515 Persaingan untuk Ratu?

Di ruangan ganti, dengan bantuan Freya, Samael tidak bisa membantu tapi berbisik...

"Ini tidak baik, aku rasa aku semakin merosot dalam kehidupan ini. Buktinya aku menjadi semakin terbiasa saat kau membantuku berganti pakaian."

Sayangnya Freya masih dengan dingin menjawab, "Sejak awal kau sudah merosot saudaraku."

"Hah? Aku merosot sejak awal? Kapan?"

"Bukankah itu sudah jelas, wanita-wanita itu, bukankah itu wanitamu di luar?"

Freya berdiri dan dari samping dia menatap tajam Samael, "Jika wanita sebanyak itu bukan karena kemerosotanmu sejak awal, lalu apa?!"

"Ugh...Jadi itu maksudmu."

Samael menggaruk pipinya dan hanya bisa tertawa kosong.

Dia awalnya hanya berbicara kemerosotannnya tentang kehidupan sehari-hari, bukan masalah kemerosotannnya dalam masalah asmara!

Jika itu yang terakhir, bahkan seluruh Dunia tahu kalau dia sudah merosot ke Neraka !!!!–

Dan karena alasan inilah Freya menghela nafas saat mengatakan, "Aku benar-benar tidak tahu, bagaimana bisa Malaikat setingkat Gabriel yang dikatakan duduk di sisi kiri Tuhan menciummu tadi."

"Bagaimana rasanya?"

Samael merenung dan berpikir, "Rasanya seperti biasanya, itu sangat lembut dan hangat..."

"Tunggu! Seperti biasanya?! Samael! Kau, kau..."

Memegang kerah baju yang baru saja dia pakaikan, Freya terkejut dengan kata-kata Samael!

Samael hanya tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke Kakak Perempuan atau bahkan Bibinya ini.

Disana dia berbisik, "Aku dan Gabriel sudah bertemu sangat, sangat lama dan menjalin hubungan jauh lebih lama dari yang lain..."

"Alasan dia dan yang lain datang, kau bisa mengatakan karena aku yang mengundang mereka~"

"...."

Freya tanpa sadar membuka mulutnya mendengar ini...

Dunia pasti gila jika mendengarnya!

Jadi inilah alasannya kenapa para Malaikat membantu prosesinya menjadi Raja hari ini, dan ini alasan kenapa Gabriel menciumnya?!

Jangan bilang, Gabriel ini ingin pamer pada Dunia dan mengisyaratkan bahwa Samael adalah miliknya?!

Malaikat tidak tahu malu!

Sementara di sisi lain, di lantai tujuh Surga, ruangan pribadi Gabriel.

Saat ini dia tanpa sadar memiringkan kepalanya dan berbisik, "Aneh, ada yang mengatakan aku tidak tahu malu tadi, siapa?"

"Yegudiel? Raphael? Huhh...Menjadi Kakak Perempuan yang sempurna bagi mereka benar-benar berat~"

"Tapi...Ufufu~ Aku mendapat kesempatan banyak dengan My Lord tadi~"

Dengan memegang kedua pipinya yang memerah, Gabriel menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri di sofa mahal itu saat ini tanpa mencari tahu siapa yang mengatainya tadi!

Kembali ke sisi Samael, dia saat ini mencium bibir pelayan pribadi satu ini, dan bahkan memastikan untuk membuat ini sebagai ciuman dalam!

Freya tersentak karena ini, dan karena kejadian tiba-tiba ini, dia menjadi pasif!

Hanya saja satu menit kemudian, Samael menarik wajahnya sambil tersenyum nakal: "Yup, Freya yang seperti ini sangat menyegarkan."

"...Huh! Samael, kau badass!"

.....

Di sisi lain, di sebuah kamar pribadi lainnya.

"Bagaimana rasanya teh itu?"

Helina yang telah merasakan rasa teh hitam itu hanya menjawab, "Yaa, memang lebih segar. Jadi inikah teh hitam Inggris..."

Victoria tersenyum anggun karena ini, dan Sophie serta Charlotte menggertakkan giginya karena ini!

Di sisi lain, Tivania menatap Sophie dengan tajam saat mengatakan: "Jadi, kau adalah Calon Ratu Samael?"

"Umm? Aku...Itu dia, yang memutuskan."

Menjawab pertanyaan Tivania, Sophie juga menambahkan: "Dan kau?"

