webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Not enough ratings
721 Chs

Hanya yang Memenuhi Syarat Saja!

Sosok yang muncul ini benar-benar seperti yang Samael pikirkan sebelumnya, lagipula masalah seperti ini sangat mudah ditebak~

Sosok disana adalah Putri Teresa yang memiliki penampilan berbeda dari dirinya tadi di arena pertempuran!

Dia sekarang mengenakan gaun persik dimana lapisan atasnya memiliki pola bunga di ujung gaunnya.

Di sana, pakaiannya juga dipadukan dengan korset merah muda dan putih yang juga digabung dengan baju besi tidak lengkap berwarna hitam, emas, dan perak di lengan dan kakinya. 

Ditambah di bagian belakangnya, dia mengenakan jubah yang memiliki lambang Ksatria Kerajaan Inggris.

Bahkan dia menata rambutnya secara berbeda kali ini. 

Rambut emasnya saat ini di kuncir kuda ke kanan dengan pita bunga putih dan kuning di rambut pirangnya

Ditambah dengan tiara mungil perak dan mata biru. Teresa yang sekarang benar-benar berbeda.

Bisa dibilang...lebih feminim.

Jika saja tidak ada baju besi itu, sayang sekali~

Tapi sekarang bukan waktunya ini, karena Ratu Victoria benar-benar tercengang dan langsung melepas pelukannya pada Samael!

"Aku, apa yang aku lakukan tadi....T-Teresa, dengarkan, tadi bukan seperti yang kau bayangkan!" kata Ratu Victoria dengan tergesa-gesa.

Tapi Putri Teresa tidak peduli, dan dia akhirnya tahu kenapa Ibundanya tadi terlihat aneh saat menolak mentah-mentah masalah pertanyaan perjodohan antara dirinya dan Samael!

Ternyata itu karena ibundanya menyukai Duke Samael !!–

Bagaimana ini bisa terjadi...

"Ibunda, dan Ratu Charlotte! Juga Duke Samael! Kalian, tidakkah kalian tahu apa itu malu?!"

Putri Teresa meledak, "Kalian bertiga benar-benar berani untuk main belakang dengan Ayahanda!"

Mendengar ini, wajah Samael agak aneh sejenak sebelum akhirnya dia berkata, "Putri Teresa, apa yang kau lihat bukan berarti itu kebenarannya."

"Maksudmu aku buta?!"

"Tidak, tapi coba pikirkan." Samael mengangkat satu jarinya dan berkata, "Rentang waktu antara kau masuk dengan kejadian tak terduga dengan yang kau lihat..."

"Sekarang bisakah saya bertanya, apakah Putri Teresa yakin dengan pasti apa yang terjadi sehingga kejadian disekitarku tadi terjadi?"

"Apakah Putri yakin itu seperti yang Anda pikirkan?"

Sayangnya para pelayan disana diam-diam memalingkan muka dan ingin memuntahkan kalimat!

Memang itulah yang terjadi!

Demi Tuhan, kami menjadi saksinya meski kami takut untuk mengatakannya–

Tapi bagi Putri Teresa, kata-kata Samael yang dikeluarkannya dengan wajah tenang benar-benar membuatnya kesusahan.

Apakah aku...salah paham?

Dia menatap Ratu Victoria dan Ratu Charlotte yang dengan mudah membuat wajah menghela nafas disana...

Ahhh?! Apakah aku salah paham?!

Wajah Putri Teresa memerah karena melihat akting tingkat tinggi dari dua veteran Ratu ini!

Lihat bukan, kekuatan akting serta kemampuan untuk merubah wajah dengan cepat dari para Bangsawan itu sangat kuat!

Tapi diam-diam Samael bisa melihat bahwa kedua tangan dari dua Ratu ini bergetar, dan keringat diam-diam keluar dari dahi mereka.

Ini hanya pembicaraan ringan, bagaimana bisa berkeringat?

Jadi jelas mereka masih sedikit gugup~

Sayangnya Samael tidak peduli dan hanya tersenyum kecil. Cara menenangkan seperti ini, dia berani mengatakan bahwa hanya dia yang bisa!

Dibandingkan mencoba menenangkan kedua Ratu ini sendirian, lebih baik meminta bantuan pihak ketiga~

Inilah kenapa dia menjadi boneka tadi, karena dia mendengar langkah kaki dan dentang logam yang menunjukkan bahwa itu pasti Putri Teresa.

Karena pilihan itu menjadi seorang ksatria, itu tidak mungkin karena tempat ini terblokir untuk para ksatria~

Sekarang lihat hasilnya, sempurna ~~

Clack...

Tiba-tiba pintu terbuka lagi disaat hal canggung ini berlangsung, dimana Sophie yang memiliki wajah yang percaya diri masuk.

Mungkin ada konsultasi dengan Freya sehingga dia menjadi lebih percaya, tapi...

