webnovel

Takdir Keluarga Duodere

"Ehhh, Kakek?"

Samael terkejut bukan main mendengar siapa penelpon ini. Tapi kalau dipikirkan lebih dalam, ini wajar.

Lagipula identitas Freya pada awalnya adalah pemimpin Keluarga Duodere disini sebelum Samael mengambil alih.

Mungkin karena ada beberapa kebutuhan, jadi Kakek memanggilnya, kan?

Freya di sisi lain menatap Samael sebelum akhirnya Samael melambaikan tangannya dan berkata: "Angkat saja, juga katakan halo padanya..."

"Ya, aku akan kesana beberapa hari kedepan, itu saja."

"Dimengerti Tuan." Freya mengangguk dan setelah meminta maaf lagi, dia mundur menjauh dari kelompok.

Setelah agak jauh, Freya langsung mengangkat panggilan dan berkata dengan sedikit senyuman di wajahnya yang selalu kaku.

"Kakek, apa kabar."

Di ruangan yang relatif sederhana dan kebanyakan terbuat dari kayu, duduk seorang pria tua yang rambutnya sudah memutih dan kulitnya yang mengkerut karena usia.

Tapi dari segi sisi wajah dan postur, tidak dapat dihindari bahwa ini adalah orang tua dulunya tampan!

Namanya adalah Henry Duodere, Kakek asli Samael!

Saat ini, dia menempelkan ponsel ke telinganya dan tertawa ramah, "Dengarkan nadamu, apakah ada masalah?"

"Katakan pada Kakek, apa yang kau temukan gadis kecil."

Freya yang mendengar ini hanya bisa menghela nafas lembut.

Di mata Kakek ini, secantik dan sedewasa apapun dirinya di luar, di hadapannya, dia, Freya hanyalah gadis kecil!

Usia Henry Duodere sekarang sekitar 86 tahun, tapi fisiknya masih terlihat seperti di usia 50-an!

Mungkin ada faktor gen atau karena faktor olahraga rutin, tapi yang pasti dia memang gadis kecil di hadapannya!

"Kakek, aku baik-baik saja disini. Bagaimana dengan Kakek dan Nenek?"

"Sangat baik! Tentu saja sangat baik! Tetanggaku semua adalah orang tua sepertiku yang suka kedamaian, kenapa tidak baik?"

Tapi saat ini, mata Henry menajam dan dia bertanya: "Bagaimana kabar cucu bodohku itu sekarang? Apakah ada masalah?"

"....Kakek..."

Wajah Freya agak kesulitan saat ingin mengatakan ini, tapi dia akhirnya gigit peluru!

"Apakah Kakek sudah tahu? Samael, dia..."

"Diracuni, kah...kabar itu sepertinya benar?" Henry segera menyandarkan punggungnya ke kursi dengan malas.

Di satu sisi, dia tiba-tiba menatap ke arah dapur dimana disana sekarang terlihat sosok wanita tua yang sedang mencuci piring.

Dengan senyuman hangat namun agak nakal, dia bertanya: "Apakah kau sudah menyadari keseluruhan cerita?"

Freya di sisi lain hanya menggelengkan kepalanya dan berkata: "Belum, Samael sekarang sedang melakukan upacara minum teh dengan Victoria dan putrinya..."

"Dan juga wanita pilihannya..."

Mendengar kalimat terakhir, Henry tertawa terbahak-bahak, "Katakanlah gadis kecilku, apakah kau cemburu?"

"Tidak, aku hanya menganggap Samael saudaraku."

Freya menjawab dengan datar, tapi dari bibirnya, dapat dilihat dia sedang menggigitnya seolah mengatakan hal tadi membuatnya sangat kesakitan!

Henry hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak perlu dipaksa, tapi ingat saranku, cari kebenaran dulu dan hiraukan bisikan sekitar."

"Keluarga Duodere kami penuh tipu muslihat! Kau ingat saja itu."

Kata-kata ini sebenarnya akan membuat Samael membuka mulutnya lebar-lebar...

Apakah Keluarganya sendiri tidak bisa dipercaya, jika seperti itu jadinya, bukankah itu mengartikan dia tidak bisa dipercaya?

Tidak...Apakah yang dimaksud disini adalah keturunan asli Duodere yang tidak bisa dipercaya?

Jika itu maksudnya...Mungkin Samael bisa menerimanya!

