12 YOUR NAME

Suasana ramai di berbagai sudut saat jam istirahat di SMA Toram Seoul. Di salah satu ruang kelas, terlihat seorang siswa tampan sedang termangu di tempat duduknya yang berada di pojok belakang kelas sisi dekat jendela. Bukannya pergi ke kantin bersama dengan teman-teman sekelasnya untuk makan siang atau sekedar mengobrol seperti yang dilakukan Jungkook sepupunya. Kim Taehyung memilih untuk berdiam diri di kelas. Entah mengapa perutnya tidak merasa lapar dan moodnya malas ikut ke kantin bersama Jungkook bila harus bertemu dengan IU and the gank.

Sepasang mata hitam legam Taehyung menatap ke arah cakrawala yang membiru tanpa tertutup awan dari jendela kelas yang ada di sebelahnya. Entah mengapa meski pemandangan memukau dari langit yang cerah terpapar di hadapannya, sorot mata itu terlihat kosong seolah memandang jauh ke depan. Pikirannya seolah pergi meninggalkan raganya yang terkurung di dalam kelas itu.

Kim Taehyung tetap diam tanpa memperdulikan keramaian kelasnya karena ada beberapa siswi berkumpul dan bergosip ria di seberang tempat duduknya. Sesekali sorakan dan tawa terdengar dari sekelompok gadis itu. Ada pula sekelompok teman kelas laki-lakinya yang bernyanyi dan bermain gitar, menyumbangkan keceriaan untuk suasana kelas dan menghibur penat setelah serangkaian pelajaran hari ini. Namun hal itu sama sekali tidak mengusik ketenangan lelaki bermarga Kim tersebut.

Meski Taehyung terlihat seperti menutup diri dari teman-temannya dan cuek. Sebenarnya Taehyung tipe orang yang ceria dan mudah bergaul. Pembawaannya yang supel membuat dirinya dengan mudah memiliki banyak teman. Tapi entah mengapa ia masih belum terbiasa dengan teman-teman di sekolah barunya. Walau Taehyung lumayan dekat dengan beberapa sahabat sepupunya, ia tak sepenuhnya merasa hubungan mereka hanya untuk tujuan berteman. Kebanyakan teman lelakinya bersikap baik padanya karena latar belakang keluarganya. Ya tidak mengagetkan karena dirinya adalah putra bungsu dari kerajaan bisnis Kim Corp, sedangkan para gadis sibuk mengejarnya. Mereka berlomba-lomba menarik perhatian Taehyung untuk memiliki dan menjadikannya pacar karena selain kaya, Taehyung dikaruniai dengan ketampanan. Berbeda jauh dengan temannya sewaktu tinggal di Paris yang tulus berteman dengannya karena mereka tidak tahu latar belakang Taehyung selain siswa keturunan Korea Selatan.

Seharian ini dirinya sama sekali tidak bisa fokus dalam pelajaran. Pikirannya selalu tertuju pada kejadian semalam, dimana dirinya bertemu dan lebih sedikit mengenal pria bernama Kim Seokjin. Meski dirinya sempat berbohong dengan memalsukan nama ke Seokjin karena alasan demi menjaga nama keluarganya. Ia yakin jika apa yang dirasakannya ke pria cantik itu adalah nyata. Ya bisa dibilang ia jatuh cinta pada pandangan pertama ke pemuda berwajah bak malaikat itu. Walau akal sehatnya masih enggan mengakui perasaannya karena Taehyung adalah pria normal dan di Korea Selatan sendiri hubungan sesama jenis masih tergolong tabu. Namun bertolak belakang dengan akalnya, hati dan tubuh Taehyung lebih jujur untuk mengutarakan perasaannya.

Ingatan-ingatan soal kejadian semalam saat dimana dirinya menghabiskan waktu berdua dengan Jin terus berputar di pikirannya. Taehyung merasa ingin terus mengingat kejadian indahnya semalam. Tak dapat Taehyung pungkiri jika kekosongannya selama ini terisi oleh kehadiran Jin di sampingnya. Ia jujur ingin cepat bertemu dan menghabiskan waktu bersama Jin lagi, tapi mungkin tidak semudah keinginannya.

###

#Flashback ON

Kejadian semalam sebelumnya….

Sepasang pria berwajah rupawan nampak serasi saat berjalan berdampingan dengan kedua tangan saling bertautan, terus melangkah pergi meninggalkan kafe yang ada di pusat perbelanjaan itu. Keduanya terus berjalan dalam diam tanpa ada seorang pun yang ingin membuka suara. Seolah saling mengerti bila saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk berbicara karena sedang berada di pusat keramaian. Mereka memilih untuk tetap terlena dalam kebisuan yang tercipta.

