webnovel

Menghela Nafas

Beberapa puluh menit kemudian.

Suara ambulan yang semakin pelan terdengar bahkan dari ruangan tepat dimana Samael masih duduk sambil melipat kaki dan tangannya di dadanya.

Berbeda dengan itu, Aresha terlihat menatapnya dengan sangat serius dan gugup semenjak Wanda dibawa pergi ke rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut.

Yahh, itu wajar. Melihat kondisi Wanda yang sudah hampir setengah mati, itu benar-benar menakutkan.

Untungnya ada La Satia Group disini yang membuat kedokteran naik beberapa kasta di hati banyak orang.

Seperti yang Samael katakan. Meskipun serum peremajaan itu sudah hebat, tapi para peneliti disini lebih hebat lagi, dimana mereka mengambil jenis faktor regen dari serum itu dan mengembangkan teknologi yang membantu banyak manusia cacat untuk hidup normal kembali.

Tentu saja sekali lagi, teknologi itu masih di monopoli oleh Samael, atau lebih tepatnya oleh La Satia Group.

Karena itulah, banyak perusahaan menargetkannya sekarang. Benar-benar hari yang menggemberikan ketika dia ditargetkan, lalu memberikan Uno Reverse kepada mereka.

Memikirkan ini saja...membuat senyuman jahat Samael tidak bisa ditahan!

"Sekarang kembali ke topik pembahasan."

"Samael! Sebelum itu, kau berikan penjelasan kepada kami! Apa yang kau lakukan kepada Kakak..."

"DIAMLAH! AKU TIDAK ADA URUSAN DENGANMU! KAU BENAR-BENAR MENJENGKELKAN, PERGILAH!"

Samael mengerutkan keningnya dan marah pada Alisha secara langsung yang pada hari ini benar-benar membuatnya kesal.

Alisha membelakkan matanya terkejut mendengar raungan Samael, dan Kalika sendiri hanya menutup matanya sambil menarik tangan Alisha untuk diam dan duduk kembali.

Samael masih melanjutkan, "Sosok yang kau sebut Kakak itu adalah Pelacur sesungguhnya di keluarga kalian. Aku tidak peduli apa hubungan kalian, tapi selama itu menganggu rencanaku, aku akan membersihkannya."

Tekanan aneh menyelimuti Samael, dan itu membentuk halusinasi aneh di ketiga mata wanita itu...

Seolah orang yang duduk disana adalah sosok yang mengendalikan semua manusia, dan jalan yang ditempuh olehnya bukanlah jalan biasa, merupakan jalan penuh akan darah yang sesungguhnya!

....Samael memang seperti ini.

Dia selalu gentle dan akan mengalah pada wanita apapun bentuk dan sifatnya. Dengan syarat, selama mereka tidak berada tepat di jalannya.

Tapi jika itu sudah ada di jalannya, terutama menghalangi jalan dari rencananya...

Masih ingat nasib para Putri dari Kerajaan Britannia Raya di Blue Star? Itu hasil dari mereka yang menghalangi jalan Samael.

Dan sekarang, Alisha mencoba menghalangi pembicaraan dan artinya menghambat rencananya. Wajar jika Samael akan marah dan menunjukkan sosok sifatnya yang tanpa ampun bahkan bagi wanita cantik sekalipun!

"Tapi...."

"Alisha, diam. Ini urusanku dan putriku, dan dia benar...kau tidak perlu kasihan pada Wanda. Ini adalah hal yang harus kau camkan di hatimu jika ingin menjadi anggota inti keluarga."

Alisha diam-diam mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar apa yang Aresha katakan.

Itu benar-benar...egois!

"Sekarang Tuan Samael, jika tidak ada lelucon lainnya, kuharap Anda segera meninggalkan wilayah ini."

Samael mendecakkan lidahnya berkali-kali, "Apakah kau masih tidak sadar? Aku ingin perusahaaanmu. Sebagai gantinya, aku bisa membantumu melenyapkan...ahh, maksudmu menyelematkan Wanda dengan teknologi La Satia Group kami?"

"Wahh, jika dia tidak kami bantu, dia akan cacat bahkan jika operasinya berhasil loh? Mungkin dia akan bunuh diri tepat setelah dia sadar?"

"Ahhhh..." Samael mencondongkan tubuhnya kedepan dan membelah senyumannya lebar: "Sungguh tragedi yang menyedihkan bukan?"

"...."

Samael: "Dan kalian tidak ingin tragedi itu...terjadi pada setiap anggota keluargamu, kan?"

" !!! " x2

Kalika pada saat ini menarik lengan jas Samael dan berkata: "Kurasa itu sudah cukup kan?"

"Yahh, karena kau sudah mengatakan itu, kurasa itu memang sudah cukup. Untuk saat ini, kan?"

Setelah itu Samael terlihat membuat wajah datar, dan kemudian dia berdiri.

