webnovel

General Manager – Samael

Beberapa Jam Kemudian.

"Perhatian pada seluruhnya..."

Lucy tercengang melihat reaksi karyawannya dan akhirnya mengangguk puas, "Sepertinya kalian semua disini sudah tahu apa yang ingin kukatakan, dan ini mempercepat waktu karena aku tidak mau efektivitas kerja kalian menurun karena ini."

Orang-orang disana berbisik tenang melihat Lucy yang berdiri di depan, dengan Samael yang ada dibelakangnya.

Tidak perlu dikatakan lagi, mereka bisa menebak sesuatu kali ini, dan bahkan dengan dikumpulkannya beberapa Ketua Bagian Department perusahaan, jelas itu sudah keputusan pasti.

"Samael, majulah."

"Ya, Ketua." Samael maju kesamping Lucy, dan Lucy langsung memperkenalkannya, "Dalam sebulan ini, kinerja Samael telah menunjukkan perubahan yang menakjubkan, dan bahkan dalam pertemuan kemarin, dia memberikan ide-ide yang cemerlang."

"Dalam sebulan ini pula, dia telah meningkatkan kinerja Perusahaan sekitar 2% atas ide-idenya itu, dan disini aku telah memutuskan untuk memberinya jabatan kosong General Manager di perusahaan ini!"

Lucy melihat sekeliling dan jelas dia melihat bahwa ada beberapa yang tidak senang. Ini tidak bisa dihindari, karena keputusan seperti ini memang terlalu cepat, dan bagi mereka yang tidak tahu, itu seolah-olah Samael melewati pintu belakang.

Dalam hati dia jijik dengan orang-orang ini, "Ingin di posisi yang tinggi tanpa kinerja nyata, kau pikir aku bodoh?"

Selain itu dia masih punya rencana sendiri untuk Samael yang jelas masih berhubungan dengan keluarganya yang serakah itu.

Lupakan Ayah dan Ibunya yang benar-benar memanjakan dirinya. Kakeknya, dan juga Neneknya sudah lama meninggal, dan satu-satunya benalu di keluarga adalah Paman kedua dan Paman Keempat sialan itu yang ingin membuatku menikah dengan orang kaya demi keserakahan mereka.

Lucy masih ingat beberapa dokumen penggelepan dana dari kedua orang itu yang benar-benar membuatnya ingin memenjarakan keduanya tapi dihentikan oleh Ayahnya yang benar-benar membuatku kesal!

Sekarang, dia hanya bisa mengandalkan Samael.

"Samael itu pintar, kurasa dia sudah sedikit tahu rencanaku. Kuharap itu tidak akan membuatnya membenciku."

Selagi pikiran itu berkeliaran, dia akhirnya berteriak: "Itu saja untuk pertemuan hari ini! Semuanya bubar! Dan Manager Samael, silahkan ikuti saya."

Semuanya langsung bubar, dan Samael mengikuti Lucy setelah melihat beberapa Ketua Bagian Department perusahaan seperti Ketua Jin memberikan jempol padanya dan beberapa Ketua wanita menatapnya dengan mata panas.

"Kurasa ini juga semacam cobaan untukku."

"Dan maksudnya?"

Samael melihat tidak ada orang disekitar dan berkata sambil mengangkat bahunya, "Ketua, kau harus tahu aku adalah seorang pria beristri. Lihat saja para wanita tadi setelah kau mengatakan itu, itu seolah aku adalah remah roti yang manis....jadi aku harus menahan diri!"

Lucy berhenti berjalan dan menepuk dahinya kelelahan, "Rasa narsismu harus kau kurangi sedikit. Untungnya Lia sepertinya bukan seorang tipe pencemburu."

Samael memikirkannya, apakah Laelia benar-benar bukan tipe pencemburu? .... Sepertinya, memang benar?

Pada akhirnya Samael tertawa dan bertanya, "Jadi aku sekarang General Manager, dan bukan Ketua Pengganti?"

"Bagaimana bisa semudah dan secepat itu." Lucy kembali berjalan dan menjelaskan dengan jari telunjuk terangkat ke atas, "Keluargaku akan merasa aku bodoh jika aku melakukannya, dan itu akan membuatku kehilangan beberapa status dan bahkan perusahaan ini."

