webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Not enough ratings
721 Chs

Roland

"Kau mengenal Duke...Tidak, maksudku Yang Mulia?"

Roland hanya mengangkat alisnya dan berpikir, "Apakah Samael itu Duke Inggris? Sampai-sampai disebut Yang Mulia oleh Mantan Putri Inggris...statusnya pasti tinggi."

Meski dia memikirkan ini dan tidak tahu akan kebenarannya, Roland masih mengangguk mendengar pertanyaan Teresa.

Tapi sebenarnya, kata-kata Roland terlalu ambigu dan bahkan orang biasa pun bisa mengatakan kalau dia mengatakan omong kosong!

Kenapa? Itu karena pada dasarnya, siapa yang tidak mengenal Samael?

Semua orang di luar tahu siapa itu Samael, tapi mereka tidak tahu bahwa Samael adalah Raja Inggris sekarang!

Lalu pada saat inilah Teresa bangun dan dengan serius mengacungkan pedangnya, "Jika kau memang temannya, kenapa kau tidak memiliki undangan?!"

Jelas karena Roland hanya mengenal Samael dari foto yang dia dapatkan dari sekretarisnya saat proses penyerangan teroris pada para pengusaha Top Dunia beberapa bulan yang lalu!

Selain itu, alasan dia mengukir nama Samael karena keberadaan Gabriel yang ada disampingnya waktu itu.

Dia tahu bahwa wanita itu....

"Sepertinya kau berbohong!" Teresa sudah mengatakan ini dan memotong pemikiran Roland saat ini!

Roland juga menghela nafas dan mengacungkan pedangnya juga, "Sepertinya memang harus melakukan ini."

"Ya ya, itu bagus Roland. Bunuh saja mereka semua, sisakan saja Kakakku itu, dia masih agak berha...Guah!"

Roland tiba-tiba memukul wajah Yohannes dengan punggung tangan kanannya sehingga itu langsung mematahkan hidungnya dan darah mengalir dari sana!

Yohannes langsung duduk dan memegang hidungnya, "Kenapa kau...sialan!"

"Badut, diamlah."

Dengan ini Roland tiba-tiba mengambil langkah maju, dimana perintah tiba-tiba jatuh: "Tembak !!!—"

Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! —————

Rentetan peluru langsung dikeluarkan menuju sosok Roland dan Yohannes...

Untungnya kebun agak jauh dari aula, dan bahkan tembakan ini mungkin akan dikira sebagai kembang api~

Tapi di sisi lawan, Roland hanya berbisik: "Kita lakukan, Durandal."

"Haaaaa—"

Gerakan tangan yang cepat dan penuh tenaga langsung dikeluarkan oleh Roland, dan dalam radius tiga meter dari dirinya, seluruh peluru langsung di potong habis olehnya!

Sebenarnya Roland hanya memiliki kekuatan fisik dan visi dinamis yang beberapa kali lebih kuat dari manusia biasa...

Alasan dia sangat kuat sama seperti halnya Teresa, pedangnya adalah sumber kekuatannya!

Durandal, pedang yang mampu memotong apapun!

Tapi bedanya adalah, Roland mampu menggunakan Durandal sesukanya, dan ini tidak seperti Teresa yang hanya mampu menarik "Excalibur" jika [Inggris] berada dalam bahaya!

Clack...Clack...Clack...

Semua senjata sudah kehabisan peluru pada saat ini, dan hanya beberapa peluru yang menyerempet kulit Roland...

Dan tidak beruntung bagi Yohannes, dia memiliki tiga tembakan di lengan kanan dan dua tembakan di paha kanannya!

"Ahh— Ah Ahhhhhh....Ahhhhhh—"

Teriakan ini membuat Roland tidak suka dan dia langsung menendang Yohannes jauh hingga menancap ke tiang tembok disekitar dan membentuk lengkungan besar disana!

Semua pasukan ketakutan dengan kemampuan tidak normal ini, dan hanya Teresa dan beberapa ksatria yang maju kali ini!

"Ayo!"

Saat itu, Roland berteriak keras dan dia mendatangi kelompok itu dengan kecepatan tinggi sambil membawa Durandal!

Roland menyerang, dan Teresa bertugas menahannya dengan kekuatan fisiknya yang memang tinggi!

Di sisi lain, ksatria lain juga menyerang dari arah lain dengan kekuatan yang jauh lebih kuat dari anggota militer biasa!

Roland dengan cepat menemukan celah, dan dia langsung menendang Teresa di depan sebelum akhirnya dia menebas sambil berputar dengan Durandal!

"Gah..."

