webnovel

CAROLINE

Hidup Caroline berubah 180 derajat setelah ulang tahun ke-18 nya. Mengetahui seluruh anggota keluarga angkatnya ternyata adalah werewolf masih belum cukup, Ia harus menerima kenyataan bahwa kakaknya, Alex, adalah pasangan matenya. Belum lagi kenyataan bahwa selama ini sebenarnya Ia bukan manusia biasa. Caroline adalah Leykan terakhir yang hidup, bangsa superior yang sangat ditakuti dan dibenci oleh para werewolf. Apakah Ia harus melarikan diri atau menghadapi takdir barunya?

ceciliaccm · Fantasy
Not enough ratings
252 Chs

Chapter 55

Jadi hanya salah satu mata Dimitri Stratovsky yang berubah violet. Dibanding dengan mataku yang bisa berubah keduanya, sepertinya Ia memang memiliki campuran darah Leykan.

Tapi saat duel di Tanah Abu tidak ada perubahan di mata Igor ketika Ia bertarung dengan Vincent. Apa karena terlalu cepat mati, Ia tidak sempat menunjukkan seluruh kekuatannya? Bukankah kakak beradik itu sama-sama memiliki campuran darah Leykan?

"Itu artinya Leykan sudah kembali lagi." kata Reagan dengan suara suram. Jordan juga memasang ekspresi yang sama dengannya.

"Lalu kenapa tidak ada yang melaporkannya selama bertahun-tahun?" tanya Jordan pada Bastien.

"Karena tidak ada yang bertahan hidup setelah melihat mata Dimitri yang berubah. Aku lah satu-satunya saksi yang masih hidup. Tapi aku yakin anggota Pack Basilisk juga sudah mencurigai keluarga Stratovsky sejak lama..."

"Aku masih tidak percaya seluruh anggota Pack Basilisk mengangkat Dimitri Stratovsky sebagai Alpha mereka." gumam Jake.

"Apa Ia mengancam anggota Pack agar mengangkatnya?" timpalku.

Bastien menggeleng singkat, kedua mata biru terangnya menatapku saat menjawab pertanyaanku, "Aku tidak tahu. Saat Dimitri dan Igor ditetapkan sebagai Alpha dan Beta Pack Basilisk, aku sudah berada di Pack Silver Moon."

"Jadi... posisi apa yang akan diambil Pack ini? Apa kalian akan menarik diri atau bergabung dengan Bastien?" tanya Luca tiba-tiba.

Alex menggertakkan rahangnya dengan marah, "Jika Cara yang menjadi targetnya maka aku tidak punya pilihan lain."

"Itu artinya Pack kita akan melawan Silver Moon dan Basilisk sekaligus." kata Reagan dengan anggukan setuju. Bagaimana bisa Ia setuju dengan rencana Alex semudah itu?

Dan kedua masalah ini terjadi karenaku, pikirku dengan perasaan bersalah. "Tidak..." ucapku pada semuanya, "Kita tidak perlu mendeklarasikan perang pada Pack Basilisk juga. Kenapa kita tidak mengikuti cara Dimitri? Membunuhnya dan orang-orang terdekatnya lalu mengembalikan kekuasaan Pack Basilisk pada yang berhak. Rencana seperti itu lebih mudah dan tidak akan memakan banyak korban seperti perang antar Pack. Kita hanya perlu memancingnya keluar dari teritori Basilisk lalu menghabisinya diam-diam. Aku yakin tidak akan ada yang keberatan selama Bastien lah yang mengklaim mengalahkan Dimitri. Kita bisa menggunakan cerita tentang keturunan Alpha Pack Basilisk yang mengambil alih kembali Pack nya dan membalas dendam. Tentu saja tidak boleh ada yang tahu tentang campur tangan Pack Night Walker."

Semua orang menatapku dengan pandangan aneh, bahkan Alex pun juga. "Apa rencana itu tidak masuk akal?" tanyaku dengan agak gugup.

"Tidak..." kata Alex. "Malah sebaliknya."

Luca dan Jordan mengangguk hampir bersamaan. "Aku setuju. Kalian tidak melanggar hukuman apapun selama tidak ada yang tahu Pack ini ikut campur dalam menggulingkan Dimitri." timpal Luca dengan senyuman.

Kuhela nafasku dengan lega lalu menatap Alex. "Kalau begitu sebaiknya Bastien tidak perlu menjadi anggota Pack ini, karena dalam rencana ini seharusnya kita tidak ada sangkut pautnya dengannya."

