1 Kabar Mengejutkan

"Apa? Dijodohkan?" Ucap Kayra dengan sangat terkejut sekali mendengar ucapan dari sang mama.

"Iya, sayang. Kami sudah menjodohkan kamu dengan anak teman kami. Ini hanyalah kesepakatan konyol ketika kami masih sekolah dulu. Dan kebetulan pula, Tuhan seperti mendukungnya dengan menghadiahkan kami seorang Putri seperti kamu, Sementara teman papa dan mama memiliki putra." Kini ucapan itu berasal dari sang papa pula.

Kayra menggeleng kan kepalanya sebagai bentuk penolakan nya. Ia tak mau dijodohkan seperti ini.

"Tidak! Sekali tidak tetap tidak Ma, Pa. Aku ini masih sekolah, masih kelas dua SMA pula. Lagian, itu urusan kalian yang berjanji, tidak ada hubungannya sama sekali dengan aku! Pokoknya aku menolak keras perjodohan ini." Jawab Kayra dengan begitu lantang sekali, ia benar-benar tak tahu apa yang saat ini ada dalam benak Kedua orang tuanya itu.

"Pelankan suara kamu Kayra Palupi Larasati!" Ucap sang Mama, tak kalah keras dengan suara Kayra itu.

Kayra terdiam, ia tahu dirinya salah. Tapi dalam hal seperti ini sangat wajar bukan, kalau dirinya begitu? Lagian, orang tuanya yang tidak-tidak saja sih!

"Kamu itu besok sudah masuk kelas tiga Kayra. Apakah kamu lupa kalau besok sudah mulai tahun ajaran baru?" Lanjut sang Mama lagi.

"Tapi tetap aja Ma, Kayra masih sekolah. Impian Kayra untuk menjadi bendahara negara itu masih belum bisa Kayra gapai. Jadi tidak ada yang namanya perjodohan seperti ini. Jika mama dan papa tetap ingin menjodohkan Kayra dengan anak teman papa lagi, maka Kayra sarankan kalau kalian buat adek untuk Kayra, agar adek Kayra bisa menjadi pengganti Kayra." Jawab Kayra, kali ini ia sudah bisa tenang dan mengendalikan dirinya.

"Sudah cukup Kay! Keputusan mama dan papa sudah bulat. Lagian kamu mau mempermalukan mama dan papa HM? Apa ini balasan kamu sebagai anak yang telah kami sayangi sejak kecil?"

Kayra terdiam mendengar ucapan papa nya itu, biar bagaimanapun ia tak ingin dijodohkan seperti ini.

Di sekolah, ia adalah wanita paling cantik, bahkan banyak cowok yang ingin jadi pacarnya. Dan jika ia mau, ia bisa untuk memilih satu diantara semuanya itu, kan? Itu tandanya dirinya ini masih laku, masih bisa membuat para laki-laki bertekuk lutut dengan kecantikan nya. Kenapa sih mama dan papa nya malah menjodohkan dia? Kayak dirinya ini tidak bisa saja cari pasangan hidup.

"Maaf Ma, Maaf Pa, tapi Kayra benar-benar tidak bisa. Ini hidup Kayra dan Kayra tak ingin siapapun itu menyentuh nya. Meski itu, kalian sekalipun. Tolong berikan Kayra kebebasan untuk menentukan siapa yang pantas bersanding dengan Kayra." Ucap Kayra, setelah mengatakan itu ia langsung bangkit dari posisi duduknya itu untuk segera masuk ke dalam kamarnya.

Ia baru saja pulang dari sekolah nya, rasa lelah seharian di sekolah kini harus ditambah dengan hal seperti ini. Rasanya ingin sekali gantung diri.

"Tunggu Kay," ucap sang mama nya yang berhasil membuat langkah Kayra berhenti ketika wanita itu ingin melangkah menaiki tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua itu.

"Apalagi sih, Ma?" Tanya Kayra, ia memutar matanya dengan malas untuk melihat sang mama yang menghentikan langkahnya itu.

"Mama dan papa, lusa akan kembali ke Amerika. Bersiaplah Nak, karena kamu juga akan ikut bersama kami kesana." Ucap Mama nya.

