webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Not enough ratings
721 Chs

Bermain Dengan Helina

"Samael !!!" (Helina)

"Kakak Sam!" (Tilina)

"Kakak?" (Ririca & Finri)

Semua orang di ruang keluarga terkejut melihat Samael kembali. Tapi Samael bisa melihat bahwa pipi dari Helina, Tilina, dan Ririca memerah.

'Ehh? Efek wajahku sepertinya masih berefek pada mereka. Ini mungkin karena aku terbiasa dengan Lola dan Tivana yang terbiasa dengan wajahku...' Samael tersenyum kecut.

Memang benar, bahkan saat berbelanja tadi, Samael bisa mendengar beberapa wanita menampar pacarnya atau bahkan mengatakan bahwa dia ingin putus! Anehnya, tidak ada yang menghampirinya....

Alasan kenapa mereka tidak berani mendekat, ini karena aura pasif di tubuh Samael. Bahkan tanpa mengaktifkan secara penuh aura bangsawannya, aura kecilnya saja sudah cukup bagi para wanita itu minder!

Adapun kenapa Lola dan Tivana bisa tenang di hadapan Samael, jelas karena Lola sendiri terbiasa tampil di banyak orang termasuk para bangsawan. Sedangkan Tivana, tidak usah dikatakan, dia sendiri adalah bangsawan.

Saat Samael berpikir, dia merasakan bahwa dia dipeluk oleh seseorang. Dia menunduk dan melihat sosok adik bungsunya yang masih berumur 5 tahun.

"Finri, apakah kau rindu pada Kakak?" Finri mengangkat kepalanya, lalu mengangkat kedua tangannya ke Samael.

Samael tersenyum dan segera menggendong Finri. Finri tertawa senang dan dihadiahi ciuman sayang oleh Samael di pipi.

"Itu....Apakah kau benar-benar Kakak Sam?" Adik pertama, Tilina bertanya.

Ini karena hanya dia yang belum melihat wajah Samael sejak dia melakukan transformasi. Hanya Helina dan Ririca yang melihatnya pada saat terakhir, adapun Finri yang tidak terpengaruh...ini karena dia masih terlalu kecil untuk mengerti masalah cinta.

"Ini benar-benar Kakakmu, Samael yang tercinta kau tahu~?" Kata Samael dengan lucu.

Tilina, Ririca, dan bahkan Helina memerah dan mereka merasakan bahwa tubuh mereka memanas!

"Yah....sudah lima hari Kakak tidak bertemu dengan kalian~~, Kakakmu Samael sangat rindu dengan adik-adiknya yang cantik dan imut~~~...Jadi, tidak mau memeluk Kakakmu?" Samael meletakkan Finri, dan Finri yang tidak puas segera menginjak kaki Samael dengan kaki kecilnya.

Tapi Samael tidak peduli dengan Finri dan maju untuk memeluk kedua adiknya yang sudah dewasa ini.

"Uh..."

"Nnnn...."

Saat tubuh keduanya dipeluk oleh Samael, baik itu Tilina atau Ririca mengeluarkan suara yang aneh! Bahkan tubuh mereka bergetar!

Samael juga merasakan bahwa celananya agak basah dan segera melepas pelukannya.

Saat Samael melepas pelukannya, Tilina dan ririca segera pergi ke kamarnya masing-masing dengan wajah superrrr merah!

'Tidak mungkin...mereka "keluar" hanya dengan ini ???' Melirik kebawah, Samael tidak bisa menahan wajah canggung.

Kemudian, Samael menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran ini dan kemudian dia memandang Helina yang menatapnya dengan panas dari tadi.

"Ibu..." Samael agak pahit saat ini.

Dia pergi selama lima hari dan bahkan tanpa sedikitpun menghubunginya. Bahkan dia pergi saat hubungannya dengan Helen tegang! Jadi, Samael agak bersalah.

Meskipun Helina telah menunjukkan sisi tersembunyinya, bukan berarti Samael membencinya.

Dia sangat menghormati dan menyukai ibu keduanya ini! Bahkan jika dia memilih antara "Pacar" atau "Ibu", maka dia akan memilih "Ibu" tanpa ragu!

"Itu...Samael, apa, apa kau baik-baik saja...dalam beberapa hari ini?" Helina bertanya dengan agak gagap.

"Tidak apa-apa. Aku hanya memiliki beberapa masalah di penyisihan kompetisi piano. Umm...seharusnya aku sudah dibicarakan di TV bukan?"

