webnovel

CAROLINE

Hidup Caroline berubah 180 derajat setelah ulang tahun ke-18 nya. Mengetahui seluruh anggota keluarga angkatnya ternyata adalah werewolf masih belum cukup, Ia harus menerima kenyataan bahwa kakaknya, Alex, adalah pasangan matenya. Belum lagi kenyataan bahwa selama ini sebenarnya Ia bukan manusia biasa. Caroline adalah Leykan terakhir yang hidup, bangsa superior yang sangat ditakuti dan dibenci oleh para werewolf. Apakah Ia harus melarikan diri atau menghadapi takdir barunya?

ceciliaccm · Fantasy
Not enough ratings
252 Chs

Chapter 38

Ruang kerja Alex hampir seluas kamar yang kutempati sekarang, dalamnya didominasi oleh interior berwarna hitam dan perabotan modern. Selain set meja kerja dan beberapa rak buku, di tengah ruangan juga ada sofa berwarna hitam dan coffee table. Tiga kepala mendongak bersamaan saat aku masuk ke dalam.

"Cara? Ada apa?" Alex berdiri dari sofa dan mulai berjalan ke arahku. Walaupun kami sedang perang dingin tapi terdengar nada khawatir dalam pertanyaannya. Alex mengenakan kemeja dan celana serba hitam, tubuh tingginya membuatku harus sedikit mendongak saat Ia sudah berada di depanku. Kadang... aku lupa betapa tampannya Alex, sesaat aku tidak ingat apa yang ingin kukatakan saat kedua mata coklatnya menatapku.

"Ada apa?" ulangnya setengah berbisik.

Sebelum bisa menjawabnya sebuah suara mendahuluiku, "Apa Ia Caroline?"

Alex menarik kedua sudut mulutnya ke bawah lalu membalikkan badannya, menutupiku dari dua orang yang sedang duduk di sofa. "Sepertinya aku harus keluar sebentar, jika kalian tidak keberatan."

"Kenapa tidak memberitahunya sekalian saja?" kata suara lain, "Lagipula ini menyangkut dirinya juga."

Aku melangkah ke sebelah Alex lalu menatap kedua pria yang sejak tadi mengamati kami. Salah satunya terlihat sepantaran dengan Alex, sedangkan satunya lagi terlihat berumur 30-an. Keduanya sama-sama memiliki aura Alpha yang dominan.

Aku menoleh pada Alex, "Mereka benar, jika ini menyangkut tentang diriku aku ingin mengetahuinya juga."

Sesaat wajahnya menggelap, tapi Alex meraih tanganku dan menggegamnya. "Aku tidak bermaksud menutupinya darimu." gumamnya, "Aku hanya tidak ingin kau lari dariku setiap kali masalah muncul."

"Aku tidak akan lari lagi, Alex... selama kau tidak menyembunyikan apapun dariku." balasku sambil meremas tangannya dalam genggamanku. "Aku berjanji."

Ia hanya mengangguk samar sebelum mengajakku bergabung dengan dua Alpha lain di sofa ruang kerjanya. Aku mengambil tempat di sebelah Alex lalu mengamati kedua pria di seberangku, keduanya membalasku dengan senyuman sopan.

"Sam Harrison adalah Alpha Pack Yellowstone." Alex mengenalkanku pada pria berambut cepak yang seumuran dengannya. "Lalu Thomas Reed adalah Alpha dari pack Misty Willow." tambahnya ke arah pria yang lebih tua.

Ah, jadi keduanya adalah regulator yang dibicarakan oleh Jake tadi.

"Namaku Caroline, tapi kalian pasti sudah tahu tentangku dari Alex." kataku tanpa berbasa basi lagi lalu menoleh ke arah Alex, "Apa mereka sudah tahu tentang..."

Alex mengangguk, "Semua Alpha sudah menerima laporan tentang kembalinya Leykan... dari Edward Adler."

Aku menatap mereka bertiga bergantian, "Sejauh apa informasi yang sudah diberikan si brengsek itu?"

Sam sedikit terbatuk saat mendengar umpatanku. "Ia tidak memberitahu siapa atau dimana. Edward Adler hanya memberi laporan tentang munculnya Leykan, tentu saja masih banyak yang meragukannya. Tapi bisa dibilang Pack Silver Moon adalah pack yang paling dapat dipercaya jika menyangkut tentang informasi Leykan."

Aku memandangnya dengan pandangan bertanya. Kedua mata hijau Sam beralih ke Alex, "Kau belum memberitahunya tentang ritual Silver Moon?"

