webnovel

Episode 01

Namanya Bae Sooji, nona muda dari keluarga Bae yang beberapa tahun lalu mengalami kecelakaan lalulintas. Mengalami gegar otak yang parah hingga membuatnya harus jatuh dalam tidur panjang selama beberapa tahun ini. Bahkan kedua orang tuanya telah pasra pada keadaan anaknya yang tak kunjung memberikan tanda untuk bangun kembali. Namun satu minggu yang lalu sebuah keajaiban datang pada keluarga Bae. Nona muda yang selama ini koma bangun secara tiba-tiba, membuat kegemparan pada keluarga itu.

Nyonya Bae menatap putrinya, yang saat ini tengah sarapan pagi dengan semangkuk bubur putih. Karena putrinya baru saja bangun setelah beberapa tahun mengalami tidur panjang, keadan tubuhnya belum begitu baik. Dokter menyarankan untuk mengkonsumsi makanan lembut seperti bubur agar mudah untuk dicerna.

Wanita paruh baya itu masih tidak menyangka jika putrinya saat ini telah bangun dan duduk disampingnya, makan dengan begitu pelan, "Apa ada yang kau inginkan, sayang?"

Dia, putri pertama keluarga Park yang kini menjadi Bae Sooji mendongak, menatap seorang wanita yang ia ketahui adalah ibu kandung pemilik tubuhnya. Ibu yang memberikan kasih sayang pada putrinya dengan begitu tulus, hal yang tidak pernah ia rasakan semenjak ibu kandungnya meninggal dunia, "Tidak ada. Ini sudah cukup."

Nyonya Bae mengangguk, mengusap surai hitam putrinya yang kini memanjang hingga seujung pinggang, "Eomma senang kau sudah bangun, jika ada sesuatu yang kau inginkan katakan saja pada eomma."

Sooji mengangguk dengan pelan, karena ia masih belum terbiasa dengan tubuh ini tentu saja ia akan merasa canggung ketika berhadapan dengan keluarga Bae. Meski ia juga telah menerima semua memori Bae Sooji tetap saja, menjadi gadis ini sepertinya tidak mudah.

Yang mengejutkannya gadis ini mengenal Oh Sehun, pria yang selama ini cukup dekat dengannya. Pria yang selama ini selalu membantunya saat dirinya mengalami hal buru, sayangnya disaat terakhirnya ia tidak mampu mengucapkan kalimat terakhir untuk berterima kasih padanya.

Nyonya Bae masih menatap lekat pada putrinya, dokter mengatakan untuk saat ini Sooji masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena memang keadaannya setelah kecelakaan sangat parah, meski begitu ia berharap tidak aka nada sesuatu kekurangan pada putrinya ini, "Apa kau masih mengingat Oh Sehun?"

Sooji menoleh, mengerjab beberapa kali sebelum mengangguk pelan. Tentu saja ia masih mengingat pria itu, sebagai kenalannya dan juga sebagai pria yang disukai oleh pemilik asli tubuhnya, "Ya.."

"Apa kau masih memikirkannya?" tanya nyonya Bae, sedikit menahan mafas saat melihat putrinya termenung. Ia tersenyum tipis, "Jika kau memang masih menyukainya, mungkin eomma bisa membantumu bersamanya."

Sejak lama putrinya ini menyukai tuan muda dari keluarga Oh, hanya saja perasaan Sooji tidak terbalaskan karena pemuda itu telah memiliki seseorang yang ia sukai. Jika tidak, mungkin rencana perjodohan mereka masih akan tetap dilangsungkan beberapa tahun silam.

Sooji terdiam, memang benar jika pemilik tubuhnya menyukai Oh Sehun. Namun untuk dirinya sendiri, ia hanya menganggap pria itu hanya sebatas teman baik saja, "Tidak. Aku baik-baik saja sekarang."

Nyonya Bae menatap putrinya seksama sebelum tersenyum tipis, karena sepertinya gadis kesayangannya ini akan berubah banyak, "Baiklah jika itu yang kau inginkan, untuk saat ini akan lebih baik fokus pada kesehatanmu."

"Eumm.."

***

Oh Sehun menatap makam baru didepannya, masih terlihat basah dan penuh dengan bunga yang ditabur diatasnya. Foto gadis cantik yang memenuhi hatinya tampak begitu polos, kini sudah tidak ada didunia ini. Tak lagi bisa ia lihat namun ia juga menarik nafas lega karena gadis yang ia kasihi itu tak akan lagi merasakan sakit didunia ini.

Sementara ia memendam kesedihan karena kepergian gadis itu, keluarga Park justru saat ini mengadakan pesta pertunangan untuk Park Shin Hye. Sungguh menggelikan dan penuh dengan anggota keluarga yang licik, tidak hanya ayah dan ibu tiri, bahkan adik tiri dan pria yang disukainya memiliki sifat menjijikkan yang sama.

Entah apa yang dipikirkan gadis itu sampai sepenuhnya bisa mengabaikan sikap keluarganya yang begitu jahat. Tapi, apa gunanya sekarang semua hal itu ketika orang itu sendiri sudah tidak ada didunia ini.

"Kalau kau benar-benar menyukainya, kenapa dulu tidak membawanya pergi dari keluarga Park dan menyembuhkannya diluar negeri?"