"Putri Pertama Kerajaan Liechtenstein, Tunangan Samael yang sudah diputuskan oleh Keluarga kami berdua sejak kecil !!!"

Sophie membelakkan matanya sejenak, dan Nenek Haura disamping tiba-tiba berkata: "Jadi itu kau, Tunangan yang dicari bocah bodoh sialan itu?"

Tivania segera tersadar dan segera menjawab dengan lembut, meski dia juga agak canggung saat mengatakan: "Salam Nenek, namaku Tivania Liechtenstein."

Nenek Haura disamping tersenyum lembut, "Jangan terlalu sopan sayang, sungguh...kau sangat cantik."

Pujian Nenek Haura membuat Tivania senang dan tanpa sadar dia mengibaskan rambutnya ringan saat menatap ke sekitar.

Di matanya, semua orang bisa melihat kata-kata: "Aku sudah mendapatkan persetujuan Nenek! Kalian bagaimana?"

Semua wanita disana kecuali kelompok dari Inggris dan Helina merasa sangat kesal karena tatapan ini!

Dan segera mereka langsung bergerak ke arah Nenek Haura dengan berbagai pesona mereka!

Nenek Haura di luar sangatlah lembut, tapi saat ini di dalamnya, dia benar-benar ingin pergi ke cucunya sekarang !!!

Berapa banyak yang dia punya di luar?

Dan kenapa laki-laki seperti itu bisa diperhatikan oleh Malaikat Suci tertinggi Gabriel?!

Apakah Dunia benar-benar sudah gila?!

Helina di sisi lain hanya bisa memalingkan wajah, "Ini bahkan belum masuk sepertiga, jika para model seksi itu dihitung...Aku tidak tahu, apa reaksi Ibu nanti."

Di satu sisi, Sophie akhirnya menatap Tivania dengan pahit.

Apakah ini yang namanya saingan takdir?

Apakah ini adalah versiku dari Victoria dan Charlotte nanti?

Maksudku, yang satu adalah Tunangan Yang Mulia sejak bayi, sementara aku adalah Calon Ratu yang ditunjuk oleh dia sendiri...

Adapun Tivania, dia sendiri hanya bisa berpikir, "Apakah aku harus merebut posisinya?"

Keduanya terjerat dalam masalah yang sedikit...ambigu.

Tapi pada saat ini, pintu ruangan terbuka dan dari sana muncul sosok dua wanita yang cantik namun berbeda sifat muncul!

Victoria segera berdiri dan bertanya, "Teresa, Latifa, ada masalah apa?"

Teresa adalah yang pertama menjawab, "Ibunda! Dimana Du...Maksudku Yang Mulia saat ini?"

"Yang Mulia? Dia sepertinya sedang berganti pakaian, apakah ada masalah?"

Latifa yang mendengarnya segera menjawab dengan lembut, "Sebenarnya, Keluarga Kerajaan dari Arab meminta waktu untuk audien dengan Yang Mulia secara pribadi saat ini."

"Ohh..."

Victoria mengangguk paham, dan Nenek Haura juga paham dengan ini, bahkan mereka merasa ini adalah hal yang wajar.

Tapi untuk Helina, dia mengangkat alisnya dan bertanya: "Apakah mereka?"

"Sayang? Dari kata-katamu, kau mengenal mereka?"

Helina mengangguk dan menjawab, "Lebih tepatnya, itu Samael yang mengenal mereka. Mungkin lebih cocok untuk mengatakan, persahabatan keduanya sangat dekat!"

"Lalu, apakah ada masalah lainnya?" tanya Charlotte tiba-tiba.

Wajah Teresa menjadi aneh, tapi dia menarik nafas dalam-dalam saat mengatakan: "Diluar memang banyak warga yang ingin masuk untuk melihat Yang Mulia..."

"Secara dikatakan bahwa Yang Mulia, adalah kesayangan Surga."

"Tapi beberapa dari mereka, umm..."

"Ada apa?"

Dengan wajah memerah, Teresa menjawab: "Mereka mengatakan, Umm, untuk para wanita, mereka mengatakan kalau mereka adalah...Kekasih malam Yang Mulia !!!!"

"Dan untuk massa laki-laki, mereka mengatakan bahwa mereka ingin meminta Yang Mulia untuk turun tahta karena diduga..."

"Dia, merusak keharmonisan rumah tangga mereka !!!"

"....." xN

avataravatar
Next chapter