Beberapa ksatria memiliki luka dalam di perut mereka, bahkan plat besi di tubuh mereka terlihat sangat mudah di potong!

Teresa di sisi lain menabrak beberapa anggota militer yang mulai mereload peluru, dan disana dia benar-benar bisa merasakan rasa sakit dan penderitaan aneh di seluruh tubuhnya!

Namun, serangan Durandal tidak menggores armornya dan tidak sampai menghancurkannya atau bahkan pedangnya!

"...Seperti yang diharapkan, pedangmu sepertinya spesial namun kenapa kau tidak membukanya?! Jika itu masalahnya..."

Durandal kemudian mundur sejenak dan dia mengepalkan pedangnya, "Biar kuserang kau bertubi-tubi."

"Tembak lagi! Gunakan shotgun atau bahkan segala macam jenis senjata! Cepat !!!"

Bang! Booom! Bshuuu—

"Mengganggu..."

Setelah itu, Durandal kemudian meningkatkan keseriusannya, dimana dia mengangkat kedua tangannya ke atas yang memegang gagang pedang Durandal...

Slash!

Hanya menebas kedepan, kali ini Roland langsung maju!

Jika tadi ada badut disampingnya, sekarang dia hanya harus menebas peluru yang menghalangi jalannya!

"Haaaaaaaaaaaaaaa!"

Teresa di sisi lain tiba-tiba mengangkat teriakan keras, dan sedikit sinar emas bersinar di pedangnya saat dia melawan Durandal dan Roland!

"Menarik!"

Roland kemudian merespons dengan juga meningkatkan kekuatannya pada Durandal dan menebasnya ke Teresa!

Saat itu pula, armor milik Teresa tiba-tiba hancur total karena tebasan berturut-turut, dan darah juga mengalir deras dari sekujur tubuh bagian depannya!

Meski begitu, Teresa masih menuangkan semua sisa kekuatan dalam dirinya yang tersisa ke pedangnya...

Dan kemudian dia langsung menyerang ke Roland, "Cross Crisis!"

Dia membuat gerakan menyerang berbentuk salib dengan dua tebasan!

"Terlalu dangkal!"

Roland masih menangkis satu serangan itu sementara tebasan lainnya melukai tangan kirinya!

"Sekali lagiiii—" (Teresa)

"Tembak lagi !!!" (Militer)

Teresa kemudian melanjutkan kerusakan dengan menendang Roland dan mengirimnya terbang ke gedung di belakangnya!

Setelah beberapa saat, rentetan peluru menyerang Roland yang kali ini beberapa peluru juga mengenai tubuhnya!

Roland sangat marah, dan dia meraung keras sehingga lantai dibawahnya hancur dimana dia langsung bergegas maju dengan pedang di tangannya!

Membelah ke berbagai arah, tujuan Roland kali ini adalah para Militer !!!

Blash! Blash! Blash! Blash! Blash! Blash! Blash! Blash!—

"Menghindar! Menghindar !!!"

Melihat beberapa manusia di belah seolah itu tahu, semuanya berlarian seperti semut yang ketakutan !!!

Tapi pada saat ini pula, seluruh tanaman disana tiba-tiba bergerak aneh dimana akar-akar mereka memanjang dan membesar saat mengikat kaki Roland!

" ?! "

Roland langsung terjatuh dalam tatapan bingung, tapi pada saat ini, sebuah portal hitam tiba-tiba muncul dibawah tempat dia jatuh...

Sebelum akhirnya dia menghilang?!

Teresa dan yang lainnya terdiam, sebelum akhirnya dia berteriak memerintah: "Cepat temukan orang itu, dan tangkap Yohannes lalu masukkan ke penjara terdalam !!!"

"Mengerti!"

Teresa menarik nafas dalam-dalam karena kelelahan, "Dunia menjadi semakin aneh, dan apa-apaan tadi itu?! Pengendalian tanaman, dan ruang?!"

Sementara itu di sisi lain, tidak jauh dari istana...

Sosok Roland terlihat muncul dan jatuh dengan tubuh terikat oleh akar tanaman tebal...

Dia masih tenang dan melihat sekeliling, dimana dia menemukan tiga sosok wanita disana.

"Begitu, Sara sudah mengetahui posisiku, dan kalian berdualah...jika tidak salah, Olivia dan Hana lah yang menjebakku tadi dan mengirimku kesini?"

Sara disana hanya bertanya, "Kau sangat tenang."

Roland hanya diam, dan pada saat ini, Durandal miliknya bersinar dan seluruh akar itu terputus dengan cepat!

Tubuh kekar Roland langsung berdiri dan menatap dingin ketiga wanita itu, "Karena kalian disini, dimana Chelsea?!"