"....Agak kasar untuk menanyakannya. Ketua, keluargamu juga tipe yang serakah untuk kantong sendiri?"

Samael memiliki pengalaman dengan keluarga seperti itu. Misalnya Keluarga Tivania dan Keluarga Alisha serta Kalika yang lebih rumit dari kabel yang terlilit satu sama lain.

Jadi wajar jika kemungkinan Keluarga Lucy disini sama ribetnya bukan?

Lucy diam dan akhirnya dia berkata dengan dingin: "Itu bukan urusanmu, Manager Samael."

"Ohhhh...."

Samael tersenyum bebas acuh tak acuh melihat wajah itu. Jelas tebakannya benar tapi dia tidak mau mengatakannya?

Wanita yang licik, sekaligus bodoh.

Pada akhirnya Samael tidak bertanya lagi, dan Lucy langsung mengantarnya menuju ruangan khususnya sekarang.

Dia akhirnya berkata: "Kau akan bekerja mulai hari ini, dan karena keputusanku yang cepat, kau harus menarik hati karyawan lainnya secepat mungkin."

"Aku mengerti, aku juga tidak ingin menambah kecemburuan bodoh mereka kepadaku. Satu Emely cukup untuk dihancurkan."

"Emely?"

"Itu motorku yang sepertinya sudah hilang sekarang. Ohhh....Emely yang malang." Samael menghela nafas sedih.

Bagaimana mengatakannya, dia agak menyukai sepeda motor itu. Tapi siapa sangka kebencian orang-orang bodoh itu akan melampiaskannya kepada sepeda motor itu yang sekarang hilang entah kemana.

Tapi kata-kata itu membuat sudut mulut Lucy berkedut tidak karuan. Apakah ada orang yang memanggil benda mati dengan nama yang intim?

....Kurasa, ini sisi lain dari Samael.

"Ehem! Aku turut berduka cita. Ngomong-ngomong, meski kau General Manager, kau harus mengerjakan tugasku, dan nanti sekertarisku akan membawakan laporan-laporan perusahaan kepadamu."

Samael duduk di kursi utama dan memberikan hormat militer pada Lucy, "Serahkan padaku Ketua, kau tidak akan kecewa pada hasilnya."

"Kuharap begitu."

Lucy pergi meninggalkan ruangan, dan Samael hanya bersandar malas sambil menatap kosong ke langit-langit.

"Baiklah....Kurasa aku sedikit mengerti alasan kenapa Lucy dan Lia sangat ingin aku duduk di kursi ini. Dan Lia....Wanita ini benar-benar tidak mau mengambil resiko?"

"Yahhh...Ini mungkin karena kebiasaan dimana dia biasanya menggenggam semuanya di dalam pengetahuannya yang kurasa hampir tak berujung, jadi setelah kekuatannya disegel, dia menjadi ragu-ragu dan tidak optimis."

"....Aku harus membantunya menghilangkan hal itu, sebagai suami yang baik!"

Tok Tok Tok....

Selagi Samael memikirkan ini, pintu diketok beberapa kali dan dia langsung berteriak rendah: "Masuk!"

Dia juga mengambil beberapa laporan disamping dan berpura-pura serius mengerjakan laporan itu tanpa mengangkat kepalanya sekarang.

"Manager, sesuai perintah Ketua Lucy, saya akan menjadi sekretaris Anda sampai saat Ketua Lucy memutuskannya kembali."

"Ohhhh...Kau sekretaris Ketua? Sangat cepat." Samael mengangguk dan menunjuk kesamping, "Letakkan laporannya kesamping."

Bam!

Suara itu akhirnya membuat Samael menghela nafas lelah, "Kurasa beban perusahaan masih besar bahkan untuk suatu perusahaan tingkat menengah."

"Ini adalah laporan penting perusahaan dan kerja sama dari beberapa bidang perusahaan lainnya. Tolong dibaca, Manager Samael."

Samael mengangkat kepalanya dan berkata, "Aku mengerti, aku akan....Oh Tuhan....Katakan dulu, siapa namamu?"

Sekretaris cantik itu mengerutkan keningnya tidak nyaman mendengar pertanyaan ini, tapi dia masih menjawab.

"Chelsea Valencia. Itu nama saya General Manager."

Next chapter