webnovel

Tidak Sopan

Samael memang memiliki sedikit "ambil tangan" mengenai masalah minyak yang terjadi dua bulan lalu...

Tapi sejujurnya, Samael "bersih" !!!——

Jika ada yang salah, itu salah May!

"Hah?! Aku baru saja datang dan tiba-tiba Kakak diam-diam mengutukku?!"

May yang tiba-tiba muncul di pundak Samael tiba-tiba mencubit pipinya dengan marah!

Benar-benar mengesalkan, aku baru saja sampai dan Kakak sudah mengutukku atas masalah yang dulu dia permasalahkan!

May adalah yang terimut, terpatuh, dan terhebat di Dunia!

Kakak bodoh, Kakak gila, Kakak tidak tahu diri, –

Entah berapa kali May terus mengutuk Samael dalam hatinya, Samael hanya mengambil tubuh kecil adiknya dan menatapnya dengan bingung.

Sementara di sisi mata orang lain, apa yang dilakukan Samael benar-benar aneh...

Kenapa Samael tiba-tiba mengadahkan tangannya dan berbicara sendiri?

[Apakah ada masalah dengan Raja Baru Inggris ini?]

Atau itulah yang hampir semua orang pikirkan saat ini~~

Salman, Kakek Henry, dan Raja Tua juga memandang Samael dengan aneh, dan akhirnya Kakek Henry menepuk pundak cucunya lembut.

"Samael, ada masalah apa?"

"Oh? Yaa, tidak ada masalah. Kalian sepertinya tidak bisa melihatnya, dan...Kakek, akan kujelaskan nanti."

Samael menjelaskan dengan ringan, tapi dari kata-katanya, beberapa orang malah berpikir seperti ini...

"Apakah itu sesuatu yang tidak bisa dilihat manusia biasa? Luar biasa, benar saja Samael memiliki hubungan dekat dengan hal gaib~~"

"Raja Samael mengatakan itu...Biar kutebak, itu adalah sesuatu yang seharusnya berhubungan dengan Surga, kan?"

"Entah apa yang kalian pikirkan, aku hanya tahu....Yang Mulia Samael masih tampan bahkan jika dia berperilaku aneh !!!"

.

.

.

Kakek Henry mengedipkan matanya beberapa kali dan Raja Tua hanya menyenggol pinggang sahabatnya itu untuk diam.

Jelas, Raja Tua ini juga memiliki beberapa pemikiran dengan apa yang orang-orang katakan mengenai Samael!

Tapi jika Samael dengan jelas mendengar ini, dia hanya bisa mengatakan dengan keras: "Suplemen otak kalian terlalu banyak! Aku hanya berbicara dengan adikku, apanya yang Gaib atau Surga bodoh !!!"

Dan saat ini, Samael tiba-tiba berkata dengan senyuman rendah pada Salman: "Saudaraku, jika tidak keberatan, bisakah kau memberiku waktu?"

"...Tidak masalah, aku masih memiliki banyak waktu." Raja Salman melambaikan tangannya dan menyetujui permintaan Samael.

Samael mengangguk pada Raja Salman, lalu sedikit mengangguk pada tamu yang lain sebelum akhirnya dia pergi agak jauh.

Setelah pergi agak jauh, dia bertanya pada May: "Jadi adikku, ada masalah apa?"

May akhirnya tersadar dari lamunan kutukannya pada Samael setelah kata-kata itu jatuh!

Dengan sedikit kepanikan, May berkata: "Kakak! Kakak! Mama! Mama jatuh !!!—"

"Apa !!!"

Samael tanpa sadar berteriak, dan tanpa peduli dengan lingkungan, dia bertanya: "Ada apa?! Apa yang terjadi dengan Ibu?!"

"Tidak, lupakan! Dimana Ibu sekarang?!"

Samael langsung pergi saat ini tanpa sopan santun kepada para tamu, tapi wajah pucat dan khawatirnya benar-benar tidak bisa ditutupi!