Dia menatap rendah Aresha dan berkata, "Akan ada pertempuran besar di pasar saham yang Wanda buat beberapa hari lagi. Dan akan kupastikan, apa yang kalian tabur, adalah apa yang kalian tuai."

"Yah, pokoknya semangat. Jangan hancur dulu sebelum aku menginjak kalian secara pribadi."

"Whuppp tttoo..."

Kemudian Samael mengangkat Kalika yang tidak bereaksi ke dalam pelukan putri, dan pergi dibawah tatapan kosong keduanya.

Kalika akhirnya sadar, "T-Tunggu! Kemana kau akan membawaku ?! Turunkan!"

"Haaaa ?!" Samael bingung, "Aku disini untuk meminta bayaran untuk biaya perawatan Wanda. Dan kau, Kalika Zhini Aura, adalah bayarannya!"

"Sekarang, ikuti aku ke rumahku! Tidak ada yang bisa kau tolak! Dan kalian, para tolol sekalian, cepat buka jalannya goblok!"

"Y-Ya, Bos!" x4

Samael pergi dengan Kalika yang anehnya memilih untuk diam setelah mendengar alasan Samael.

Sementara itu, Alisha dengan takut menatap Aresha yang diam, dan akhirnya dia mengikuti mereka dibelakang dengan langkah diam-diam.

Hanya Aresha yang ditinggalkan di ruangan itu, sampai akhirnya dia tanpa sadar menunjukkan senyuman di wajahnya.

Dia terkejut dan menyentuh wajahnya dengan linglung. Kemudian dia tersadar...

"Apakah begitu, Samael Duodere. Meskipun aku tidak tahu apakah ini benar-benar wajahmu, tapi....aku yakin kau memang mencintai putriku."

"Sekarang masalah, apa yang harus kulakukan. Bahkan jika dia mencintai putriku, dia adalah tipe keras kepala, dan dia pasti tidak akan berhenti untuk menargetkan keluarga dan perusahaan."

Aresha menghela nafas dan berjalan menuju jendela besar di ruangan itu.

Melihat lingkungan perkotaan di luar, Aresha berbisik: "Ini benar-benar anak laki-laki yang menakutkan. Hal apa yang dia lalui untuk membentuk kesadaran seperti itu..."

"Yaa...itu memang wajar. Karena di Dunia ini, semuanya sangat kejam."

---------------

Beberapa saat kemudian, villa Samael.

Samael duduk dengan Lily dan Aura di kedua pahanya yang bermain apalah itu namanya, sementara Laelia dan Atira yang menggendong Giselle yang tertidur menatap Kalika di sisi berseberangan.

Kalika dengan wajah tenang menatap keduanya, sementara Alisha menundukkan kepalanya.

Dia bahkan mulai menyesal mengikuti Samael kesini!

".....Huhhhhhhhh.....Huuhhhhhhhhhhhhhhhhhh...."

Bahkan Laelia harus menghela nafas panjang dua kali pada saat ini!

Dan tidak lupa dia menarik telinga Samael dengan keras disana. Karena hanya ini yang bisa dia pikirkan sekarang.

Atira menatap kosong ke arah Kalika, dan hanya mulutnya yang bernafas lemah disana yang membuktikan bahwa dia masih sadar dan hidup.

"Aku mengandung putri Samael!"

"Terang-terangan ?!" Laelia terkejut bukan main, dan akhirnya Atira juga terbangun!

"Papa! Kau, kau main di luar kan ?! Dan masih Kalika objeknya ?!"

Samael yang ditarik di kiri dan kanan hanya bisa menjawab dengan kosong: "Yahhh, ceritanya panjang, dan jika ditulis, akan sampai 10 chp. Jadi aku hanya bisa mengatakannya, dia memang anakku."

"Wooooo...kenapa aku menikahi laki-laki seperti ini." Atira mengerang sedih sambil memeluk Giselle dengan lebih erat.

Sudut mulut Samael berkedut, "Itu karena aku juga menghamilimu waktu itu, sehingga kau membuka hatimu padaku."

"....Humph!" Atira mendengus kesal, dan kemudian dia menatap Kalika dengan tajam.

Kalika balas tatap dengan tenang, "Aku juga istri Samael !!!"

"... Benar-benar tidak ada malu kau...aku tidak tahu harus memuji atau tidak." Atira cemberut dan akhirnya membuang muka.

Samael menghela nafas sambil mengelus kedua kepala putrinya yang terlihat memunculkan tiga tanda tanya hitam besar di atas kepalanya.

Laelia sendiri menarik kembali jewerannya dari telinga Samael, kemudian dia menghela nafas lagi sambil mengelus pelipisnya.

"Ada lagi?"

"Di Dunia sana, banyak."

"Disini?"

"....Agnes, dihitung?"

"....."

Samael: "Jangan khawatir, Agnes tidak hamil. Kita main aman!"

".....Huhhhhhhhhh...."

Next chapter