webnovel

Percakapan di Malam Hari...

Kedatangan Sophie sebenarnya tidak terlalu mengejutkan.

Bagaimana untuk mengatakannya, bahkan orang bodoh pun akan mengira bahwa Sophie akan datang ke sisinya setelah acara tadi pagi!

Toh ini semua ada kaitannya dengan permintaan Sophie di Shared Date APP.

"Membicarakan masalah ini, pesanan ini sebenarnya agak aneh bukan? Dibandingkan pesanan pertama, kedua, atau bahkan yang ketiga..."

"Pesanan Sophie lebih seperti dia meminta sesuatu pada Kakek Dewa, dan aku diturunkan sebagai utusannya?"

"Tunggu, itu artinya sejak awal...aku pesuruh Kakek Bajingan itu, kan?"

"Tidak...Jika dipikirkan, bukankah itu memang sudah terjadi sejak awal aku membuka Buku Permintaan dua tahun yang lalu?"

Selagi Samael memikirkan ini, Freya sudah membiarkan Sophie masuk.

"Duke...atau Yang Mulia? Apa yang menurutmu bagus?"

Pertanyaan pertama ini membuat Samael menopang pipinya di kursi dan berkata, "Kau adalah calon Permaisuriku, apakah kata-kata itu penting sekarang?"

Sophie menunjukkan senyuman yang indah mendengarnya, tapi ini membuat Freya tidak senang...

Pada akhirnya dia hanya bisa membungkukkan kepalanya pada Samael dan Sophie sebelum akhirnya dia pergi keluar.

Kepergiannya membuat mata Sophie kehilangan sedikit cahaya, dan bisa dikatakan, agak menyesal?

Samael melihat ini sudah tahu akan ada percikan diantara keduanya, tapi sekarang Sophie ada di depan matanya.

Tidak mungkin dia akan memilih Freya di luar kan?!

"Duduklah, lalu katakan apa yang ingin kau bicarakan denganku."

Dengan perintah ini, Sophie mulai mengambil kursi kecil dan duduk berseberangan disamping Samael yang masih duduk di kursi kerja~

Ngomong-ngomong, posisi keduanya benar-benar dekat~

Merasakan tubuh halus dan lembut Sophie yang entah bagaimana mendekat ke arah lengannya, Samael bertanya: "Biarkan aku menebak dulu, apakah kau kesini mengenai masalah permintaanmu?"

"...Ya, itu adalah permintaanku sejak awal. Siapa sangka, semuanya akan menjadi kenyataan!"

Mendongak ke atas, Sophie memejamkan matanya dan memikirkan apa yang terjadi selama beberapa hari belakang...

Benar-benar, banyak hal yang terjadi selama itu!

Tapi disaat yang sama dia tahu, jika bukan karena sosok laki-laki disampingnya, bahkan dia mungkin tidak akan bisa masuk ke ruangan ini.

Jadi dia membuka matanya dan melihat ke arah Samael untuk mengucapkan, "Terima kasih."

"Hanya itu?"

"Umm? Apakah ada hal lain yang perlu aku katakan?" Sophie kebingungan kali ini.

Samael tertawa melihat ini sebelum akhirnya dia berkata, "Tidak perlu, itu saja sudah cukup."

"Terlebih lagi, apa lagi yang bisa kuminta padamu saat ini?"

"...Tubuhku?"

"...."

Kedua pasang mata orang itu bertemu satu sama lain, sebelum akhirnya Samael tidak bisa menahan tawanya.

Memikirkan cara Sophie menjawab tadi, Samael benar-benar tertawa: "Hahahaha— Ya ya, itu juga benar!"

"Tapi apakah aku perlu itu sekarang? Satu jari dariku akan menarik banyak wanita cantik di Inggris untuk masuk ke haremku kau tahu?"

"Huh! Yang Mulia, kau ingin menjadi Raja yang merosot dalam keindahan?!"

"Benar saja, laki-laki adalah bajingan sejati. Meskipun terkadang Anda sangat lembut, di balik kelembutan itu ternyata ada sesuatu yang menjebak!"

"Oh? Jadi itu artinya, Sophie ku sudah terjebak dibawah topeng lembutku?" Samael masih menggoda Sophie.

