webnovel

BUNGA MIMPIKU

[ Berawal dari sebuah mimpi hingga berujung kematian. ] Taktik hingga siasat sudah berada dalam genggaman-nya. Semuanya sudah siap, tinggal menunggu saat yang tepat dan busur panah akan diluncurkan. Namun siapa yang mengira, itu berakhir dengan melibatkan seseorang yang akan mengubah goresan takdirnya *** Bermimpi dalam khayal mu? Itu sudah biasa, begitupun bermimpi di tidurmu. Namun apa yang telah ' seseorang ' alami ini sedikit berbeda. - Sebuah mimpi berulang-ulang - Tak hanya itu. Mimpi ini juga menjadi nyata. Bukan seperti sebuah kisah romansa fantasi bak seorang putri yang akhirnya bertemu pujaan hatinya. Namun ini adalah sebuah petualangan dengan tragedi diakhir cerita. Sebuah mimpi buruk yang pastinya tidak ada yang ingin mengalaminya. Itu adalah awal dari sebuah kegelapan yang akan menyelimuti harinya dikemudian. Namun apa benar mimpi itu akan menjadi nyata? Itu masih berbentuk sebuah puzzle yang belum terpecahkan. Mia POV : " Mimpiku jadi nyata ? Itu Mustahil !! " Dari sebuah kejadian yang dialami Sang Penulis, di uraikan dengan Sebuah Pena. Kemudian dihujani dengan bumbu fantasi hingga menjadi sebuah cerita fiksi dengan genre petualangan dan misteri.

4my_yaya · Sci-fi
Not enough ratings
5 Chs

Dikejar Waktu

"Aww! aduhh kepalaku..!"

Aku meringis kesakitan, kepalaku terbentur kemeja samping tempat tidur, dan tubuhku terjatuh dari kasur. Aku pun kembali naik ke kasur dan kembali merebahkan diri.

" Hah!!..hahh..! Mimpi ini lagi?! Kenapa sih aku selalu memimpikannya, apa maksudnya coba?! " - gerutuku dalam hati.

Aku mencoba menormalkan nafasku kembali, mimpi itu selalu menghantuiku. Sudah berapa kali aku selalu memimpikannya, mimpi itu

hanya berulang-ulang begitu saja dan sampai kakek itu hilang dan ayahku ngebut, aku pasti terbangun setelahnya. Entah karena jatuh dari tempat tidur seperti tadi atau karena

dibangunkan oleh ibuku dan banyak lagi 𝘈𝘪𝘴𝘩.

Saat ini aku masih belum bisa tertidur, aku hanya menutup mataku supaya mudah tertidur. Sampai akhirnya aku akan tertidur sendiri.

"Ya..Miaa..!, bangun sayang sudah hampir jam tujuh, nanti kamu telat loh "

Itu adalah ibuku. Orang yang benar benar cerewet, tiada hari tanpa omelan ibuku pastinya, hahha. Apapun itu, bagaimana pun keadaannya entah sedang sakit bicaranya tiada henti. Terkadang aku bingung, Bagaimana ibuku memiliki suara seperti 𝘛𝘰𝘢, kupingku rasanya mau pecah. Bercanda, ya gak mungkin lah.

Okay lanjut...

Perasaan aku baru saja tiduur dan sekarang sudah disuruh banguun, 𝘈𝘪𝘴𝘩.

"Sebentar lagi buu.."

Menggeliatkan badanku, dengan mata yang masih terpejam. Aku memutar tubuhku dan berbalik membelakangi ibuku.

" Mia.., jangan sampai ibu siram lagi dengan air, cepat bangun !! " Ancam ibuku.

Ya begitulah..,yang ku alami setiap harinya. Hhaha terkadang 𝘑𝘦𝘯𝘨𝘬𝘦𝘭 sih, tapi bukan berarti aku membencinya. Aku sungguh menyayanginya, aku tau ibuku melakukan hal-hal gila itu bukan berarti dia tak sayang.

Hanya saja itu adalah cara penyampaiannya yang mungkin sedikit berbeda, dan mungkin sedikit aneh bagi sebagian orang.

Oh iya, perkenalkan namaku Mia. Iya Mia, seperti yang ibuku sebut tadi. Benar-benar nama yang pendek cuma satu kata. Singkat padat dan jelas, hhaha. Entah apa yang dipikirkan orang tuaku sehingga namaku terbilang cukup pendek. Emm..tidak, sangat pendek.

Ekhem Lanjut...

" Oohm..iya bu! " Jawabku sambil berdiri dari tempat tidur.

"Toh kalau seprainya basah ibu juga kan yang nyuci haha. Akukan cuma nyuci bajuku aja! "

Elakku sambil terkekeh, aku pun berlari ke kamar mandi. Yah beginilah keseharian kami, aku memang suka jahil dan itu membuat ibuku jadi panas mendidih seperti air yang dimasak, haha. Jangan lupakan yang satu ini, Pemalas. Yeah, aku benar-benar pemalas. Kerjaan ku hanya berbaring dengerin musik dan membaca novel. Hari-hariku ku lalui begitu saja, terdengar membosankan. Tapi itulah aku.

Balik ke cerita...

" 𝘈𝘪𝘩 Dasar anak ini...."

Gumam ibu sambil menggeleng-geleng kan kepalanya. Selesai bersiap aku pun turun ke lantai bawah untuk sarapan.

Sesampainya disana aku mengambil segelas susu dan meraih sepotong roti. Karena terburu-buru aku hampir saja tersedak air. Setelah kutenggak habis sampai titik penghabisan, ehh..titik terakhir maksudnya, haha. Aku pun segera bergegas pergi.

" Bu, Mia berangkat, Assalamualaikum "

Ucapku sambil mencium tangan Ibuku. Mencium tangan sudah jadi kewajiban bagi keluargaku sebelum bepergian.

" Waalaikumussalam hati-hati, makan jangan sambil berjalan Mia, habiskan dulu itu rotinya!"

Ucap Ibuku sedikit berteriak, karena aku sudah beranjak kembali ke kamar untuk mengambil ranselku, yaiyalah masa Kembali Tidur, mwahaha.

" Mia udah telat buu.." Sahutku

Setelah semuanya siap Aku pun berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda, aku bersepeda sambil memegang roti disebelah tanganku. Yaah walau berjalan tapi aku kan tetap duduk, pikirku saat teringat pesan ibu.

Sesampainya di sekolah...