Kayra menaikkan alisnya mendengar itu, "ikut kalian? Ada apa ini? Tidak! Aku tidak akan kemanapun! Aku akan tetap berada disini."

"Kita akan pindah ke Amerika karena pekerjaan kami sekarang. Kita akan menetap Disana Kay."

"Nggak apa-apa dong, kan kalian pasti akan balik juga seperti biasanya kan?"

Mama nya menggeleng kan kepalanya, "Tidak! Kita akan menetap Disana. Kamu adalah anak kami satu-satunya dan kami tak akan pernah meninggalkan kamu begitu saja sendiri disini. Jadi maaf, kami harus sedikit egois dengan membawa kamu untuk ikut bersama kami."

Kayra menggeleng kan kepala nya, ia benar-benar tak ingin hal ini terjadi. Mengapa hari ini begitu banyak sekali kabar mengejutkan yang ia terima, sih?

"Tolong jangan seperti ini Ma, Pa. Kalian tahu kan kalau aku capek untuk terus pindah mengikuti kalian, jadi kali ini biarkan aku tetap disini ya."

"Benar apa yang mama kamu Katakan Kay, kami tak akan mungkin meninggalkan kamu seorang diri disini. Itulah Kenapa kami membahas tentang perjodohan ini pada kamu. Kami akan sedikit tenang jika nanti kamu ada yang jaga disini. Tapi kamu malah menolaknya, jadi dengan berat hati, mau ataupun tidak, segera berkemas. Lusa kita akan berangkat. Mama kamu akan pergi ke sekolah untuk mengurus surat pindah kamu." Kini ucapan itu berasal dari sang papa pula. Terdengar sangat tegas seolah tak bisa di bantah lagi.

Kayra benar-benar tak tahu, ada apa sebenarnya dengan hari ini. Mengapa hari ini terasa begitu berat sekali untuk dijalani.

Ia terus saja memikirkan nasibnya, ini lah yang tak pernah ia sukai menjadi anak dari Tamara Larasati dan Arya Arta putra, yang selalu berpindah-pindah.

Tanpa ia sadari, ketika ia sedang asik melamun, mama dan papa nya sudah menghilang dari pandangan matanya, seperti nya kedua orang tuanya itu benar-benar niat untuk membuat sang anak berpikir tentang semuanya ini.

Mereka sangat tahu apa kelemahan dari Kayra. Dan menurut informasi, dari banyaknya sekolah yang pernah ia masuki, sekolah saat ini adalah sekolah yang paling disukai oleh Kayra.

Tak ada yang tahu persis apa alasan nya, tapi satu yang pasti kalau orang yang akan di jodohkan dengan Kayra itu juga berada di sekolah yang sama dengan Kayra. Itulah mengapa mereka sangat yakin untuk tetap melanjutkan janji bodoh di masa sekolah mereka dulu.

Kayra menarik napasnya dalam-dalam dan kemudian ia keluar kan pelan-pelan. Ia melakukan itu berkali-kali agar bisa mengendalikan dirinya sendiri.

"Kenapa kalian memberikan pilihan yang sulit untuk Kayra Ma, Pa. Apakah kalian sudah tak lagi menyayangi Kayra? Kenapa kalian seakan lupa kalau Kayra juga punya hak atas kehidupan Kayra ini." Ucap Kayra.

Tapi percuma, orang yang dipanggil mama dan papa nya itu juga sangat keras. Apa yang mereka ingin harus terjadi.

Deringan ponsel milik Kayra berbunyi membuat Kayra kembali pada kesadaran nya itu.

Ia melirik ke arah ponsel yang bergetar sejak tadi. Itu adalah panggilan dari Ranti, sahabat baiknya, hampir enam bulan berada di sekolah nya saat ini.

Karena terus saja pindah, Kayra sulit untuk menemukan sahabat sejati. Dan Ranti ini, ia juga belum bisa untuk percaya dengan pasti semua hal pada sosok wanita itu. Baginya, Ranti masih banyak sekali tanda tanya yang selalu membuat ia curiga.

avataravatar
Next chapter