webnovel

Chapter 1

"Bangun" Paak~

Merasakan kerasnya tamparan di wajahku, aku langsung bangun dari tidurku.

"Hah" Tunggu sebentar, apa yang terjadi disini. Dimana aku? Sebentar, Aku ini siapa?

"Kita harus cepat pergi, mereka sedang berjalan kemari. Kita punya waktu sekitar 30 menit sebelum mereka sampai"

Suara wanita yang terlihat seperti pemimpin di tempat ini terdengar di semua penjuru ruangan. Setelah melihat ke sekitarku, Aku melihat ada sekitar 10 orang lebih berada tempat ini, beberapa membawa senjata dan beberapa membawa ransel besar. Aku tidak punya waktu untuk berpikir sebelum seseorang memukul kepalaku dari belakang.

"Apa yang kau lihat, ayo cepat bergegas. Bereskan semuanya sekarang" Suara itu terdengar dari belakangku, aku berbalik dan melihat wanita cantik yang berpakaian seperti militer dengan baju ketat dengan membawa kukri di punggungnya. Aku juga melihat senapan yang dia bawa dipundaknya. Panjangnya kurang lebih sekitar 1 meter. Sepertinya aku pernah melihat senapan itu di suatu tempat.

"Apa yang kau tunggu, cepat lakukan" Wanita itu sudah bersiap untuk memukulku lagi. Tapi, aku segera bergegas untuk membereskan tempat tersebut.

Aku beserta tiga orang lainnya cepat cepat membereskan tempat tersebut. Selagi membersihkan tempat itu, Aku terus berusaha untuk mengingat siapa diriku dan dimana diriku ini. Tapi, seberapa kuat aku berusaha untuk mengingatnya, ingatan itu tidak kunjung datang. Seperti ada gembok yang mengunci ingatan tersebut.

"Fik, oy Fik, kau tuli apa" Pikiranku terganggu karena suara panggilan itu, aku melihat sekitarku. Sepertinya tidak ada yang bernama Fik disini. Oh, apa dia mencoba memanggilku?

"Anu, apa kau memanggilku?" Tanya ku.

"Ya iyalah, emangnya siapa lagi yang namanya Fikri di tempat ini?" Jawabnya dengan geram.

"Sorry, ada apa ya?" Tanya ku kepada orang tersebut.

"Aku berdua dengan Josh akan bersihin tempat ini, kau jaga diluar aja. Liat apakah para Crawler sudah datang atau belum." Setelah memberikan instruksinya dua orang itu langsung mengerjakan pekerjaannya masing masing. Aku tidak tahu apa yang mereka maksud dengan Crawler, tetapi aku yakin dapat langsung mengetahuinya jika aku melihatnya nanti diluar. Sepertinya orang yang ada disebelah kiri bernama Josh. Lelaki ramping berambut ikal yang menggunakan kacamata. Satu lagi lelaki gendut dengan postur besar berambut rapi layaknya cukuran tentara. Mereka berdua berbeda dengan yang lain tidak membawa satupun senjata sama sekali. Bahkan setelah aku liat kembali. Hanya wanitalah yang membawa senjata sedangkan kami 3 pria di tempat ini tidak membawa apapun kecuali ransel besar kami.

Aku memutuskan untuk memikirkannya di lain waktu, Aku bergegas ke tempat yang mereka arahkan. Aku membuka pintu dan terpaku melihat dunia diluar. Gedung gedung pencakar langit yang kuingat sudah tidak ada. Matahari yang biasanya menyinari bumi di waktu siang, tertutup oleh awan tebal. Panas terik yang kurasakan tidak dapat ku tahan kembali hingga akhirnya aku tutup dengan cepat pintu tersebut.

