webnovel

Hadiah Dari Awal Yang Indah

"Vi keluar bentar dong, Udah kebelet nih."

Teriak Derby terus mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dari luar dengan keras, Revia yang tengah asik mandi merasa terganggu.

Revia membuka sedikit pintu, memunculkan kepala dengan memasang raut kesal,"Ada apa sih?By."

"Gue mau buang air kecil."

Tanpa terduga Derby mendorong pintu dan masuk begitu saja, Revia langsung panik dan segera membalut tubuh telanjang-nya dengan handuk dan langsung keluar kamar mandi.

Wajah Derby terlihat lega, Tersenyum puas setelah keluar dari kamar mandi.

"Lain kali jangan asal masuk tanpa izin dulu Mr.Derby Anggara!" Protes Revia.

Derby menggaruk kepala, "Sorry, udah kebelet, Salah lo sendiri mandi lama banget."

"Minggir, Gue mau lanjut mandi." Dengan kesal Revia menyingkirkan pria itu dari hadapannya..

Dan..

Bruukk..

Tanpa sengaja Revia terpeleset karena lantai kamar mandi licin hingga terjatuh.

Menyebabkan handuk yang melilit tubuhnya terlepas.

Derby langsung masuk memeriksa.

"Auhh... Sakit." Keluh Revia tidak sadar bahwa handuk dikenakannya telah lepas.

Mengusap-ngusap bokong, belum menyadari suami-nya sudah berdiri dihadapannya.

Menyaksikan Revia telanjang seketika Derby menjadi mendadak horni.

Shit.. Bagaimanapun dia pria normal, mustahil kalo tidak tergoda.

Derby kembali ke kamar, Merebahkan diri diatas ranjang dan mencoba untuk menetralkan hasratnya agar hilang, Gagal.

Derby stres sendiri.

Melepar kasar semua bantal ke lantai.

10 menit kemudian Revia muncul dengan memakai kimono, "By kok semua bantal dibuang ke lantai?Jadi berantakan deh!"

"Lo tuh kalo kesel jangan ngelempar bantal, Kayak anak kecil." 

Lanjut perkataan Revia setelah selesai menyusun semua bantal ke posisi semula.

"Terus harus ngapain biar bisa ngilangin BT ?"

Penuh rasa emosi Derby bangun dari tidurnya, menatap tajam pada Revia.

"Ya main game online aja, biasanya lo ngilangin BT dengan cara gitu kan." Balas Revia santai.

"Kalo buat ngilangin hasrat gimana?" Tanpa sungkan Derby langsung menyerang Revia hingga Revia berada tepat dibawah pria ini, menyeringai.

Revia salting lalu menelan saliva, "Elo kenapa.. "

Belum sempat melanjutkan perkataan Derby menahan tubuh Revita, mencium lembut bibir merah perempuan cantik itu karema ini bukan kali pertama mereka berciuman.

Revia memejamkan kedua mata dan membalas ciuman Derby.

Mengalungkan kedua tangan pada leher Derby, menikmati setiap gerakan melumat bibir mereka satu sama lain.

Hanyut dalam suasana, Perlahan tangan Derby membuka tali pinggang kimona Revia.

Kali ini tidak ada perlawanan ataupun larangan dari Revia, Meskipun aneh Derby merasa bahagia berharap untuk kali ini mereka berhasil melakukannya tanpa kegagalan ataupum penolakan seperti biasa.

Ciuman keduanya semakin dalam dan liar, bahkan mereka berdua sekarang tidak lagi berpakaian sehelaipun.

Derby menciptakan banyak tanda merah pada area leher, kedua dada dan perut Revia.

Saling mengekspos tubuh telanjang mereka dengan sikap sungkan pada awalnya hingga kelamaan berubah menjadi hasrat membara.

"Vi."

Seru Derby sambil mengatur nafas, Revia mengerti ekspresi Derby apalagi maksud penekanan kalimat Derby saat memanggil namanya.

Revia tersenyum lembut , mengganggukan kepala kemudian kembali mencium Derby.

Mendapatkan izin yang tak terduga, Derby langsung menyerang istri-nya ini tanpa buang waktu.

-

-

-

Entah sudah bermain berapa ronde semalaman mereka tapi yang jelas pagi ini kedua-nya merasa berbeda dari hari biasa, Revia dan Derby sama-sama salting namun kebahagiaan terlihat jelas dalam raut wajah mereka pagi ini.