"Benar." jawab Alex, Ia menoleh ke arah Luca dan Jordan yang duduk di seberang kami. "Tapi bagaimana dengan laporan Rougenya? Apa ada cara lain agar Bastien tidak dijatuhi hukuman?"

Jordan mengerutkan keningnya sesaat, "Cara paling aman sejauh ini hanya menerimanya menjadi anggota Pack ini."

"Bagaimana jika mengumumkan Bastien berhasil kabur sebelum ditangkap?" tanyaku pada kedua Enforcer.

Jordan tersenyum padaku, "Kami belum pernah gagal menangkap dan mengeksekusi Rogue..." Ia menoleh ke arah Luca lalu mereka berpandangan, " Tapi kurasa sekali-kali tidak apa?" tanyanya pada rekannya.

Luca ikut tersenyum lalu mengangkat bahunya, "Sekali-kali tidak apa-apa, lagipula berita Bastien berhasil kabur dari Enforcer nantinya juga akan membuat orang-orang makin percaya Ia berhasil mengalahkan Dimitri sendirian."

"Kalau begitu Bastien akan diterima sebagai tamu di Pack ini." terang Alex, "Aku akan memastikan tidak ada yang tahu tentang keberadaanmu di Pack Night Walker, selain anggota Pack ini."

Bastien menatap kami satu per satu dengan hormat lalu membungkukkan punggungnya sedikit, "Aku berjanji tidak akan pernah melupakan bantuan semua orang yang ada disini."

"Oh aku tidak memberikan bantuan tanpa imbalan." gumam Alex dengan senyuman puas. "Pack Night Walker sedang membutuhkan sekutu. Kurasa dukungan Alpha Basilisk di masa depan akan sangat menguntungkan Pack ini."

***

Hari sudah sangat larut ketika kami selesai membicarakan rencana ke depannya. Alex menyediakan tiga kamar kosong di lantai tiga untuk kedua Enforcer dan Bastien.

"Apa kau akan tidur di ruang kerjamu?" tanyaku saat Ia hampir menuruni tangga.

Alex berhenti lalu menoleh ke arahku, "Iya. Kau juga... cepat istirahat, Cara." katanya sebelum melangkah turun ke lantai dua dimana ruang kerjanya berada. Aku ingin bertanya mengapa Ia tidak tidur di kamar yang kutempati lagi tapi akhirnya kuurungkan, mungkin Alex punya alasannya sendiri.

Aku berjalan ke kamarku sendirian lalu masuk ke dalam. Jam menunjukkan pukul dua pagi setelah aku selesai mencuci wajahku, kujatuhkan tubuhku di atas tempat tidur lalu memejamkan mataku. Karena hari ini cukup melelahkan, tidak butuh waktu lama bagiku untuk terlelap.

***

Aku bermimpi terbangun di hutan yang tidak kukenali. Sinar matahari berusaha menembus pepohonan yang lebat, tapi hanya sedikit yang berhasil menyusup masuk. Walaupun kelihatannya hari sudah siang tapi suasana di sekitarku masih terasa redup karena pohon-pohon tinggi yang dahannya berdekatan dan rapat hingga terlihat seperti atap hutan ini.

Aku masih mengenakan pakaian tidurku semalam, setelan piyama hijau yang kini kelihatan kotor terkena tanah dan lumpur. Kedua kakiku yang tidak mengenakan alas apa-apa juga terlihat kotor. Saat aku mencoba berdiri seluruh tubuhku terasa sakit, perutku juga terasa mual.

Kuedarkan pandanganku ke sekitarku, tidak ada suara yang terdengar kecuali suara gemerisik daun yang tertiup angin. Aku juga tidak bisa mendengar suara binatang atau burung yang berkicau di sekitar hutan ini, yang ada hanya keheningan total. Tubuhku menggigil saat angin yang lebih besar menyapu sekitarku. Rasa nyeri dan perih di kakiku juga terasa sangat nyata.

"Tidak..." ucapku dengan ngeri, berusaha menyangkal pikiranku sendiri. "Tidak... Tidak... Tidak mungkin." Kedua lututku terasa goyah saat aku tidak bisa bangun dari mimpi ini.

Karena ini adalah kenyataan.

Untuk yang kedua kalinya aku terbangun di hutan tanpa kusadari.