Sehun menoleh, menatap sahabatnya yang terlihat kesal, ia mendengus pelan. Tentu saja tanpa dikatakan pun ia telah mencobanya, membawa gadis itu pergi dari Negara ini. Namun dia tidak pernah mau bahkan enggan meninggalkan kota ini hanya karena tidak mau jauh dari makan mendiang ibunya, "Jika aku bisa membawanya sudah aku lakukan sejak dulu."

Jongin mendesah pelan, teman baiknya ini terlalu pasif. Enggan bergerak meski ia tahu wanita yang ia sukai dalam keadaan sekarat, "Jika aku jadi kau, aku akan membawanya pergi jauh dari keluarganya."

"Dia sudah tidak ada, apa gunanya semua itu." gumam Sehun dengan senyum tipis, baginya semua itu tidak penting lagi karena sosok itu sudah tidak ada didunia ini. Melirik Jongin, pria itu memikirkan sesuatu, "Aku dengar Bae Sooji sudah sadar, apa itu benar?"

Bae Sooji, gadis dari keluarga Bae yang beberapa tahun lalu selalu lengket kemanapun ia pergi. Bahkan memaksa untuk melakukan perjodohan dengannya, namun sayang saat itu ia menolak karena dihatinya sudah ada orang lain. Kabar yang ia dengar saat gadis itu mengalami kecelakaan dan koma membuatnya terkejut, namun hanya itu. Tidak pernah ada rasa menyesal dalam hatinya. Dan saat ini, orang yang ia cintai sudah tidak ada didunia ini, mungkin ia bisa membawa gadis itu masuk kedalam keluarganya.

"Ya.. aku dengar juga begitu. Kenapa kau bertanya tentang gadis itu?"

"Tidak ada, hanya sekedar bertanya." Sehun melirik Jongin yang berdiri disisinya. Memikirkan Bae Sooji, ia sedikit mengernyit karena yang ia ingat gadis itu sangat mengesalkan, "Bukankah kau dekat dengan Bae Irene, bagaimana hubunganmu dengan gadis itu?"

"Baik-baik saja, kenapa?" tanya Jongin curiga, karena ia tahu selama ini Sehun tak pernah tertarik dengan keluarga Bae. Tapi ia juga curiga pria ini akan melakukan sesuatu pada Bae Sooji, apalagi saat ini sudah tidak ada lagi yang menahan dirinya.

"Tidak ada. Bukankah dia juga sepupu Bae Sooji, aku hanya ingin menanyakan sesuatu padanya."

"Tanya tentang apa, kau bisa menyampaikannya padaku dan aku akan mengatakan hal itu padanya."

Sehun melirik sekilas Jongin sebelum mendengus pelan. Bagaimana mungkin ia mengatakan hal pribadi pada pria berkulit gelap ini, mungkin ia hanya akan menjadi bahan tertawaan olehnya, "Tidak perlu, aku akan melakukannya sendiri."

"Baiklah.. aku mengerti."

***

Irene, menatap sepupunya yang baru seminggu ini bangun dari koma. Terlihat kurus dan juga terlalu lemah, namun ia juga tahu hal ini karena Sooji terlalu lama tidur. Hingga membuat seluruh otot-otot tubuhnya tidak mampu digerakkan sebagaimana mestinya. Beruntung dokter mengataka jika Sooji rajin melakukan terapi dalam beberapa waktu kedepan dia akan bisa bergerak seperti orang normal pada umumnya.

Hanya saja sepertinya sepupunya ini melupakan beberapa hal semenjak kecelakaan yang dialaminya, termasuk beberapa anggota keluarga mereka.

"Apa kau masih mengingatku, Sooji ah?" tanya Irene, karena mereka seusia dan juga saudara sepupu ia tidak memanggilnya kakak atau bahkan bersikap sopan.

Sooji mengangguk pelan, tentu ia ingat gadis ini yang selalu berada didekat Jongin ketika ia bertemu dengan Sehun. Namun hanya itu, ia juga cukup terkejut saat mengetahui gadis ini adalah sepupu Bae Sooji, "Ya aku mengingatmu."

"Itu bagus. Lalu apa kau juga masih mengingat Oh Sehun?" tanya Irene lagi, ia tahu betapa Sooji yang dulu sangat menyukai pria itu. Hanya saja Sehun sudah memiliki gadis yang ia suka, tapi mungkin akan berbeda dengan sekarang karena sosok itu sudah tidak ada lagi didunia ini.

"Ada apa dengannya?" Sooji cukup bingung, kenapa hampir semua anggota keluarga ini bertanya padanya tentang Oh Sehun. Jelas ia telah mengatakan mengingat pria itu, ia juga tahu jika Bae Sooji menyukai Oh Sehun. Namun saat ini ia bukan Bae Sooji, ia hanya memakai tubuh gadis ini.

"Apa.. kau masih menyukainya, aku bisa membantumu kali ini jika kau masih ingin bersamanya."

"Tidak!"

"Eh?"

"Aku sudah tidak menyukainya lagi, jadi kau tidak perlu membantuku untuk hal apapun tentangnya."

Irene menatap sepupunya dengan tatapan tercengang, bagaimana seorang Bae Sooji yang dulunya begitu tergila-gila dengan Oh Sehun sekarang menyerah begitu saja. Bahkan mengatakan tidak lagi menyukai pria itu, "Apakah kau yakin, Sooji ah?"

"Tentu saja aku yakin, memangnya kenapa?"

Bersambung…