webnovel

Disengaja

"Hubungan kalian berdua benar-benar dekat..."

Laelia menghembuskan nafasnya panjang mengingat sifat Samael dan Har.

Jangan pikir Samael yang suka cari gara-gara di awal, keduanya sama saja. Bahkan selama enam bulan ini, tidak jarang Samael pulang dengan wajah sedikit bengkak karena pertengkaran dengan Har.

Terkadang mereka bertengkar karena beberapa masalah ketidaksamaan pendapat, dan ini benar-benar membuat Laelia mengeluh pada waktu itu.

Maksudku, kenapa rasanya keduanya seperti pasangan !!!

Untungnya keduanya sama-sama bajingan dan orientasi seksual mereka bisa dijamin super normal.

Samael sendiri hanya tertawa terbahak-bahak, tapi Atira langsung memasukkan anggur ke mulutnya agar tawa itu langsung menghilang~

Disaat Samael mengunyah dan membuang biji anggur, dering telephone tersengar, dan jelas disana ada nama Har disana.

Mengangkat panggilan itu dibawah suara diam Laelia dan Atira, Samael menjawabnya: "Yo, ada apa?"

"...."

"Apa? Apakah ada masalah? Oy, jawab aku."

"Sahabatku, apakah kau ingin bertemu Ayahku?"

Sudut mulut Samael berkedut mendengar, "Katakan yang jelas dan jangan buat kedua istriku disamping salah paham!"

Har di sisi lain menatap pria paruh baya di depannya yang duduk dengan tegap dan tangan terlipat, senyuman pahit dan getaran di tangannya tidak bisa dihilangkan

Pada akhirnya dia hanya bisa berkata, "Aku butuh bantuanmu, datanglah ke rumahku, secepatnya."

Tut...

"Hey? Halo? Sial! Kau meminta bantuan tapi tiba-tiba menutup panggilan lebih dulu? Dasar pria tidak ada adab." keluh Samael.

Atira menutupi bibirnya saat tertawa kecil, dia kemudian berkata: "Kalian memang sering seperti ini."

"Tapi suami, apa yang Har butuhkan? Suaranya agak ketakutan disana."

Samael mengelus alisnya dan berkata, "Aku disuruh pergi ke rumahnya, bertemu dengan Ayahnya....satu dari satu, kemungkinan ini adalah kerja sama tentang itu?"

"Eh? Keluarga Har itu sangat besar, apa perlunya denganmu?" tanya Atira bingung.

Hanya Laelia yang mengerti sedikit melalui analisis, dan dia menatap Samael yang terlihat seperti mengerti sesuatu.

Dia mengelus pelipis Samael dengan lembut, sampai akhirnya dia berbisik: "Apapun yang terjadi, itu adalah keputusanmu. Kami berdua percaya pada keputusanmu sayang."

"Lagipula, ini semua memang rencanamu bukan?"

".....Huhhhh.... Sepertinya memang tidak ada cara lain."

Samael memang sudah siap, tapi dia tidak menduga akan secepat ini: "Seperti yang dibarapkan dari keluarga besar, kalau begitu waktunya aku bekerja...sedikit lebih keras lagi!"

Samael bangkit dari sofa, dan setelah mencium kening kedua istrinya, dan mengucapkan selamat tinggal pada calon anak di perut keduanya, Samael pergi.

Setelah perjalanan panjang, Samael akhirnya sampai di sebuah mansion mewah yang merupakan rumah dari keluarga Closth.

Oh benar, nama asli Har adalah Hariel Closth. Tapi lebih enak disebut Har.

Dibawah bimbingan pelayan tampan disana, Samael dibawa ke ruang tamu yang sangat mewah, meski tidak semewah yang ada di kerajannya.

Dia berhenti sejenak ketika masuk, karena disana, dia melihat sosok Har yang terlihat sangat ingin menyusut dari ruangan itu...

Lalu ada juga seorang pria paruh baya yang merupakan Ayah Har. Dia tahu dari foto profil perusahaan Har beberapa bulan yang lalu.

Kemudian disampingnya ada seorang Kakek tua dengan rambut beruban, tapi fisiknya masih bisa dibilang bagus. Meskipun matanya agak kabur disana, itu tidak bisa menutupi beberapa ketajaman di dalamnya, ini terlihat seperti sesuatu yang terukir dari dalam.

Di sofa sebelah kanan, ada juga pria dan wanita yang terlihat seusia dengan ayah Har. Kemungkinan adalah Paman dan Bibi Har...

– Jika tidak salah, Ayah Har adalah pengusaha kelas atas, dan buktinya perusahaan itu ada di peringkat 23 di 500 Perusahaan Dunia Forbes.

– Paman dan Bibi nya adalah anggota penting Senat Kepresidenan Amerika....Dan Kakeknya adalah Mantan Panglima Tentara.