Lagipula, mulut manisnya telah menjerumuskan banyak wanita! Jadi wajar jika dia tidak bisa dipercaya!

Freya anehnya mengangguk yang mengartikan itu benar!

"Aku mengerti Kakek. Ngomong-ngomong, Samael mengirimkan salam padamu, dan mengatakan akan mengunjungimu beberapa hari kedepan."

"Baiklah! Aku harus menyambutnya dengan baik nanti! Ingat Freya, jangan percaya padanya, terutama jangan dekat-dekat dengannya jika kau tidak mau mengalami nasib..."

"Bah, lupakan. Aku menunggumu dan bocah itu kesini. Sampai jumpa!"

Setelah menutup panggilan, Henry membuang ponsel sembarangan sebelum akhirnya dia jatuh malas ke kursi goyang.

"Apakah Freya itu melakukan sesuatu lagi pada cucuku?"

Henry menutup matanya mendengar kata-kata istrinya, tapi senyumannya tidak bisa disembunyikan, dan itu masih senyuman pahit!

"Keluarga Duodere kami hanya memiliki satu cabang, tapi antara keluarga utama dan cabang memiliki hubungan yang sangat dekat..."

"Itu karena...entah itu kutukan atau mungkin keberuntungan..."

"Setiap kali laki-laki lahir di keluarga utama, maka pasti akan ada satu perempuan yang lahir di keluarga cabang."

"Anehnya lagi, pada saat kedua sosok ini dewasa, hubungan mereka akan menjadi sangat dekat!"

Henry membuka matanya dan mengangkat tangannya pada istri didepannya sebelum berkata, "Dan disanalah, semua takdir akan dimulai."

"Maksudmu, menjadi pasangan bukan?"

Henry tertawa dan mengangguk, "Ya, itu adalah takdir pasangan, sama sepertiku dan dirimu istriku."

Istri Henry hanya tertawa dan berkata setelah duduk di kursi sebelah Henry, "Pada awalnya, kupikir Freya akan menjadi takdir anak kita..."

"Tapi dia meninggal dan menjauh dari Inggris yang sepertinya membuat itu tidak valid." Henry menutup matanya dan mengatakan itu.

"Sekarang, sepertinya takdir masih berlanjut...hanya saja, itu dilimpahkan pada cucuku..."

Istri Henry sekaligus nenek Samael berkata dengan sedikit senyuman, "Keluarga cabang sekarang hanya menyisahkan aku dan Freya."

"Meskipun kita dikatakan merupakan satu keluarga yang ada atas panji [Duodere], tapi darah kami pada dasarnya sedikit lebih encer..."

"Darah Samael dan Freya memang dari Duodere, tapi itu sendiri sangat jauh berbeda, dan asal mereka baru bisa disatukan setelah dilihat dari lima tingkat pohon keluarga....Atau bahkan lebih"

"Pernikahan diantara mereka, itu tidak masalah. Lagipula, adat kami juga seperti itu bukan?"

Henry hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sekarang apa itu adat? Tidak ada harganya jika tidak bisa mengikuti perkembangan zaman!"

"Tapi itu masih berlaku bukan? Freya, sepertinya jatuh ke telapak tangan cucu kami tanpa dia sadari."

Henry hanya tersenyum tak berdaya dan istrinya hanya tersenyum balas padanya.

Tapi dari percakapan keduanya, kita sebenarnya mendapat informasi yang sangat penting!

Freya dan Samael sendiri adalah satu saudara, tapi itu jika dlihat dari panji [Duodere] !!!

Namun jika dilihat secara garis besar tiga tingkat hukum pohon keluarga, keduanya bisa dikatakan orang asing!

Ini informasi yang berguna, tapi ada satu informasi yang lebih penting dari itu!

Itu adalah keberadaan pasangan takdir itu!

Mungkin ini ulah dari Kakek Dewa itu lagi, bagaimanapun dia menganggur disana~

Tapi yang pasti, Freya seharusnya menjadi pasangan Ayah Samael pada awalnya jika mengikuti takdir itu.

Sayangnya Ayah Samael meninggal, dan garis takdir ini jatuh ke sisi Samael!

Disini dapat diinfokan sesuatu yang luar biasa mengejutkan!

Bukankah ini mengartikan...Bahwa Samael untuk kesekian kalianya, menggali sudut ayahnya?

Pertama Helina, sekarang Freya...

Itu...mengerikan!

Next chapter