1 Arescha Qyou!

~~ Dear diary...

"Arescha Qyou". Begitulah orang-orang mengenalnya. Laki-laki pertama dan satu-satunya yangku kenal sejak lahir. Begitu banyak perbedaan di antara kami sehingga lebih sering bertengkar dari pada akur, meskipun begitu tidak pernah benar-benar marah seperti layaknya orang bertengkar, selalu saja dengan penyelesaian yang lucu.

Akhir-akhir ini Qyou begitu tenar di kalangan gadis-gadis bahkan ada yang menyatakan cinta padanya. Bagaimana tidak? Pria berparas menawan bak malaikat kematian. Begitu sempurna jauh dari kata cela, bahkan terkadang wajah imutnya membuatku sebagai seorang gadis merasa iri. Bertubuh proporsional meski tak pernah di sengaja membentuknya. Benar-benar pangeran impian para gadis di dunia. Kesempurnaan Qyou berbanding terbalik denganku yang hanya bertubuh kecil, mungil, kurus, dan sangat rentan dengan penyakit.

Back to Qyou... Entah apa yang dia fikirkan, Dia selalu saja menolak gadis-gadis itu dengan ketus bahkan terkadang dengan tatapan tajam dan kata-kata menghina. Entah itu karena cara mereka yang salah atau karena kami yang terlalu dekat sehingga mereka selalu membawa-bawa namaku yang tak tahu apa-apa. Dan, anehnya Qyou berubah sensitive kalau sudah menyangkut perasaan. Kecuali jika aku ada di dekatnya, Qyou berjuang keras melembutkan gigi dari pada lidahnya untuk menolak gadis yang menyatakan cinta padanya hanya demi menjaga perasaanku yang juga seorang gadis. Di luar itu, Qyou adalah Qyou. ~~

"Qiyn, mau sampai kapan kau melamun membiarkan buku ditanganmu terbuka lebar tanpa berniat membacanya?" sapa seseorang menyentakkan gadis cantik berparas mungil yang menatap jauh kedepan dengan tatapan hampa di atap gedung sekolah tengah bersandar di pagar pembatas. Terlonjak, tangannya sontak menutup buku itu dengan kasar seraya berbalik, menyembunyikan buku tersebut ke belakang tubuh.

"Arescha Qyou adu tonjok dengan kakak kelas di belakang sekolah." Sambung orang itu lagi.

"A.. Apa!?" tanyanya kaget karena tak menyangka pria itu berani baku hantam.

"Iya, cepatlah! Ke belakang sekolah."

"Jangan sampai, Qyou tidak mungkin..." ujarnya membantah kenyataan seraya memacu langkah menuju tempat yang di informasikan.

"Qyou!" pekiknya mengatur nafas begitu melihat laki-laki yang di sayanginya tengah dikeroyok.

"Hentikan! Hentikan!" pekiknya ketakutan menarik satu persatu kakak kelas yang memukuli Arescha Qyou.

"Hentii.. kaan!!" teriakannya tersendat mendapat sikutan. Melihatnya tersungkur, Arescha Qyou geram dan balas memukul tanpa ampun.

"Qiyn! Qiyn!!" panggil Qyou begitu panik menghapus darah segar yang mengalir dari hidung gadis itu dengan ujung kemeja seragam sekolahnya.

"Hmm? Aku ngantuk!" gumamnya setengah sadar.

"Gak! Gak boleh! Kamu gak boleh ngantuk, kamu harus tetap bangun." Hardik Qyou memaksa gadis itu agar tetap sadar.

"Qiyn ngantuk Qyou." Gumamnya lagi, kali ini hanya terdengar seperti desisan nafas. Beberapa detik kemudian dia terkulai lemah.

"BRENGSEK KALIAN!" pekik Qyou melayangkan tinju sekuat tenaga pada seseorang yang baru saja bangkit berdiri di belakangnya hingga kembali terjungkal.

avataravatar
Next chapter