Samael merasa usus diperutnya mengerut, karena ketika mereka berkumpul bersama, pasti akan ada sesuatu yang akan membuatnya tidak nyaman!

"Y-Yo! A-Akhirnya kau datang, kesini, kesini, Ha-Hahaha...."

Mengabaikan Har yang tersedak kata-katanya sendiri, Samael duduk di kursi kosong jauh darinya, dan dengan lembut menyapa keempat orang itu yang dijawab dengan sopan oleh mereka.

Para pelayan keluar, dan hanya ada mereka di ruangan ini !!!

Bibi Har tersenyum, "Jangan tegang bocah tampan, kita tidak menggigit kok."

"Tentu saja jika kau juga seorang politis, gigitan kami lebih buruk dari tarantula." tambah Paman Har yang langsung dijewer oleh Istrinya.

Kakek Har sendiri menatap Samael dari atas ke bawah, lalu mengangguk: "Tubuh tegap, postur yang bagus, dan pernafasanmu stabil....Kupikir kau akan sama dengan cucu tidak berguna itu yang terlalu banyak menggunakan ginjalnya, tapi sepertinya berbeda."

"Tidak tidak, aku tidak sebaik Kakek yang merupakan Panglima Tentara sebelumnya." puji Samael.

Kakek itu akhirnya tersenyum dan berkata: "Meskipun kata-kata itu munafik, aku menerima pujianmu bocah. Tidak seperti cucu bodoh yang hanya bisa menguras uang dan menghasilkan anak kemana-mana."

"Ahh, Kakek, aku juga berguna tahu? Paling tidak perusahaan tidak hancur dan bahkan naik! Jelas aku tidak bermain tahu..."

"Diam bodoh! Menurutmu siapa orang yang menghamili model wanita itu sehingga membuat keributan dua bulan yang lalu?"

"Ahh...Ha, Haha..." Har langsung tertawa kosong dan menyusut. Dia sepertinya takut pada kakeknya....

Samael tersenyum puas melihat Har yang seperti ini, tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya dan menatap Ayah Har yang menatapnya dengan tajam sejak tadi.

"Jika tidak keberatan, bisa aku tahu, untuk apa aku ada disini sekarang?" tanya Samael sambil menempatkan kedua lengannya di pahanya.

Semua pandangan tertuju pada Ayah Har, dimana disana dia tiba-tiba membuka sebuah kotak kayu berisi beberapa tabung cairan hijau disana.

Disamping kotak itu, ada juga sebuah laptop yang terlihat membuka aplikasi record, lalu ada juga beberapa lembar kertas yang tersusun rapi.

Melihat tiga hal ini, Samael tetap tenang, meskipun dalam hati dia mendecakkan lidahnya berkali-kali:

– Benar saja, keputusanku tidak salah membiarkan itu dibocorkan. Tidak ada yang lepas dari mereka...

– Hehe, bagus, bagus...

"Nak Samael, kau adalah anak yang pintar dan teliti....bahkan bisa dibilang kau sebenarnya lebih teliti dariku." kalimat pembuka Ayah Har muncul.

Dia kemudian menatap tajam Samael saat berkata dengan nada super berat yang membuat ruangan itu jatuh ke dalam keheningan mutlak.

"Aha, apakah Anda mengira saya sengaja, Paman?" tanya Samael masih tetap tenang.

Ayah Har mengangguk, "Kau sengaja. Apa sebenarnya tujuanmu membeberkan semua ini?"

"Tabung peremajaan, rekaman percakapan antara kau dengan Ketua Kalika pemilik perusahaan Eastern Group, ditambah daftar laporan identitas yang dikunci oleh data militer. Tiga hal yang jelas-jelas aneh, dan kau berani membeberkannya."

"Membeberkan apa sih, Paman?" Samael masih pura-pura bodoh, "Aku hanya seorang suami dengan dua istri "saja".... tidak lebih."

"Ya."

Ayah Har mengangguk, "Tapi itu semua didasarkan pada satu hal bukan? Semua itu di dasarkan kau yang ada di Dunia ini."

"...."

Semuanya terdiam sejenak, kemudian Samael menegakkan tubuhnya, menyandarkan kedua tangannya di dudukan sofa sambil melipat kakinya di atas kaki lainnya dengan gerakan anggun.

Dengan sedikit mengangkat kepalanya, nada Samael juga berubah ke sisi tanpa emosi:

"Memang benar, tidak ada gunanya berlagak bodoh. Karena semuanya memang kusengaja agar kalian tahu."

"Aku, Samael Duodere, Raja Britannia Raya, Penguasa bayangan dari Amerika, datang dan berkunjung dari Dunia Paralel Lain ke Dunia ini!"

Samael: "Tundukkan kepala kalian, kalian menghadapi seorang Raja !!!"

Next chapter