webnovel

CAROLINE

Hidup Caroline berubah 180 derajat setelah ulang tahun ke-18 nya. Mengetahui seluruh anggota keluarga angkatnya ternyata adalah werewolf masih belum cukup, Ia harus menerima kenyataan bahwa kakaknya, Alex, adalah pasangan matenya. Belum lagi kenyataan bahwa selama ini sebenarnya Ia bukan manusia biasa. Caroline adalah Leykan terakhir yang hidup, bangsa superior yang sangat ditakuti dan dibenci oleh para werewolf. Apakah Ia harus melarikan diri atau menghadapi takdir barunya?

ceciliaccm · Fantasy
Not enough ratings
252 Chs

Chapter 59

Vincent dan Bastien datang ke rumah Pack keesokan harinya. Tentu saja Jake juga ikut muncul, walaupun Ia tidak menyukai Vincent tapi kelihatannya Jake datang karena ingin hangout dengan Bastien. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan sejak kemarin tapi keduanya terlihat sangat bersemangat saat mengobrol di halaman rumah Pack. Kami sedang menunggu Alex yang sedang meeting rutin dengan perwakilan Pack lain.

"Dimana kita akan berlatih?" tanyaku pada Vincent yang kelihatannya juga heran dengan hubungan dekat Bastien dan Jake yang terjalin dalam semalam. Ia sedang mengamati keduanya dengan kedua alisnya yang sedikit terangkat.

"Aku akan sparring di Redforest dengan Bastien." jawabnya sebelum mengalihkan padangan padaku. "Sedangkan kau... aku belum mendapatkkan jawaban pasti tentang lokasinya. Yang jelas kita butuh tempat yang aman agar kekuatanmu bisa lepas dengan leluasa tanpa melukai siapapun."

"Kenapa Alex tiba-tiba mengijinkanku berlatih? Apa kau mengatakan sesuatu padanya?" Aku yakin Vincent lah yang ada dibalik keputusan Alex mengijinkanku berlatih mengendalikan kekuatanku.

Vincent membalasku dengan senyuman usilnya, "Apa kau terkesan karena pamanmu bisa membujuk matemu yang sangat keras kepala itu?"

Kuangkat kedua bahuku sekenanya, "Hanya sedikit. Apa yang kau katakan pada Alex?" desakku lagi karena penasaran.

"Aku hanya mengatakan padanya kalau kebiasaan anehmu yang tiba-tiba sering menghilang disebabkan karena kekuatanmu yang teredam." balasnya dengan enteng.

"Jadi kau berbohong pada Alex?"

Vincent menatapku dengan agak melotot lalu memukul pelan puncak kepalaku dengan tangannya yang terkepal, "Tentu saja tidak, bodoh, kelakuan anehmu memang karena kekuatanmu sendiri yang sejak lama tidak dilepaskan."

"Oh...?" kukerutkan keningku dengan bingung, "Lalu kenapa kau tidak memberitahuku dari dulu?"

Ia menghela nafasnya sebelum mengalihkan pandangannya ke Jake dan Bastien yang masih mengobrol. "Tapi ada alasan lain juga." Vincent kembali menatapku dengan serius, "Caroline, kurasa kau harus meninggalkan tempat ini... dan kalau bisa secepatnya."

"Huh? Kenapa?"

"Kau mungkin tidak menyadarinya karena sebagian ingatanmu menghilang... Tapi alam bawah sadarmu masih ingat. Apa kau lupa ini rumahmu?"

Aku masih memandangnya dengan tidak mengerti.

"Rumah Pack ini dulunya adalah rumahmu, kamar di dekat ruang kerja Alex adalah kamarmu." lanjutnya.

"Aku tahu... tapi apa hubungannya?"

"Setiap jengkal tempat ini diisi dengan kenangan buruk di masa lalumu... alam bawah sadarmu masih mengingat setiap kejadian yang terjadi di sini. Mungkin karena itu juga kau selalu berusaha kabur saat kekuatanmu mengambil alih tubuhmu, karena jauh di dalam dirimu kau tahu rumah ini adalah tempat yang paling membawa rasa sakit bagimu." jelas Vincent.

Butuh beberapa saat bagiku untuk mencerna ucapannya, dan semakin lama semua yang terjadi padaku terasa semakin masuk akal, "Jadi karena itu Alex mengusulkan untuk berpisah sementara waktu." gumamku dengan sedih.

"Tenang saja itu bukan idenya. Aku yang mengusulkannya, Alex hanya mengikuti saranku." balas Vincent dengan senyuman, "Kurasa kejadian kemarin sudah membuka matanya. Alex bahkan sampai mengatakan padaku Ia akan melakukan apapun agar kau bisa kembali normal... Caroline, bukan hanya rumah ini yang mengingatkanmu pada kenangan buruk di masa lalu. Kau tahu, kan?"

Kutundukkan kepalaku untuk menyembunyikan ekspresi di wajahku saat ini.