Sepasang mata hitam Taehyung beredar untuk mencari tempat yang cocok bagi mereka untuk berbicara. Ya, setidaknya mereka memerlukan tempat yang lebih tenang dan lenggang. Setelah berpikir sejenak, ia memutuskan untuk membawa pria asing yang baru dikenalnya itu keluar dari mall.

Namun saat hendak melangkah menuju ekskalator untuk turun ke lantai bawah, seseorang yang digandeng Taehyung berhenti melangkah. Otomatis hal ini membuat langkah Taehyung terhenti dan menoleh ke arah pria cantik yang ada di sisinya.

Setelah beradu pandang untuk beberapa detik, Kim Seokjin memutuskan untuk membuka suara. "Apa kau berniat keluar?" tanya Jin serius dengan raut tenang di wajahnya. "Jika iya, kita bisa pergi ke basement tempat mobilku berada," imbuhnya lagi menyarankan solusi untuk Taehyung.

Taehyung langsung mengiyakan karena itu adalah pilihan terbaik untuk sekarang mengingat dirinya belum membeli mobil. "Baiklah. Aku setuju," jawabnya setuju.

Seulas senyum cantik merekah di bibir seksi Jin, membuat desiran angin menggelitik hati Taehyung sekali lagi. Jin langsung melangkah pergi diikuti oleh Taehyung, mengambil komando untuk pergi menuju tempat dimana mobilnya terparkir. Keduanya tetap memilih bergandengan tangan karena takut ada yang melihat dan sandiwara konyol mereka barusan menjadi sia-sia. Namun dibalik alasan logis itu, ada rasa enggan untuk melepaskan tautan tangan karena rasa nyaman yang tak ingin mereka sudahi begitu saja. Meski masih ada keraguan di dalam pikiran Jin tentang dirinya berduaan dengan orang asing yang baru ia ketahui namanya. Tapi rasa penasaran akan apa yang selama ini ia rasakan dan alasan mengapa pria itu berbuat hal seperti tadi lebih besar dibanding keraguannya.

Sesampainya di basement parkiran yang sepi dan hanya terdapat jajaran mobil yang terparkir dengan rapi. Jin langsung membawa V melangkah mendekati mobil putih kesayangannya yang terparkir di bagian paling pojok lantai basement itu. Setelah menekan tombol buka di kunci mobilnya, secara otomatis pintu mobil sport itu terbuka. Jin memutuskan untuk melepaskan tautan tangan mereka terlebih dahulu.

"Masuklah, V!" perintah Jin bersamaan dengan dirinya melangkah masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Jin langsung menstarter mobil dan menyalakan ACnya.

Tanpa ragu, Taehyung masuk dan duduk dengan nyaman setelah sebelumnya menutup pintu mobil pria bernama Jin tersebut. Keheningan timbul kembali di antara keduanya. Mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing dan menata apa yang ingin mereka bicarakan.

"Bolehkah kita saling memperkenalkan diri sekali lagi?" ajak Jin memecah keheningan yang berselang beberapa menit. Ia menoleh, menatap tepat ke arah pria bermata elang di sampingnya.

"Perkenalkan, aku Kim Seokjin. Senang bertemu denganmu lagi," ucap Jin berinisiatif untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu sembari mengulurkan satu tangannya.

Taehyung menatap dalam kedua mata bening Jin sembari berpikir sejenak. Setelah yakin dengan keputusannya, Taehyung meraih uluran tangan Jin dan menjabatnya. "Perkenalkan, aku Kim Taehyung. Maaf aku tidak bermaksud untuk berbohong tadi. Hanya saja aku memiliki alasan pribadi." Taehyung akhirnya memutuskan untuk mengungkap nama aslinya.

Jin sedikit kecewa saat tahu kenyataan jika dirinya dibohongi Taehyung. Namun mengingat kebiasaan masyarakat Korea yang sangat menjaga privasi tentang informasi pribadi di hadapan orang tak dikenal adalah wajar, Jin mencoba memakhlumi dan tidak mempermasalahkannya. "Tidak masalah. Aku mengerti. Jadi Jeon V adalah kebohongan?" tanya Jin polos sambil memutuskan jabat tangan mereka dan kembali duduk bersandar ke jok mobilnya.

Taehyung menggeleng cepat. "Tidak sepenuhnya, Jin. Jeon adalah marga ibuku. V adalah nama panggilanku saat tinggal di Paris," jelas Taehyung tidak ingin membuat pria cantik itu kecewa.

Melihat reaksi panik Taehyung yang menggemaskan bagi Jin, dirinya terpaksa mengulum senyum menahan tawa. "Tenanglah, aku tidak marah V. Kalau begitu aku akan tetap memanggilmu V. Bolehkah?"

"Tentu saja. Aku senang kau memanggilku dengan nama V. Itu artinya kita akan menjadi lebih akrab Jinnie." Taehyung merilekskan badannya dan ikut bersandar ke sandaran jok mobil.