Suara kerasnya pintu itu membuat semua mata melihat ke arahku. "Sorry" Aku terdiam seperti orang bodoh karena tatapan semua orang di dalam ruangan itu. Lelaki gendut itu langsung berlari kearahku dan membawa tangannya ke kepalaku dan dengan cepat menundukan kepalaku secara paksa. "Tolong maafkan budak ini, dia baru datang dan belum mengetahui etika di tempat ini" Secara cepat si gendut meminta maaf kepada wanita yang sepertinya adalah pemimpin di tempat ini. Bukan hanya aku yang menundukkan kepala, aku juga melihat si gendut dan Josh juga melakukan hal sama.

"Kami baru saja mengatakannya kemarin malam dan kau sudah melupakannya lagi!!! Aku harap ini menjadi yang terakhir kalinya kau melakukannya." Jawab wanita itu.

"Maafkan kami Nyonya Karina, akan kami tegaskan kembali peraturannya nanti hingga budak ini bisa menghapalkan seluruh peraturannya diluar kepala!"

"Kembali bekerja dan untuk hukumannya, tidak akan ada makanan bagimu untuk hari ini. Kalian para budak tidaklah berguna selain membawakan makanan dan pakaian bagi kami para Hunters."Wanita itu mengatakannya dengan tegas dan kembali mengecek semua perlengkapan di tangannya dengan lebih cepat dari sebelumnya. Hunters yang lain juga melakukan hal yang sama.

"Baik Nyonya!!" Setelah melewati ketegangan itu, kami tetap menunduk menunggu Wanita itu melakukan hal yang lain. Semua mata yang asalnya tertuju pada kami kembali melakukan pekerjaannya masing masing.

Setelah melihat para Hunters mengabaikan mereka, si gendut langsung menghadap ke arahku dan berkata. "Apa kau sudah gila, bukan hanya kau pergi keluar tanpa menggunakan pengaman, kau mungkin saja membawa kumpulan Crawler kemari dasar bodoh!!" Sudah tak tertahan lagi, emosi yang melonjak di dalam hati si gendut langsung keluar dalam bentuk amarah yang ditujukan kepadaku. Mungkin berusaha untuk tidak berbicara terlalu kencang. Si gendut mengomeliku dengan wajah geram tapi bersuara sekecil mungkin agar tidak menarik perhatian para Hunters.

"Sudahlah lupakan, karena suara itu mungkin mereka akan datang lebih cepat. Ayo cepat bergegas. Apa yang terjadi denganmu bodoh, apa tamparan dari Nyonya Mari sangat kuat hingga semua ingatanmu hilang? Pakai dulu baju pengaman dan cepat lihat pergerakan Crawler" Si gendut memberikan lagi instruksinya dengan keras.

Aku segera memeriksa ransel di punggungku dan menarik sebuah baju yang sepertinya adalah baju pengaman yang dikatakan oleh si gendut. Sengatan panas diluar sangatlah kuat, tanpa kusadari bagian tubuh yang tersengat matahari tadi membuat kulitku memerah. Aku tidak yakin apa yang akan terjadi jika aku berdiri lebih lama 1 detik saja di bawah sengatan panas tersebut. Aku segera menggunakan baju pengaman tersebut dan merasakan sensasi dingin di dalamnya. Tanpa berpikir lagi aku segera pergi keluar dan merasakan panasnya bumi ini. Bahkan dengan baju pengaman saja, panas masih terasa cukup kuat. Tapi, tidak cukup kuat untuk membakar kulitku.

Aku berjalan ke arah pagar, tampaknya kami berda di lantai dua sebuah bangunan di pinggiran kota. Aku tidak dapat melihat sekitar dengan baik sebelumnya. Namun sekarang aku tau bahwa bumi yang selama ini aku ingat sudah berubah. Bukan hanya bangunan pencakat langit, rumah rumah, taman, jalanan, pohon pohon, dan semua hal yang dapat terlihat dalam pandanganku sudah rusak. Warna oranye menjadi warna dominan di bumi ini. Sejauh mata memandang hanya warna oranye lah yang bisa kulihat. Bahkan warna jalanan dan bangunan layaknya berubah warna karena tertutupnya matahari. Aku ingat planet bernama Venus yang berwarna oranye. Mungkin tidak separah itu, tetapi jika dibiarkan bumi ini akan menjadi Venus kedua suatu hari nanti.