Wajah Sophie memerah dan dia memalingkan wajahnya saat ini.

Dia tidak mungkin akan mengatakan, ""Sebenarnya, sejak awal aku sudah terjebak olehmu"" kan?!

Itu memalukan!

Samael tidak melanjutkan masalah ini dulu dan berkata, "Tapi...Hmm, kau benar Sophie."

"Aku hanya orang yang selalu memasang topeng dibalik topengku yang lain."

" ??? "

Melihat Sophie kebingungan, Samael tidak ragu untuk berdiri dari kursinya dan berjalan agak jauh dari meja belajarnya.

Dia berbalik sambil merentangkan kedua tangannya saat melihat Sophie: "Ja jan...Sudah paham maksudku?"

"Yang, Yang Mulia! Kakimu...Anda, tidak memiliki masalah untuk berdiri atau bahkan berjalan?!"

Sophie terkejut bukan main sehingga dia bahkan langsung berdiri dari kursinya!

Samael mengangkat bahunya dan berkata, "Sudah kubilang, dibalik topeng yang kupakai, masih ada topeng lainnya yang tidak aku tunjukkan."

"Sejak awal, semua yang kulakukan hanyalah sebuah akting. Semuanya..."

Dengan gerakan lihai saat menunjuk Sophie dengan telapak tangannya menghadap ke atas, Samael berkata: "Jadi kau sudah paham?"

"Samael yang kau kenal, sejak awal hanyalah sebuah karakter yang dibuat dari karakter Samael yang lain~"

"...Itulah kenyataannya!"

Sophie menopang tubuhnya dengan kedua tangannya yang memegang meja, sebelum akhirnya dia berjalan dengan langkah kasar ke arah Samael!

Menghadap Samael, dia harus mendongak sebelum akhirnya dia mendorong Samael kebawah!

Bumm....

"Jadi semuanya adalah kebohongan?"

"Ahh? Bukankah sejak awal kau juga berbohong padaku?" Samael menanyakan ini saat Sophie menindihnya dari atas!

Sophie menggertakkan giginya keras, "Aku tidak menyangka bahwa aku akan benar-benar jatuh dibawah karaktermu yang lain Yang Mulia!"

"Apakah Freya tahu ini?"

"Dia tahu, lagipula dia keluargaku~" Samael berbisik: "Dan calonku juga..."

"Ohhh– Yang Mulia! Kau benar-benar banyak bermain bukan? Jadi..."

Dengan gerakan mengangkat sedikit matanya, Sophie berkata: "Kau harus bertanggung jawab !!"

"...."

Samael terdiam sejenak sehingga ini membuat Sophie terdiam.

Tidak, Tidak, Tidak...Apakah tadi aku salah mengatakan sesuatu? Bukankah seharusnya kata-kata tadi itu benar?....

Sophie merasa memerah karena malu!

Tapi sebenarnya alasan kenapa Samael terdiam bukan karena Sophie mengatakan hal yang salah!

Dia terdiam karena...bukankah itu karena sejak awal dia sudah bertanggung jawab?

Dari sejak dia menerima pesanan Shared Date APP, mengambilnya dari Baron Cohen, mendukungnya di Kerajaan, sampai akhirnya memperjuangkan keinginannya...

Kurang bertanggung jawab apa lagi aku ini?!

Hey...pantas saja wanita tergila-gila padaku, aku ternyata laki-laki yang sangat bertanggung jawab !!!

Tapi saat ini, pintu ruangan itu sudah terbuka!

Itu karena dari luar, Freya mendengar sesuatu yang berdengung dari dalam!

Saat dia masuk, dia melihat Sophie yang sudah menindih Samael, dimana sang laki ini malah menatap kosong pada Sophie...

Melihat Freya masuk, Samael akhirnya meliriknya sejenak, lalu ke arah Sophie...

Melirik Freya lagi...lalu ke Sophie...

"Ahhh begitu!"

Seolah Samael mendapatkan pencerahan, Samael segera mengulurkan tangannya ke arah Freya seolah ingin mengajaknya.

"Yaa...Freya, kau mau bergabung?"

"Aku tidak keberatan menambah beban tambahan di atasku sekarang kau tahu~~"

Next chapter