"Senang bisa bertemu lagi dan mengenalmu Jin," ungkap Taehyung jujur. Hatinya merasa hangat dan sedikit lega saat mengatakannya.

Jantung Jin berdetak lebih cepat dan rasa bahagia menyelimutinya saat tahu bahwa bukan dirinya saja yang ingin bertemu lagi dan mengenal sosok yang ia cari selama ini. Kedua pipi putih mulusnya kini telah memerah bak buah peach yang ranum. Jin berusaha mengambil nafas, mengalihkan padangannya ke parkiran yang kosong dan menormalkan kembali detak jantungnya.

"Jin, untuk kejadian sebelumnya saat pertama kali kita bertemu. Aku meminta maaf karena tidak sengaja menabrakmu." Taehyung meminta maaf atas kesalahannya yang pertama ke Jin tulus. Penyesalan tersirat jelas di wajah tampan Taehyung.

Seulas senyum simpul tercetak di bibir seksi Jin. "Tak masalah. Salahku juga berjalan sambil melamun. Aku bahkan meninggalkanmu begitu saja karena temanku memanggil. Aku juga minta maaf, V," respon Jin balik meminta maaf atas kesalahannya setelah memaafkan V.

Taehyung mengangguk mengerti. "Dan untuk hari ini," Taehyung berhenti sejenak, menata ulang kata-katanya. "Maaf jika aku lancang menghampirimu dan mengaku menjadi pacarmu. Bahkan aku nekat membawamu pergi dan menyudahi pertemuanmu dengan wanita itu," sesal Taehyung dengan meminta maaf untuk kejadian tadi.

"Aku dalam kondisi yang sangat ingin pergi dari tempat itu dan kupikir kau juga dalam kondisi yang tak jauh berbeda denganku," terus Taehyung menjelaskan alasan dirinya berbuat nekat. "Selain itu aku ingin bertemu dengamu lagi," cicitnya dengan suara yang lebih lirih.

Jin dengan tenang mendengarkan penjelasan panjang Taehyung. "Jangan merasa bersalah. Aku justru berterima kasih karena kau membawaku pergi. Sejujurnya aku juga sedang dalam posisi berpikir bagaimana cara untuk segera mengakhiri pertemuanku dengan Irene," terang Jin tidak ingin V merasa bersalah.

Sebuah cengiran puas tersirat di wajah tampan Taehyung. Ia lega karena tebakannya tepat dan tidak melakukan kesalahan. 'Otakmu memang encer, Tae,' pujinya ke diri sendiri. "Jinnie? Jadi sekarang kita sudah berteman?"

Jin cukup terhenyak dengan pertanyaan random Taehyung yang tidak ia duga. Sejujurnya dia sedikit merasa aneh saat Taehyung memanggil namanya dengan cara yang terdengar imut. "Tentu saja. Sekarang kita sudah saling mengenalkan?" tanya Jin setelah mengiyakan pertanyaan konyol Taehyung.

"Kalau begitu, bisakah kita bertukar nomor?" celetuk Taehyung sembari menatap wajah cantik orang yang selama seminggu ini telah menghantui pikirannya. "Tidak mungkin kita akan terus bergantung pada pertemuan random yang kebetulankan?" tambahnya lagi.

Sejenak Jin berpikir, tak lama kemudian ia menganggukkan kepala setuju. Bagaimana pun dirinya juga berharap pertemuan mereka tidak hanya sampai di sini saja. Meski pikirannya memperingati dirinya untuk tidak lagi memiliki hubungan dan jatuh cinta dengan seorang pria lagi. Namun hatinya tidak bisa berbohong bila ia menyukai pria bernama Kim Taehyung tersebut.

"Tentu boleh. Aku tak hafal nomorku. Bisa kau ketikkan saja nomormu di ponselku?" tawar Jin sembari mengambil ponsel di sakunya dan memberikannya ke Taehyung.

Taehyung mengambil ponsel Jin dan langsung menekan sebaris angka di keypath ponsel Jin. Ia iseng menyimpan nomornya di kontak ponsel Jin dengan nama 'V Ma Luv' lalu ia langsung menelepon nomornya menggunakan ponsel Jin. Setelah terdengar getaran ponselnya yang ada di saku celananya, Taehyung memutuskan panggilan itu.

"Terima kasih, Jinnie." Taehyung mengembalikan ponsel Jin yang langsung diterima dan di simpan kembali ke saku celana pemiliknya. Jin yang tidak tahu apa yang telah diperbuat Taehyung hanya diam saja. Taehyung langsung mengambil ponselnya sendiri dan menyimpan nomor Jin dengan nama 'Jin Ma Luv'.

TBC

avataravatar
Next chapter