"Elo mau kopi apa teh?" Tanya Revia mencoba mencairkan suasana.

Hanya memakai selimut menutupi tubuh telanjang-nya.

Derby sendiri masih duduk manis diatas ranjang.

"Kopi susu." Balas Derby.

Revia langsung membuatkan pesanan suami-nya tersebut, menyerahkan segelas kopi susu pada Derby.

Derby meminum kopi susu buatan Revia.

"Selamat ulang tahun." Seru Revia disertai senyuman.

Sebuah ucapan yang membuat Derby sadar bahwa hari ini usianya menjadi semakin tua.

Revia memutar kedua bola mata-nya, duduk didamping pria itu.

"Dasar orang aneh ultah sendiri nggak pernah ingat, untung mama-papa kasih tahu gue semalam."

Jujur tidak menyangka Revia akan mengucapkan ulltah di pagi ini.

Derby membetulkan posisi duduk.

"Jadi semalam kita ngelakuin itu tepat dihari ulang tahun gue."

Selama ini Derby tidak pernah menganggap hari kelahirannya sebagai hari istimewa alhasil selama 26 tahun hidup di dunia pria ini tak pernah mengingat hari kelahirannya kecuali ultah kedua orangtua dan adik tersayangnya.

Tapi mulai hari ini Derby dipastikan akan mengingat tanggal ultah-nya karena dihari inilah mereka bisa melakukan hubungan sebagai suami-istri untuk kali pertama setelah menikah.

" Emang kenapa?By."

Derby tersenyum bahagia, berbisik.

"Itu hadiah ultah terbaik yang pernah gue dapat, makasi ya."

Mendapatkan ucapan tersebut Revia menjadi tersipu.

Belum pernah Revia merasa tersentuh karena sebuah ucapan.

Derby menggaruk kepala, mencoba memikirkan cara mengatakan keinginannya.

"Vi, Mulai sekarang gue boleh kapanpun minta hak gue? "

Dengan susah payah akhirnya Derby berhasil menanyakan hal ini, Beberapa saat Revia terlihat bimbang.

Begitu pula Derby, wajahnya terlihat penasaran sekaligus gugup.

Suasana menjadi sunyi,

Revia mengelengkan kepala, " Gue gak bisa,By."

Mendengar penolakan Revia untuk kesekian kali membuat Derby seketika down.

Harusnya Derby bersikap biasa aja atas penolakan Revita karena ini bukan kali pertama.

Pria itu tetap bersikap santai meski dalam hati merasa begitu dongkol karena kesusahan meminta hak sebagai seorang suami.

Wajahnya merubah menjadi kusut.

Tiba-tiba Revia tertawa semakin membuat Derby kesal.

"Gue gak bisa menolak permintaan suami gue, karena itu hak elo dan gue gak mau berdosa."

"Jadi maksud lo?" mendadak mimik Derby berubah ceria, melebarkan kedua mata.

"Iya mulai sekarang gue bakal memenuhi kewajiban gue sengaja seorang istri sepenuhnya."

"Sepenuhnya." Beo Derby.

"Iya, Sepenuhnya."

Derby menarik pergelangan tangan Revia, penuh kelembutan mencium istri-nya ini.

Mereka kembali terhanyut dalam gairah.

Memperdalam ciuman mereka dan saling memberikan sentuhan erotis.

Sepakat mulai dari sekarang pernikahan mereka harus berjalan selayaknya pernikahan pada umum-nya.

"Vi, Hari ini aku mau kita di hotel aja." Seru Derby setelah melepas ciumannya, menatap mesra sang istri.

Mendengar kalimat 'Aku' dari mulut Derby untuk kali pertama membuat Revia sedikit aneh tapi terdengar lebih enak ditelinga.

"Terserah kamu, Aku ikut."

"Gini aja, Malam kita kepantai yuk."

"Malam? Ngapain ke pantai malam-malam? Gelap By."

Derby berbisik. "Bagus dong, Jadi kita bisa mesra-mesraan tanpa khawatir ada yang ngelihat."

Dengan kesal Revia menjewer sebelah telinga Derby kemudian memasang mimik jengkel.

"DASAR SUAMI MESUM."

Derby tertawa puas melihat ekspresi kesal Revia,  Menciun lembut bibir Revia kemudian meminta Hak-nya kembali di pagi ini.

Tbc