya.

" Ma, Tolong dada Papa rasanya Sesak sekali Ma," Kemudian tiba -tiba Papanya Tere Terjatuh pingsan di lantai.

" Pah bangun,. Pahh Tere buka pintunya Nak Papa Pingsan." Mamanya Tere sangat panik kemudian menggedor pintu Kamar Tere.

tidak lama kemudian Tere membuka pintu kamarnya dan membantu Mamanya memanggil ambulans dan membawa papa nya ke Rumah sakit Grand Medistra.

Disisi lain Cathlin dan Warren sedang asyik nongrong di depan Stasiun baharuddin sambil menikmati Angis sepoi- sepoi di bawa beberapa pohon rimbun di dekat Taman. Mereka terlihat begitu gembira sambil sesekali tertawa terbahak-bahak.

tiba -tiba terdengar suara telpon dari Phonsel Warren.

" Ya Mama aku lagi di tempat teman bentar lagi aku balik." Warren mengisyaratkan agar Cathlin tidak bersuara.

" Ren, Om Andi Masuk rumah sakit sekarang di rawat di rumah sakit Grand Kamu cepat pulang nak antar Mama kerumah sakit." Jawab Mama Nya Warren di balik Telponnya.

" Loh kok bisa Ma? Iya deh Warren Pulang sekarang." Wajah nya berubah seperti orang Panik. kemudian mematikan panggilan ibunya.

" Cath, aku harus segera Pulang ya, lain kali kita jalan lagi sekarang aku antar kamu pulang ke asrama." Akhirnya Warren mengantarkan Cathlin sampai Gerbang kampus dan langsung bergegas balik ke rumahnya.

Cathlin begitu cemas melihat Warren, Ada tanda tanya besar di kepalanya, dia bingung ada apa dengan Warren sehingga dia tidak menjelaskan Apa pun padanya. Cathlin meminta Warren untuk mengantarkannya sampai Gerbang kampus saja karena melihat Warren begitu terlihat buru- Buru.

Sesampai dirumah Warren memarkirkan motornya dan segera masuk kedalam rumah. kemudian menemui ibunya.

" Ma Om Andi Sakit apa ? tanya Warren sambil berjalan menuju Kamarnya.

" Ren? kamu ada masalah apa lagi Dengan Tere? Tadi siang Pak Andi telp kalau Tere habis menangis dari Kampus Kedua matanya bengkak dan mengurung dirinya di kamar kemudian saat Om Andi selesai Telp Papa beliau langsung Pingsan, Pasti kalian ada masalah di kampus kan? kamu baru satu hari masuk kuliah langsung buat masalah Ren! Papa kecewa sama kamu." Papa nya Warren terlihat marah besar pada anaknya.

" Pah, udah lah kita ke rumah sakit dulu ya kita lihat bagaimana keadaan Pak andi" jawab Ibu Warren pada suaminya.

Setelah sampai di rumah sakit terlihat Tere dan Mama nya sedang menunggu suaminya di Ruangan Operasi.

" bagaimana keadaan Pak Andi ? Tanya Papa nya Warren

" Tensi Papa sangat tinggi Om kata dokter Pembuluh darah diotaknya Pecah sekarang dokter sedang melakukan Operasi udah 2 jam tapi Operasinya belum selesai juga. Jawab Tere sambil menangis di kursi.

" Re kamu yang sabar ya, Kita banyak berdoa saja supaya Papa kamu baik-baik saja." Sahut Mama nya Warren sambil mengelus Pundak Tere dan Ibu nya.

Mereka berlima menunggu di Depan ruang Operasi dengan perasaan tak karuan.

Warren dengan begitu bersalah mendekati Tere dan meminta maaf padanya.

" Re Maafin aku ya, aku gak tau kalau kejadiannya bakalan seperti ini. Smoga Om Andi cepat sembuh kamu jangan sedih lagi aku akan disini menemani kamu." Rasa bersalah di di benak Warren membuatnya tidak berdaya.

" Papa masih skarat Ren, Aku gak tau harus gimana kalau sampai terjadi sesuatu padanya. Kamu Tau kan aku sangat sayang pada nya Ren." Tere menyandarkan kepalanya di Pundak Warren.

Kemudian Terlihat Pintu Operasi Terbuka dan Seorang Dokter keluar dari dalam Ruangan Tersebut.

" Dokter bagaimana dengan operasi Suami saya? "tanya ibu nya Tere dengan begitu kwatir.

" Operasinya berjalan dengan Lancar tetapi pasien masih kritis dan akan segera di rawat diruangan ICU. Kepada Keluarga banyak berdoa semoga tidak ada masalah Setelah Operasi. Dan kami berharap tidak terjadi hal buruk setelah operasi Ini. baik saya permisi dulu." Dokter bedah tersebut langsung pergi keruangan nya meninggalkan mereka dikiti dengan Para suster yang hendak membawa Pak Andi Keruangan ICU.

Pukul 17:00 Mama dan Papa nya Warren serta Mama nya Tere balik Kerumah mereka tetapi Warren tinggal bersama dengan Tere menjaga Papa nya Di luar. Warren begitu kasihan melihat keadaan Keluarga Tere dia kwatir jika Terjadi sesuatu dengan Pak Andi yang paling disalahkan kan adalah dirinya. sekuat apa pun dia membantah bahwa Dia Tidak ada hubungan nya dengan kejadian ini tetapi Rasa bersalahnya tidak bisa dibuang nya jauh-jauh. Pikirannya tidak bisa dialihkannya pada yang lain, tiba -tiba terdengar suara Telp nya dilihatnya panggilan Tersebut Cathlin menelponnya. Kemudian timbul perasaan tidak enak didalam hatinya saat Tere melihat kearahnya, dengan Cepat di matikannya pangggilan Tersebut dan Segera menonaktifkan Phonselnya.

Disatu sisi Tere senang melihat Warren didekatnya Karena dengan kejadian ini dia bisa dengan sangat mudah merebut Warren dan membawanya kedalam genggamannya. Dia merasa kalau tujuan nya memisahkan Warren dan Pacarnya akan semakin mudah dengan memcoba menyalahkan Warren Terhadap Kejadian yang menimpa Papa nya.

Tere tunduk dan kemudian Tersenyum di balik Lekukan Kakinya, Aku yakin mulai saat ini Warren akan selalu disampingku.