webnovel

Zaman Ini Tidak Ada Yang Percaya Pada Kebenaran

"Apakah kelakuanku sangat jelas?"

"Benar-benar jelas." kata Lucy yang mengangguk disana.

Samael menopang pipinya dan berkata dengan senyum malas, "Yahhh, karena sudah terlihat apa boleh buat~"

"Aku, sebenarnya adalah orang terkaya di Dunia, Raja Britannia Raya, Kaisar Bawah Tanah Eropa, Pemimpin balik layar Amerika, penghasut situasi diplomatik Cina, Jepang, dan Amerika, dan merupakan orang yang menghina Irlandia saat perluasan wilayah."

"Dan juga....aku merupakan pria paling tampan di Dunia, banyak wanita tergila-gila padaku. Tapi pada akhirnya aku memolih istriku, dia adalah Saint yang benar-benar lembut dan misterius."

Tanpa berkedip Samael membocorkan rahasianya, "Tapi Tuhan tiba-tiba memberikan kami ujian dan menerbangkan kami secara tiba-tiba ke Dunia Paralel lain untuk membangun kisah cinta kami."

"Ujian Istriku mungkin untuk mengalami kehidupan orang biasa dan mencoba untuk lebih mempercayaiku, suaminya yang tampan. Sementara keadaan ujianku mungkin untuk merasakan menjadi orang kelas menengah ke atas."

"Dan begitulah ceritaku menjadi pekerja kantor biasa di kantormu Ketua, TAMAT~~"

Samael melirik kesamping, dan apa yang dia lihat adalah Lucy yang memberikan wajah jijik disana yang membuat Samael tertawa terbahak-bahak.

"Kau tidak percaya?"

"Tsk, kau pikir aku akan percaya pada cerita khayalanmu?"

"Zaman sekarang, orang berkata jujur mereka Tidak mau percaya. Haiss..." Samaelerasa tidak berdaya.

Tapi Lucy berjata lagi, "Selain itu, Saint? Kau sebenarnya punya istri?"

Kali ini giliran Samael yang terkejut, "Seluruh perusahaan tahu kalau aku telah menikah tahu, Ketua. Ohhh, ya, itu benar. Sebagai Ketua Umum Perusahaan, bagaimana bisa kau memperhatikan kisah cinta kecil karyawannya?"

Samael diam-diam melirik Lucy yang mana dia tiba-tiba memiliki wajah rumit sementara sebelum akhirnya itu mereda kembali ke warna aslinya.

""Yang.... benar, saja? Tidak, tidak, tidak, itu pasti imajinasiku.""

Samael berbisik dalam hati dan tidak mau menebak apapun lagi dari apa yang dia lihat tadi.

Pada akhirnya semuanya kembali tenang, dan beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah restoran yang sudah dipesan oleh Lucy sebelumnya.

Pada dasarnya, waktu disana berlalu dengan nyaman, dan Samael sekali lagi menjadi pusat perhatian karena beberapa perkataan mengenai kelanjutan perusahaan.

Lagipula ini adalah makan siang sambil melanjutkan pembicaraan tadi yang jelas Samael lah yang menjadi pusatnya.

Dan Lucy diam-diam mengangguk mendengar apa yang dikatakan Samael. Hanya dia diam-diam memikirkan, apakah saran ini benar jika diterapkan pada perusahaannya?

"Jika Samael benar-benar merupakan orang terkaya di...Tunggu, kenapa aku percaya pada omong kosongnya? Jelas orang terkaya adalah Elon Musk, bahkan Bill Gates tidak ada apa-apanya."

Lucy menggelengkan kepalanya berkali-kali dan akhirnya berdiri menuju Samael sambil membawa segelas cangkir berisi anggur merah.

"Tuan Samael, saya memang harus mengakui bahwa wawasan Anda benar-benar mengejutkan di bidang ini."

Samael dengan sopan mengangkat cangkirnya menuju Lucy, lalu menggelengkan kepalanya: "Bagaimana bisa saya dibandingkan dengan Anda, Ketua? Pengetahuan saya benar-benar lemah."

Sudut mulut Lucy berkedut. Dia benar-benar mengerti arti tersirat orang ini.

