3 CAN I ? (2) 18+

WARNING! PART 18+

Hiruk-piruk suara sorakan disertai dentuman musik DJ terus menghentak para tamu, menggoda mereka untuk bersenang-senang dengan host kelap malam yang menari sangat erotis di berbagai sudut kelap malam itu. Bau alkohol dan asap rokok tercium memenuhi udara di ruangan remang-remang dengan lampu diskotik yang tak kalah meramaikan suasana.

Terlihat seseorang pria berwajah rupawan duduk sendirian di salah satu sofa VVIP. Di hadapannya tersedia sederet botol minuman keras dari berbagai jenis merek. Ya sendiri, tidak ada seorang pun yang berani mengusiknya. Semua host yang mencoba menggodanya dapat dipastikan akan langsung diusir olehnya tanpa diberikan kesempatan untuk mencoba melayani. Dia adalah Kim Seokjin. Putra tunggal Keluarga Kim pemilik perusahaan otomotif ternama yang sangat terkenal dan sukses. Ia dikenal sangat ramah dan rendah hati. Ya, setidaknya semua orang berpikir dan mengenal segala kelebihannya tanpa tahu kekurangannya.

Pandangan Jin memburam. Pikirannya sudah kacau. Ia hanya merasakan tanah yang dipijaknya bergelombang dan benda di sekelilingnya berputar. Jin sudah mabuk berat sehabis menghajar tubuhnya dengan berbotol-botol alkohol yang ditegaknya.

"Namjoon-ah! Kenapa kau begitu brengsek meninggalkanku? Hoek!" rancaunya disela-sela rasa mual yang melandanya. "Kenapa kau harus ughhh menikah dengan wanita itu?" teriaknya tanpa seorang pun yang mendengar karena keramaian kelab malam. Tangan rampingnya meraih sebotol vodka yang telah terbuka tutupnya lalu menegaknya tanpa ragu.

Tanpa disadari Jin, seorang pria tampan berkulit pucat berjalan mendekati mejanya dan memilih untuk duduk di sofa yang berseberangan dengannya. Pria itu memilih bungkam dan menatap ke arah Jin dengan pandangan yang sulit diartikan. Min Yoongi atau yang lebih dikenal dengan nama Suga, pemilik kelab malam sekaligus sahabat karib Seokjin dan Namjoon di bangku kuliah.

'Jin, kenapa kau sakit hati sampai segininya hanya karena pria bodoh itu?' keluh Yoongi dalam hati. 'Dia saja tidak memikirkan dirimu. Bahkan mungkin si brengsek itu sedang berbahagia dengan calon istrinya sekarang,' imbuhnya lagi disertai dengan seulas senyum miris terpatri jelas di bibir pucatnya.

'Kenapa kau harus menderita seperti ini?' Yoongi menghela napas. Ia bangkit menghampiri sahabatnya yang sudah mabuk berat itu. "Sudah cukup minumnya, Jin. Hentikan! Kau sudah terlalu banyak minum," pinta Yoongi pelan seraya berusaha melepaskan botol dari genggaman pria berwajah tampan mengarah ke cantik.

"Stop! Jangan pisahkan akh-ku dengannya," tolak Jin tersendat menahan mual yang menderanya. Ia malah semakin menggenggam erat dan memeluk botol vodka itu. Kelakuannya membuat tubuh Yoongi tertarik dan jatuh menimpanya. Cairan vodka tumpah dan membasahi bajunya dan Yoongi.

"Jin! Aissshhh," erang Yoongi frustasi saat merasakan bajunya basah. "Kau lebih menyebalkan saat mabuk Jin," komentarnya sambil berusaha kuat merebut botol itu dari tangan Jin. "Akhirnya!" Yoongi lega karena berhasil merebut botol sialan itu dari tangan Jin. Saat hendak bangkit untuk memanggil pelayan agar membersihkan meja, tiba-tiba sepasang tangan ramping merengkuh tubuhnya dan memeluknya erat. Jin menumpukan berat tubuhnya ke Yoongi, menyamankan posisinya dipelukan sahabatnya.

"Hmm, kau mulai lagi." Yoongi menghela nafas, menunggu apa yang akan dilakukan oleh sahabat tersayangnya.

"Namjoon-ah! Kau tidak akan meninggalkanku kan? Kau akan mencintaiku dengan tulus sampai kapanpun kan? Kau tak akan membuangku kan?" cecarnya dengan beberapa pertanyaan. "Kau masih mencintaiku kan?" rengek Jin lirih.

Yoongi hanya diam dan menatap wajah cantik Jin yang bersandar di dadanya. Kedua mata indah Jin menatapnya dengan pandangan yang tidak fokus karena sudah terpengaruh oleh minuman. Dengan penuh keberanian, Yoongi mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Jin. Menatapnya sejenak sebelum memutuskan untuk meraup bibir seksi Jin. Ia melumat perlahan dan menjilati bibir Jin yang bagai candu untuknya.