Aku ikut menoleh ke Alex di sebelahku, "Ritual apa?"

Alex menatapku dengan ekspresi suram, "Pack Silver Moon terkenal dengan kemampuan berburu mereka. Karena itu saat kau kabur bersama Vincent, Edward Adler dapat menemukanmu lebih dulu dariku. Dulu mereka memiliki tradisi meminum darah Leykan untuk meningkatkan kemampuan berburu anggota Pack Silver Moon."

Saat mendengarnya rasanya tubuhku seperti disiram air es, "Mereka... apa?" tanyaku dengan suara dingin.

"Kami semua juga tidak menyukai ritual sadis pack Silver Moon. Sudah sejak lama tradisi itu menghilang karena Leykan sudah punah." Thomas Reed yang sejak tadi terdiam akhirnya berbicara. "Apa yang diinginkan Edward Adler darimu adalah darah murni Leykan yang mengalir di dalam tubuhmu."

"Dasar gila." gumamku dengan marah hingga kurasakan tanganku mulai gemetar. Alex yang menyadari perasaanku menggenggam tanganku dengan erat, "Sam dan Thomas bersedia membantu pack kita dalam perang yang akan datang."

"Bukankah kalian berdua akan menjadi regulator dalam perang ini?" tanyaku pada keduanya.

"Iya. Dalam perang antara pack Night Shadow dan Silver Moon, kami sudah ditetapkan menjadi regulatornya. Tapi kau tidak berpikir Edward Adler akan berhenti begitu saja jika Ia kalah dalam perang ini, bukan?" tanya Alpha Thomas padaku.

Ucapannya membuatku menyadari sesuatu, "Maksudmu... Akan ada perang yang lebih besar lagi?"

Ia mengangguk singkat padaku, "Perang antara dua pack ini hanya pembukanya. Setelah itu seluruh pack akan terbagi dalam dua kubu..."

"Kubu yang ingin membunuhku dan kubu yang ingin mendukungku." Aku melanjutkan kalimatnya. "Apa aku boleh bertanya alasan kalian mendukungku?"

"Aku hanya membalas hutang masa laluku pada Alex." jawab Alpha Thomas dengan senyuman ramah. "Aku yakin Alex akan melakukan hal sama untukku jika aku berada di posisinya saat ini."

"Tentu saja." balas Alex otomatis. "Pack Misty Willow akan selalu diterima sebagai sahabat disini."

Sementara Alpha Thomas dan Alex saling memuji, aku menoleh pada Sam Harrison. Aku bisa merasakan tatapannya ke arahku sejak tadi. Ia tersenyum samar saat aku melempar pandangan bertanya. "Bagaimana denganmu? Apa aku boleh tahu alasanmu?" tanyaku.

"Tidak ada alasan spesial. Aku hanya tertarik pada bangsa Leykan." jawabnya. Alex ikut menoleh saat mendengar jawaban Alpha Sam. "Apa maksudmu?"

Aku bisa mendengar nada curiga dalam pertanyaan Alex.

Alpha Sam mengangkat bahunya lalu memandang Alex, "Bukankah terlalu kejam melakukan genosida pada satu bangsa hanya karena kekuatan mereka? Aku hanya ingin memperbaiki dosa yang sudah dilakukan kakek kita."

Mungkin ini hanya perasaanku saja, tapi pandangannya pada Alex terlihat sedikit janggal. Di luar dugaanku Alex hanya membalasnya dengan anggukan singkat. "Kita harus bertemu lagi setelah tanggalnya sudah pasti." katanya pada kedua Alpha. "Aku yakin kalian juga sedang sibuk, terimakasih sudah datang."

Aku masih ingin menanyakan banyak hal, tapi sepertinya keduanya memang sedang sibuk. Alex mengantar keduanya hingga keluar ruang kerjanya sebelum kembali padaku. Kami bertatapan dengan canggung sejenak, lalu Alex menyuruhku duduk di depan meja kerjanya sementara Ia duduk di kursinya.

"Seperti yang kau dengar barusan, Edward Adler sudah mengajukan tanggal untuk memulai perang ini. Kita hanya perlu menunggu kesepakatan seluruh Alpha."

"Dimana?"

Alex menghela nafasnya dengan frustrasi, "Hal itu Edward Adler juga yang akan memutuskannya." jelas sekali Alex sedang mengkhawatirkan lokasi yang akan dipilih oleh Adler.

"Ada apa?" tanyaku dengan sedikit perasaan tidak enak.