"Bukannya saya yang terlalu pintar, tapi kau, Ketua benar-benar terlalu bodoh !!!"

Sungguh karyawan yang sombong! Sepertinya memang diperlukan untuk memikirkan bagaimana memecat orang ini dengan sangat "sopan" setelah kembali ke kantor!

Tentu saja Lucy hanya memikirkan ini, lagipula Sumber Daya yang seperti Samael, banyak perusahaan akan rakus! Jadi tidak mungkin memberikannya kepada siapapun, dan tidak mungkin memecatnya !!!

Tapi saat melihat senyuman yang tersunggung di wajahnya itu, mata Lucy akhirnya menjadi lebih serius dan itu mata yang mengatakan "Kau sudah tamat !!!"

Pada akhirnya kedua gelas berisi anggur merah itu di dentingkan sekali, lalu keduanya dengan senyuman "indah" bertukar wajah disana.

Para Ketua Bagian Department disekitar sedikit iri dengan Samael. Jelas keadaan keduanya disalah artikan dengan kedekatan Lucy yang benar-benar puas dengan Samael!

Kenaikan pangkat, bukannya tidak mungkin! Bahkan ada kalanya mereka untuk bersiap memanggil Samael dengan "Tuan" pada akhirnya nanti...

Tapi disaat suasana meriah, pintu ruangan terbuka dan seorang pelayan wanita disana dengan hormat menyampaikan sesuatu.

"Tamu yang terhormat, saya ingin menyampaikan pesan bahwa seorang pria yang terhormat mengirim pesan: "Lucy ku sayang, tunanganmu ada disini" dan meminta Tamu Lucy untuk segera turun untuk menemuinya."

Wajah Lucy kaku dan dia dengan dingin berteriak: "Aku tidak menerimanya, sekian!"

"Hahaha, Lucy...Lucy, kau benar-benar gadis yang menarik minatku. Tapi aku juga punya batas atas kesabaran kau tahu?"

Tiba-tiba dari belakang, seorang pria tampan berambut coklat dengan gaya rambut disisir kebelakang muncul sembari memakai kacamata.

Tubuhnya tegap, dan aura di tubuhnya benar-benar membuat siapapun merasa bahwa dia seharusnya pria dari keluarga terpandang, atau paling tidak dia adalah pria dengan kedudukan yang tinggi.

Samael menghela nafas dan diam-diam langsung menyusut ke sudut sembari diam-diam mengambil kacang disana sebagai teman cemilan saat melihat DRAMA yang akan terjadi.

Lucy dengan jijik memandang pria itu, "Har, aku tidak tahu sejak kapan aku menjadi tunanganmu. Kau hanya memandang tinggi dirimu sendiri!"

"Ohhhhh, wajah cemberut ini juga sangat bagus." Pria bernama Har ini akhirnya mendekat ke arah Lucy dan menyentuh rambut pirangnya.

Tapi Lucy langsung menghempaskan tangan itu, "Tanganmu menjijikkan!"

"Ohhhh, ini benar-benar drama anjing khas Korea Selatan lagi." Samael diam-diam berkomentar, "Aku yakin kali ini, Lucy akan tiba-tiba mengambil seorang "tameng daging" untuk menjauhkan pria tunangannya ini."

...Tunggu, perasaanku benar-benar tidak enak sekarang. Jika tidak ada kesalahan, seharusnya tameng daging itu, adalah aku sendiri bukan?

"Dan aku benar-benar tidak menyukai dirimu!"

Lucy mundur selangkah saat berkata, "Kau sendiri yang mengejarku, tapi aku tidak pernah mengatakan menyukai dirimu."

"Ditambah, kau bukanlah seleraku!"

"Kalau begitu katakan padaku, bagaimana pria seleramu!" kata Har dengan kerutan di keningnya.

Lucy tanpa ragu menunjuk Samael disana, "Contoh aaja dia! Jika kau memiliki setidaknya 10% temperamennya, aku akan menjadi pacarmu!"

Samael: "Aku bangga menjadi tameng daging! Paling tidak ini mengartikan bahwa aku memang masih menawan~"

Next chapter