Bukankah dia sahabat Jin? Ya, dia memang sahabatnya. Namun ia sudah mencintai Jin dari awal mereka berkenalan bahkan sebelum Jin dan Namjoon saling menyukai. Mungkin memang tidak sepantasnya Min Yoongi mencuri kesempatan dengan memanfaatkan kondisi Jin yang mabuk berat. Namun bagaimana bila Jin menjatuhkan dirinya berkali-kali seolah menawarkan madu yang manis untuknya. Bagaimana dirinya yang selama ini selalu berharap agar jin berbalik jatuh cinta padanya tidak tergoda dengan tawaran manis itu.

Lumatan-lumatan liar terus tercipta di antara keduanya tanpa ada yang ingin mengakhiri. Yoongi meraup bibir seksi Jin, menggigitnya sesekali dan menghisapnya kuat sampai sedikit bengkak. Lidah nakalnya bermain di belahan bibir tebal Jin, menyelipkannya dan masuk ke dalam rongga mulut Jin untuk kemudian mengeksplornya lebih lagi.

Jin yang dikuasai rasa nikmat saat rongga atas mulutnya yang sensitif disentuh oleh daging tak bertulang sahabatnya, hanya mengerang pasrah tertahan oleh tautan bibir mereka. Jin meremas rambut Yoongi, menjambaknya pelan menuntut lebih. Nafsu menguasai dirinya. Ia mulai merespon degan membelit lidah Yoongi, mengajaknya untuk beradu lidah sembari kedua tangannya meraba punggung lebar Yoongi.

Kedua tangan Yoongi tidak kalah nakal dengan meraba-raba tubuh seksi Jin. Meremas pantat sintal lelaki cantik itu sampai membuat si pemilik mengerang dan menggeliat nikmat. Seringaian puas terpancar jelas di wajah tampan Yoongi saat melihat reaksi orang yang dicintainya begitu menikmati setiap sentuhannya.

Keduanya mulai kehabisan nafas setelah pergumulan panas di atas sofa kelab malam miliknya. Tidak ada yang mengganggu aktivitas erotis mereka karena orang-orang disekitar mereka juga sama saja. Suga melepas tautan bibir mereka, mengecup perlahan bibir seksi basah Jin. Ia berhenti sejenak, sengaja memberi kesempatan Jin untuk bernafas.

Jin menatapnya sayu seolah menggodanya untuk menyentuhnya lebih. Dengan semburat merah di pipi dan bibir bengkak serta rambut berantakan, siapa yang tidak tergoda akan keindahan Jin. Saat seperti ini tentu saja Yoongi tidak bisa untuk melewatkannya begitu saja. "Wanna do it, Dear?" tawar Yoongi dengan suara serak seksinya berbisik tepat di telinga Jin. Bibir nakal Yoongi sesekali menggecup dan menjulurkan lidahnya untuk menjilati daun telinga pria yang kini ada di bawah kendalinya. Yoongi suka menggoda Jin dan membuatnya mendesah seksi kegelian seperti ini.

"Aahhh!! Namjoonieee" protes Jin kegelian saat telinganya dijilati Yoongi. Dengan liar, Jin mulai menggerakan pinggulnya. Ia dengan berani menggesekkan kejantanan miliknya yang sudah bangun dan membuat celananya sesak dengan milik Yoongi yang tak kalah tegang. Perbuatannya tentu membuat nafsu Yoongi semakin menggila untuk segera memakan Jin.

Ya, benar! Namjoon. Jin yang tak sadarkan diri saat mabuk dan berakhir melakukan seks dengannya selalu menganggap bahwa dirinya adalah Namjoon. Jin selalu tak ingat apa yang terjadi setelah tersadar dari mabuk beratnya. Ia hanya tahu bahwa Yoongi akan membawanya ke kamar pribadinya dan membiarkannya menumpang bermalam saat tahu Jin mabuk berat di kelabnya. Kejadian sudah berlangsung hampir sebulan sejak Jin putus dari Namjoon.

Jangan kira tidak ada yang mengetahui kebusukan Yoongi. Jimin sahabat sekaligus asisten pribadi Jin mengetahui hal ini tanpa sengaja. Awalnya Jimin sangat marah atas apa yang dilakukan Yoongi terhadap Jin. Namun setelah mendengar penjelasan Yoongi akan perasaannya dan menunjukkan keseriusannya, Jimin akhirnya luluh. Jimin merasa sedikit simpati, memutuskan untuk diam dan merahasiakan hal ini dari Jin sampai Yoongi sendiri yang mengatakannya.

Karena tak ingin menunda kegiatan panasnya dengan Jin lebih lama lagi, Yoongi merengkuh tubuh Jin ke dalam gendongannya. Ia bangkit dan berjalan menuju kamar pribadi miliknya di kelab itu sembari bercumbu dengan Jin yang ada direngkuhannya. Setelah menutup pintu yang terkunci secara otomatis, Yoongi melemparkan tubuh Jin ke ranjang mahal miliknya. Ia menatap Jin dengan seksama, menelusuri setiap inci tubuh seksi Jin.

"Let's begin, Baby Jin," ajak Yoongi dengan ekspresi mesum terpatri jelas di wajahnya.

TBC

avataravatar
Next chapter