Terkejut melihat keadaan bumi saat ini, membuatku lupa akan misi yang harus aku lakukan. Tanpa aku ketahui ada sosok yang berjalan kearah bangunan ini dari kejauhan. Aku membuka ranselku dan mencari hal yang mungkin berguna untuk melihat kejauhan. Aku mendapat teropong model lama yang langsung kupakai untuk memeriksa sosok tersebut.

Aku terkejut saat melihat sosok yang sepertinya adalah crawler yang mereka sebut. Awalnya aku hanya melihat satu, tetapi lama kelamaan ribuan datang dibelakangnya. Aku tidak sempat berpikir panjang, tidak mempedulikan anehnya sosok tersebut, hanya segera masuk kedalam ruangan dan berkata. "Aku melihat sosok yang sepertinya adalah Crawler diluar sana. Jumlahnya ribuan, Bergerak dengan cepat mengarah ke tempat ini" Kataku dengan tergesa gesa.

Hening tempat itu rasanya, semua mata tertuju pada wanita yang bernama Karina. Tak lama kemudian Karina berdiri dengan membawa katana di tangan kanannya dan machine gun di tangan kirinya. 'Bukankah Machine Gun itu beratnya 30kg lebih? Bagaimana dia mengangkatnya dengan satu tangan?'

"Ladies, mungkin ini lebih awal dari waktu yang diperkirakan. But, It's time. Let's go and Fuck the Crawler out of their head!" Dengan teriakan kuat yang dikeluarkan Karina, para Hunters langsung bersorak mengikuti teriakan Karina. 'Bukankah harusnya kita tidak mengeluarkan suara yang besar ya?'

"Ladies, setelah pergi ke point A kita akan bertahan disana menunggu bala bantuan datang, mereka akan datang dalam waktu 30 menit jika tidak ada masalah. Instruksi berikutnya akan diberikan setelah bala bantuan datang, Sekarang Ayo bergerak!" Karina segera bergegas pergi keluar bersama para Hunters yang lain.

"Kenapa mereka tidak memakai baju pengaman?" tanyaku dengan heran. Tanggapan yang kudapat adalah naiknya alis kiri si gendut.

"Berhentilah bertanya dan cepat pakai baju pengamanmu dan ikuti dari belakang" Si gendut dan Josh sudah siap dan berjalan mengikuti para Hunters.

"Karina, Flying Crawler terlihat di radar sekitar 1km dari sini. Akan tiba dalam waktu sekitar 5 menit!!"

Kata wanita yang memegang teropong.

"Kita terlambat, cepat lari!! kita harus sampai di point A sebelum mereka mengepung kita" Kata Karina dengan tegas, wajahnya masih terlihat sangat indah walaupun terlihat jelas amarah di wajahnya.

Entah mengapa pandanganku semakin memudar. Semuanya terlihat hitam, akhirnya kesadaranku hilang.

Tidak lama kemudian suara yang terdengar nostalgic terdengar di telingaku.

"Ka, cepet bangun. Hari pertama kerja jangan sampe telat!" Kata gadis itu dengan cepat.

Suara itu membangunkan kesadaranku.

Hah? Apa yang terjadi? dimana para Crawler? Dimana para Hunters? Tunggu sebentar dimana aku? siapa aku?

Hah? Crawler? apa itu? sepertinya aku melupakan sesuatu?

Meh, jika mudah dilupakan berarti bukan hal yang besar.

Aku melihat langit dari jendela kamarku. Apakah langit memang berwarna biru? Bukannya warna oranye?...

It's not a dream

StupidNovelcreators' thoughts