Bahkan suara "Ibu" dari Samael jelas membuat semuanya paham...

Ada masalah dengan Ibu Samael !!!

Kakek Henry juga terkejut, dan Raja Tua juga paham karena dia mengatakan: "Pergi, apa yang terjadi disini, serahkan padaku."

"....Sial! Maaf, aku tidak menyangka akan ada masalah."

Kakek Henry benar, karena pada dasarnya...Apa yang dilakukan keduanya sejak tadi itu, tidak sopan!

Tuan Rumah disini adalah Samael, lalu sekarang apa?

Samael benar-benar mengabaikan para tamu dan hanya peduli dengan dirinya sendiri atau dengan masalah lainnya...

Tapi Samael tidak peduli dan hanya akan mengatakan "Persetan dengan itu!" jika ada yang mengatakan hal di atas kepadanya.

Dominic Toretto pasti paham apa itu, "Family is Family" !!!—

....

Di sisi lain, di ruang pribadi luas di salah satu Istana Kerajaan yang baru...

Terlihat Helina yang duduk bersandar ke sebuah bantal yang didirikan di kasur luas sana, dengan mata yang rumit dan kosong.

Latifa duduk di samping kasur sambil memegang tangan Helina, dan dia juga khawatir...

Ada apa dengan Bibi Helina?

Teresa yang berdiri disamping Latifa tidak bisa berkata-kata.

Tadi, saat dia dan adiknya pergi untuk menyusul Helina, keduanya tiba-tiba menemukan Helina yang sudah jatuh pingsan di daerah lorong agak jauh!

Karena tidak ada pelayan disana, Teresa hanya bisa mengangkat Helina dan membawanya ke salah satu kamar terdekat disana.

Keduanya, tidak, Latifa sudah menelpon dokter Kerajaan beberapa saat yang lalu, tapi sepertinya mereka belum datang.

Dokter tidak datang, dan Helina bangun dari pingsannya terlebih dahulu!

Dan disinilah kejadian berlangsung tadi, dimana Latifa sekarang bertanya: "Bibi, apa yang terjadi padamu?"

Latifa bertanya dengan lembut sambil menggosok tangan Helina agar memberikan kehangatan kepadanya.

Helina hanya diam tak menjawab, pikirannya benar-benar berantakan kali ini...

Dia, sejujurnya tidak percaya, tapi apakah May masih akan membohonginya?

Untuk alasan apa? Tidak ada artinya bagi dia untuk berbohong!

Jadi, apakah itu benar, aku...hamil?

Dan... satu-satunya laki-laki yang berhubungan denganku selama ini, hanya... Putraku, Samael....

Dengan kata lain, anak ini...

Helina tanpa sadar meletakkan tangan kanannya ke perutnya yang masih rata, dan tanpa sadar air mata keluar!

Tapi meski begitu ada senyuman tipis di wajahnya...

Marah? Senang? Kesal? Tidak tahu harus berbuat apa, semuanya terkumpul dalam ekspresi Helina !!!

" !!! " x2

Tapi kedua gadis disana benar-benar ketakutan setengah mati, kenapa Helina tiba-tiba menangis?!

Teresa memandang Latifa, dan Latifa memandang Teresa....

Jelas keduanya ingin bertanya, apakah salah satu dari merekalah yang membuat suatu kesalahan sehingga membuat Helina menangis?!

Bang!

Tapi saat ini, pintu terbuka dengan keras, dan dari sana muncul sosok Samael yang terlihat tergesa-gesa!

"Helina, apa yang terjadi denganmu !!!"

Memberikan ruang untuk Samael, Latifa pergi dan menjauh dengan Kakak Perempuannya.

Tapi siapa sangka, saat Samael mendekat, dan Helina melihatnya, tangan kanannya terangkat ke atas dan...

Plak!

Helina: "Dasar bajingan !!!!—"

Next chapter