"Sebaiknya kalian berpisah dulu selama beberapa bulan." tambahnya. "Pasti Alex juga merasa sangat bersalah, bagaimanapun juga kakeknya adalah salah satu Alpha yang membantai kedua orang tuamu... Aku hampir tidak mempercayainya saat tahu kau dan cucu Theodore Brennan ternyata pasangan mate. Rasanya takdir kalian sangat... kejam."

"Lalu... apa yang terjadi selama kami berpisah?" tanyaku dengan kedua mataku yang mulai memanas.

Vincent menarik salah satu sudut mulutnya, "Tentu saja kau akan belajar mengendalikan kekuatanmu bersamaku selama beberapa bulan, percayalah padaku mengendalikan kekuatan yang sudah di luar batas kontrol adalah hal yang sulit. Saking sulitnya bisa-bisa kau akan melupakan rasa sedihmu setelah meninggalkan Alex."

"Siapa yang akan meninggalkanku?" tanya suara kesal dari belakang kami. Aku dan Vincent berbalik bersamaan saat Alex berjalan ke arah kami. "Jangan memasukkan ide-ide konyolmu ke dalam kepala mateku." gerutunya sebelum berdiri di sebelahku.

"Apa kau sudah makan siang?" tanya Alex. Aku membalasnya dengan anggukan kecil dan senyuman. "Kalau begitu ayo kita berangkat sekarang." Umumnya pada yang lain sebelum berjalan lebih dulu ke halaman parkir.

"Kau tidak akan bertanya apa aku sudah makan siang?" tanya Vincent dari belakang kami.

Alex tidak menghiraukannya.

***

Kami berangkat menggunakan dua mobil. Vincent ikut dengan mobil Alex bersamaku karena Ia tidak ingin mendengar ocehan Jake sepajang jalan menuju Redforest.

"Kalian hanya akan sparring?" tanyaku sambil menoleh ke kursi belakang.

Vincent mengangguk singkat, "Aku harus mengukur sejauh mana kekuatan Bastien, baru setelah itu kami bisa memulai latihan sesuai dengan tingkat kekuatannya."

Aku menoleh sekilas ke Alex, "Kami? Kau dan Alex?"

"Iya. Aku dan Alex... Luca dan Jordan juga menawarkan bantuan mereka. Dan yang jelas Jake juga, sebenarnya apa yang mereka bicarakan sejak tadi?" tanya Vincent dengan heran.

"Aku tidak tahu. Luca dan Jordan juga? Oh whoa, kupikir mereka hanya akan membantu soal laporan Rogue kemarin." balasku.

"Sebenarnya banyak yang mencurigai keputusan anggota Pack Basilisk untuk menerima Dimitri sebagai Alpha, mungkin karena mereka sedang ditekan saat itu. Tapi pada akhirnya tidak ada yang bisa menolong karena itu urusan pribadi Pack." jelas Alex yang masih fokus mengemudi.

"Seperti apa Alpha Dimitri? Apa Ia semengerikan perbuatannya?" tanyaku dengan penasaran.

"Aku belum pernah bertemu dengannya, Pack Basilisk lebih sering mengirim wakilnya saat pertemuan Alpha." jawab Alex.

"Huh... tentu saja, jika kabar Dimitri sebagai setengah Leykan ternyata benar, berarti sama sepertiku Ia harus menyembunyikan kekuatannya agar tidak ketahuan." timpal Vincent dari belakang. "Aku yakin Igor yang menggantikan tugas Alphanya di luar teritori Pack Basilisk."

"Aneh sekali," gumamku tidak mengerti, "Seharusnya Igor juga memiliki resiko terbongkar identitasnya juga, bukankah mereka bersaudara?"

"Igor Stratovsky... Ia hanya memiliki seperempat keturunan darah Leykan. Kurasa Dimitri dan Igor hanya saudara tiri. Karena itu aku yang maju saat duel di Tanah Abu... Aku yakin Alex memiliki kekuatan yang seimbang dengan Igor, tapi duel mereka pasti berlangsung lama. Dan pada akhirnya Igor akan menggunakan kekuatan Leykannya secara terang-terangan saat terpancing emosinya..." Vincent berhenti sejenak dengan wajah muram, "Aku membunuhnya sebelum kekuatan Leykannya muncul. Memamerkan kekuatan Leykan di depan puluhan saksi dari seluruh Pack... yang akan terkena dampaknya bukan hanya Igor dan Dimitri, tapi kau dan aku juga, Caroline."

Ah... benar juga. Aku menoleh ke Alex, dari wajahnya Ia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. "Jadi kau tahu dari awal Igor Stratovski memiliki darah Leykan?" tanya Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya, "Lalu kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?"

Sebuah senyum menyebalkan tiba-tiba muncul di wajah Vincent, "Alpha Brennan... apa kau pikir aku akan melewatkan kesempatan untuk membuatmu kesal?"