"Ya!" Helina tiba-tiba tersenyum lembut: "Ibu bangga denganmu, Samael."

Mendengar ini, Samael hampir tidak bisa menahan senyumnya! Pujian ibunya, lebih berharga daripada semua saham yang dia miliki beberapa saat yang lalu!

Tanpa ragu, Samael segera memeluk Helina dengan erat!

"Sa, Samael! Lepas, lepaskan aku! Aku...."

"Helina...." Samael berbisik pada telinga Helina dengan lembut.

Nafas panas dan suara Samael membuat tubuh panas Helina semakin panas! Dan Samael juga bisa merasakan ada sesuatu yang mengeras di dadanya!

"Samael, Samael! Aku...aku ibumu!"

"Helina!" Samael menaikkan nadanya dam mengambil nafas sedikit, lalu berkata di telinganya: "Aku menyukaimu!"

"Hhnnn...." kaki Helina melemah dan akan segera runtuh. Untung saja Samael sudah memeluk Helina dengan erat dari tadi!

Samael segera memegang Helina dengan satu tangan, dan satu tangan yang lain menyentuh pipi halus Helina!

Menatap mata Helina yang terlihat ada hati disana, Samael tersenyum dan segera menciumnya!

"Un....Un, Samael..." Helina anehnya menanggapi ciuman ini dengan panas!

Samael juga menggerakkan tangan di pipi Helina menuju dadanya yang melimpah! Menyentuh dadanya, Helina bergetar berkali-kali, dan Samael segera membuka bra Helina!

"Samael...." Helina menyudahi ciuman dan menatap Samael dengan mata penuh kerinduan!

Tangan Samael langsung menyelinap masuk ke bajunya, dan tidak lupa dia mendorong Helina ke sofa!

Disamping keduanya yang sedang tumpang tindih, Finri menatap keduanya dengan bingung. Helina yang menyadari ini bergetar sekali lagi!

Helina sepertinya ada atribut khusus M !!!

"Kakak? Ibu? Kalian melakukan apa?"

"Ahh...Fin, Finri...Ini..."

Samael juga lupa bahwa ada adik bungsunya disini, jadi tanpa daya, Samael hanya bisa menyudahi hal ini.

Lalu Samael mengambil Finri ke pelukannya lagi, dan membisikkan sesuatu ke telinga Helina.

"Jangan kunci pintumu malam ini." Tubuh Helina bergetar dan matanya menatap Samael dengan tidak berdaya.

Tapi Samael hanya memberi Helina ciuman ringan di bibir Helina dan pergi ke kamarnya bersama Loli Finri ini.

Helina yang ditinggalkan sendirian di sofa, segera tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan!

'"""Aku, aku benar-benar melakukan hal seperti itu dengan anakkku! Helina, kau, kau, kau ibu yang buruk!"""' Helina ingin menangis, tapi saat tangannya menyentuh bibirnya: """Itu...sudah lama...."""

Meskipun Helina mengeluh dalam hatinya, tapi jelas Samael bisa mendengar ini melalui May!

"Kakak cabul besar!" May cemberut, tapi Samael hanya tersenyum kecil.

'Helina, adalah wanita pertama yang aku cintai. Sejak aku kecil, aku tidak melihatnya sebagai "Ibu", tapi seorang "wanita". Kau harus tahu kenapa ini terjadi.'

May menghela nafas: "Lupakan, lagipula, May bisa melihat drama gratis disini! Tentu saja, jika ada popcorn dan soda, itu akan lebih baik!"

'Ya, ya, aku akan mengisi dayamu nanti dan kau bisa makan dengan senang!'

"Way! Kakak yang terbaik !!!" May memberi ciuman kecil di pipi Samael.

Samael dengan tenang tersenyum dan terus maju menuju kamarnya dengan Finri.

Tapi....

Saat dia melewati kamar Ririca yang bersebalahan, pintu kamarnya terbuka dengan Ririca yang memakai baju yang berbeda dari tadi.

Dia memerah dan memegang kedua ujung bajunya dengan kedua tangannya. Dia malu sekaligus gugup.

"Ada apa Ririca?" tanya Samael aneh saat melihat adik kecilnya.

Mendengar Samael mengucapkan namanya, Ririca mencoba setenang mungkin dengan mengambil nafas sebentar dan berkata: "Kakak, aku butuh bantuanmu !!!"