"Apakah aku melewatkan sesuatu?

------------

Keesokan harinya.

Samael dengan pakaian formal dan jubah mahal yang terpasang di belakangnya maju menuju ruang pertemuan bersama Cauls.

Alasan kenapa Cauls yang bersamanya kali ini, itu karena keperluan yang perlu Samael lakukan mewakili Raja Tua itu sendiri sehingga Cauls lah yang ikut sebagai pembantu sementaranya.

Sampai di depan pintu ruangan mewah yang dijaga oleh dua penjaga, Samael masuk dengan tatapan hormat dua penjaga pintu yang membukakan pintu untuknya.

Di dalam, sudah ada enam sosok pria dan empat wanita yang duduk tegak, dengan dibelakang mereka adalah orang-orang kepercayaan mereka.

Melihat kedatangan Samael, mereka semua tanpa terkecuali langsung berdiri dan memberikan hormat pertemuan padanya.

Samael menerima ini lalu langsung uduk di kursi utama, dan semuanya juga kembali duduk.

Di sisi kanan dan kirinya adalah kandidat tertinggi Raja Inggris

Pangeran Pertama, Pangeran Jonathan dengan dua Jendral Kerajaan yang berdiri dibelakangnya.

Dan sisi lainnya adalah Pangeran Ketiga, Pangeran Morrigan yang ditemani oleh satu pria tua yang merupakan Perdana Menteri Raja Tua sebelumnya.

Disana Samael juga melihat Putri Teresa yang menatapnya sedikit curiga dengan dua ksatria wanita cantik dibelakangnya.

Di sebelahnya adalah wanita cantik berambut krem, dan wajahnya 70% mirip dengan Ratu Victoria.

Jelas, dia adalah Putri keempat serta putri kandung kedua Ratu Victoria, Latifa David.

Tapi yang paling mencolok dari pertemuan ini tentunya dua sosok wanita dengan dibelakangnya berdiri masing-masing satu pria muda dengan wajah penuh percaya diri!

Jelas mereka adalah Putri Kedua dan Ketiga serta suami mereka!

Jadi kata pertama yang keluar dari mulut Samael adalah...

"Yang tidak memiliki hak dalam suksesi, keluar!"

Wajah kedua pria itu langsung tercengang, tapi Samael hanya menatapnya ringan: "Kalian bukan pendukung, dan bahkan bukan pemilik kekuatan besar dibelakang Putri Kedua dan Putri Ketiga."

"Peringatan keras, jika kalian tidak keluar, maka hak dua Putri akan saya cabut!"

Tubuh kedua pria itu bergetar, karena kata-kata Samael benar-benar membuat mereka marah!

Tapi Samael benar!

Ambil contoh Jendral Pots, dia adalah pendukung asli Pangeran Jonathan, dan dia memiliki kuasa di kemiliteran!

Di sisi lain adalah Putri Teresa dengan kedua ksatria ini, itu menunjukkan bahwa dia sudah menunjukkan posisinya!

Tapi lihat Putri Kedua dan Ketiga, mereka membawa orang luar (suami) kesini tanpa ada maksud mendukung keduanya...

Ini benar-benar menyalahi peraturan pertemuan ini !!!

Benalu dan Punggawa, ada beda tipis diantara keduanya~

"Duke Duodere, mereka adalah suami saya. Bisakah Anda membiarkan..."

"Aku ulangi sekali lagi, keluar !!!" Samael menyipitkan matanya langsung dengan aura pembunuh kuat pada kedua putri ini.

Sejak awal, dua orang ini sudah keluar di mata Samael!

Tidak perlu belas kasihan!

Dengan sakit, marah, tidak terima, dan benci, kedua pria itu langsung pergi dengan tatapan ejekan dari dua Pangeran Pertama dan Ketiga.

Lagipula, siapa yang bodoh di ruang pertemuan ini?

Mereka tahu dengan jelas ambisi mereka oke?

Dan untuk pertama kalinya, dua pangeran ini memberi like pada Samael~

Setelah mereka keluar, sekarang Samael berbicara: "Pangeran Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, dan Ketujuh, ditambah Putri Pertama, Kedua, Ketiga, dan Keempat..."

"Pangeran Kedelapan dan Putri Kelima masih kecil, sedangkan Pangeran Keenam dalam masa pengasingan."

"Sekarang anggota acara ini sudah selesai berkumpul!"

Samael mengangkat gelas di tangannya, memutarnya anggun dan menyesapnya ringan sebelum akhirnya dia menaruh kembali cangkir itu.

Tapi setelah itu...

"Benar saja, masih terlalu naif. Racunnya memang efektif, tapi tidak terlalu kuat sehingga membutuhkan waktu untuk bekerja."

Dengan wajah datar, dia mengangkat kepalanya dan bertanya: "Jadi, siapa yang ingin meracuniku saat ini?"

" !!! "